Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Gerejaku adalah Rumahku

Yenti's picture

GEREJAKU ADALAH RUMAHKU

Gereja bukanlah sebuah gedung bangunan, melainkan kumpulan umat berdosa yang dipanggil keluar dari kegelapan untuk bersekutu bersama dalam Yesus Kristus. Orang berdosa, orang berdosa, orang berdosa dan orang berdosa yang dijadikan menjadi suatu kumpulan orang berdosa.

 

Bayangkan REAKSI yang akan kita berikan saat teman sepelayanan meninggalkan pelayanan untuk beberapa lama, dan akhirnya berpindah-pindah ke gereja lain, apakah kita akan memiliki reaksi yang sama seperti pada saat dia berada dalam pelayanan yang sama dengan kita? Apakah kata “ Pembelot atau pengkhianat” akan keluar dari mulut kita ? Apakah memang benar apa yang dikatakan sebagai arti dari “gereja” boleh menjadi sesuatu yang nyata dalam kehidupan kekristenan ?

Saat seseorang mengakui dosanya, bagaimana reaksi yang kita berikan ? Apakah kita akan tetap memberikan dukungan kepadanya, ataukah kita hanya membohongi dirinya dengan memberikan kalimat yang menguatkan di hadapannya, tetapi mencibir dan menggosipkan dengan hal yang tidak mengenakkan telinga di belakangnya ?

Gereja bukanlah sesuatu yang sempurna. Semakin kita mengenal kata “gereja” , semakin banyak pergumulan yang harus kita pikirkan. Semakin kita mengenal “gereja”, semakin banyak juga kekecewaan yang mungkin ditimbulkan dari kata tersebut. Hal ini kadang-kadang mendorong banyak orang yang akhirnya mengakhiri pilihannya untuk tidak melibatkan diri terlalu dalam ke “gereja “ itu sendiri.  

                                                                                                                             

GEREJAKU ADALAH RUMAHKU. Mari bayangkan sebuah rumah indah yang boleh memberikan kenikmatan dalam banyak hal :

  • Orang-orang di dalamnya yang boleh saling mendukung , mengasihi, melayani dan membangun satu dengan yang lain dan menimbulkan kerinduan yang mendalam pada hati setiap orang yang ada di dalamnya untuk bersekutu bersama
  • Tempat yang membuat kita boleh merasakan indahnya suatu persekutuan sehingga ada perasaan memiliki dan munculnya usaha untuk menjaga keutuhan rumah dengan semua anggota yang ada
  • Pondasi dan pilar-pilar yang kuat dan memberikan kenyamanan bagi semua orang yang tinggal di dalamnya
  •  Mimbar yang sangat menggema  dan memberikan makanan dan minuman yang sangat menyehatkan bagi anggota yang ada, bukan entertain yang menyenangkan dan mengenakkan telinga.
  • Pengelola dan anggota yang bertanggung jawab menjalankan fungsi masing-masing sesuai dengan karunia yang telah diberikan Tuhan

 

Terlihat bayangan ini seperti bayangan ideal dari gereja.

GEREJAKU BUKAN MENJADI RUMAHKU. GEREJA HANYA MENJADI RUMAH SINGGAH BAGIKU.

