Fenomena menarik

Cik Joli,

Minggu kemarin, saya memimpin persiapan mengajar Guru Sekolah Minggu. Ndilalahnya, materinya juga dari Markus 10:35-45.  Sampai sekarang topik itu masih terngiang-ngiang di kepala. Saya merenung, kalau menempatkan diri sebagai pelayan, hamba atau gedibal, sebenarnya saya tidak punya hak untuk mengeluh atau menuntut macam-macam kepada Tuhan.

Purnawan, tulisan ini memang di dapat setelah persiapan guru sekolah minggu rabu lalu, sebelum shooting kue keranjang kan??

Saya belum pernah menjadi pelayan, apalagi hamba.. Namun saya menghargai pelayan karena adik ipar saya pernah menjadi pelayan di negeri seberang sana. Jadi memberi TIP bila makan di resto jarang sekali perhitungan karena selalu mengingat adik.. bisa jadi Clair juga akan jadi pelayan untuk kebutuhan hidup di tempat yang jauh dari mama-nya.

Saya bukan hamba Tuhan yang berjabatan, tetapi saya menghargai dan hormat kepada pendeta, karena adik sepupu saya juga hamba Tuhan, saya tahu bagaimana dia mengasihi Tuhannya, dan memberi diri untuk melayani Allahnya. NAMUN akhir-akhir ini kesel bener, sebelnya hingga sampai ke ubun-ubun dengan hamba Tuhan yang memimpin dengan kelewatan hingga berani "mengusir" halus para anak Tuhan.. :(

Merasa sebagai yang "diurapi" jadi semena-mena, dan cilaka-nya lagi anak-anak juga takut kualat, jadilah ada tuhan-tuhan kecil di institusi keagamaan..

Kata-nya ini karena efek jaman yang suka wolak walik ya, biarlah.... manusiawi katanya..

Btw apa itu gedibal? baru tahu istilah ini dari Wawan..

Karena belum pernah jadi hamba dan pelayan, sulit bayangin dan menempatkan diri, tapi yang selama ini saya sadari, dulu-nya saya adalah tunas liar, jadi ya mesti tahu dirilah. Taat, adalah respond yang harus di jalani sebagai tunas liar yang menerima karunia, boleh menjadi hidup karena ijin nempel ke akar pemberi hidup..

Hidup saya ini hanya berhadap pada rahmat dan belas kasihan Tuhan. 

Ketika dalam kandungan, saya berada dalam posisi sungsang. Dokter sudah membalik posisi, tetapi dasar ngeyel, saya balik lagi ke posisi sungsang. Maka ketika lahir, kaki saya yang lebih dulu. Tidak seperti bayi lain, saya tidak segera menangis. Tubuh saya sudah membiru. Selama lebih dari 6 jam, saya tidak mengeluarkan tangis.

Ibu sangat sedih dan mengira saya sudah mati. Ketika diberitahu bahwa saya masih hidup, ibu saya bahkan tidak percaya. Dipikirnya itu kabar bohong hanya untuk menghibur dia saja.

***

Puluhan tahun kemudian, seorang pengkotbah menceritakan pengalaman ketika nyaris mati. Dia mendengar suara, "Hidupmu sekarang itu hanya nyawa sambungan." Deg!! Saya tiba-tiba seperti deseret pada masa lebih dari 30 tahun yang lalu. Seolah-olah suara itu juga ditujukan pada saya. "Ingatlah cerita orangtuamu ketika kamu lahir. Hidupmu yang sekarang ini hanya sambungan."

Hidup saya sekarang ini hanya anugerah dan rahmat Allah.

Purnawan Kristanto "Hari ini Minggu Kliwon, tgl 02 Mei 2010, jam 11.45, tepat 39 tahun umurmu." Itu bunyi SMS dari Ibuku. Terimakasih Ibu. Pada tahun 1971, Ibuku berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkanku, yang telah dikandungnya selama 9 bulan lebih dalam posisi SUNGSANG.

===================================================

Hari ini Minggu 2 Mei teringat ,  cerita kelahiran sobat dunia maya yang kukenal, karena Anugerah dan Rahmat Tuhan..

Happy Birthday Wawan, smoga rahmat dan kasih sayang Tuhan senantiasa bersertamu..

Happy blessed birthday, Pak Wawan. Semoga Pak Wawan dan keluarga semakin diberkati Tuhan. Makin bertumbuh dan menjadi berkat. Lot of luck untuk pelayanan ke depan... Be a good daddy, good hubby, awesome writter. All the best for u, ^^

From Us. Min & Van.

Happy blessed birthday, Pak Wawan. Semoga Pak Wawan dan keluarga semakin diberkati Tuhan. Makin bertumbuh dan menjadi berkat. Lot of luck untuk pelayanan ke depan... Be a good daddy, good hubby, awesome writter. All the best for u, ^^

From Us. Min & Van.