  • Saya hanya akan kembali saat saya membutuhkan sesuatu dalam rumahku misalnya entertain, makanan dan minuman yang enak, tempat yang nyaman,dll.
  • Saya tidak memiliki teman yang mendukungku dan membuatku bertumbuh menjadi seorang yang lebih baik dan jujur melihat kepada kelemahan dan kekuatan dalam diriku
  • Saya merasa seperti orang asing dalam lingkungan rumahku
  • Saya tidak memiliki seorang teman share yang dapat kupercaya dalam rumahku.
  • Bagiku yang tepenting adalah kebaktian/ komisi di mana saya berada, bagian lain bukanlah urusanku.
  • Saya hidup dalam dualisme kehidupan, menjadi orang-orang yang hanya terlihat seperti Malaikat saat berada di lingkungan domba, dan Iblis saat saya berada dalam lingkungan serigala
  • Saya hanya melaksanakan segala sesuatu yang terbaik saat saya menjadi “Sesuatu” dimana saya melayani
  • Inisiatif dalam diriku hanya muncul karena saya ingin memperlihatkan, sayalah orang terpenting dalam rumahku, bukan orang lain.
  • Saya melayani diriku sendiri dan bukan melayani Tuhan dan sesama
  • Saya tidak pernah menyediakan waktu bergaul akrab dengan Tuhan
  • Yang penting pelayanan dan bukanlah perubahan sikap , karena aktivitas membuktikan saya sebagai bagian dari gereja.
  • Keutuhan gereja bukanlah tanggung jawabku, karena saya tidak merasa memiliki rumahku 

 

HAPARANKU, GEREJAKU ADALAH RUMAHKU. BUKAN RUMAH SINGGAH DALAM HIDUPKU.

  •  Otoritas Alkitab menjadi pondasi dalam mimbar di Rumahku, bukanlah hikmat dan perkataan manusia
  •  Makanan dan minuman sehat yang diberikan kepada anggota bukanlah makanan dan minuman yang memabukkan dan berakibat kehancuran .
  •  Nafas hidup yang konstan yaitu berdoa senantiasa bagi anggota yang ada
  • Setia dalam persekutuan bersama dengan anggota-anggota yang  lain
  •  Adanya Pengorbanan waktu,tenaga dan harga untuk membangun keluarga yang sehat
  •  Pilar-pilar yang menguatkan disertai dengan kerinduan melayani dari setiap anggota untuk menjalankan tugas sesuai karunia masing-masing.
  • Tidak adanya dualisme dalam hidup yang berakibat Injil menjadi sesuatu yang akan dihina karena perkataan sangat berbeda dengan perbuatan.
  • Adanya kerinduan membagikan berita Injil kepada jiwa-jiwa  yang belum mengenal Tuhan
  •  Adanya pemuridan dan regenerasi karena gereja akan terus berkembang
  •  Harus siap dan terbuka menerima banyak perubahan terhadap kehidupan dunia luar yang disesuaikan dengan otoritas Alkitab  

GEREJAKU ADALAH RUMAHKU, DAN GEREJAKU BUKANLAH RUMAH SINGGAH DALAM HIDUPKU.

 

31 Agustus 2009

kardi's picture

@ yenti, tulisan yang menarik,gereja bukanlah rumah singgah.

@yenti, memang betul gereja bukanlah rumah singgah. Tetapi banyak orang yang keluar-masuk , kenapa?Karena mereka mencari rumput yang lebih hijau, susu yang lebih manis, tidak mau makanan yang keras-keras. Inilah tandanya akhir zaman, si iblis lebih giat lagi bekerja, bagaimana dengan kita masing-masing?Apakah kita masih hidup dalam kedagingan dan tidak memperhatikan kerohanian kita? Biar Tuhan yang menyelidiki dan menilai hidup kita dan kita berserah kepada kehendakNya, karena rancanganNya indah bagi masa depan yang penuh harapan, pegang janji-janjiNya dengan hidup taat dan seturut firmanNya. Perlu hidup dalam kelompok-kelompok sel yang saling membangun dan menguatkan dalam tali kasih Kristus yang mempersatukan dan menyempurnakan hidup kita. Terus berkarya. GBU

Yenti's picture

Salahkan mencari rumput tetangga yang lebih indah?

Salahkah mencari rumput tetangga yang lebih indah ?? Apakah selamanya kita harus tetap berada dalam rumah yang berantakan? tentu saja tidak:)

Pintar-pintar mencari rumput tetangga saja, agar rumput tetangga yang didapat tidak lebih parah dari rumah utama:)