Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ekstrabiblikal
Walaupun ungkapan Sola Scriptura masih relevan, mesti diakui bahwa di masa lampau banyak di antara para teolog Eropa yang mengambil penafsiran ekstrim terhadap dalil Sola Scriptura.
Salah satu akibat dari penafsiran ekstrim tersebut di antaranya adalah mereka lantas cenderung mengembangkan berbagai teologi yang ahistoris, sebagai contoh Ferdinand Baur dari mazhab Tubingen mengembangkan model sejarah gereja perdana bertolak dari asumsi dialektika sejarah Hegel, bukannya dari sumber-sumber sejarah primer seperti Apostolic Fathers. Namun dengan terbitnya buku von Harnack dan J.B. Lightfoot, maka mazhab Tubingen tersebut kini telah ditinggalkan.
Pentingnya sumber-sumber ekstrabiblikal
Para ahli dewasa ini kian mengakui pentingnya membaca sumber-sumber di luar kanon (ekstrabiblikal) guna memberikan pemahaman yang baik terhadap apa yang disampaikan dalam Alkitab. Di antaranya yang dapat disebut adalah:
a. Catatan sejarah primer seperti Josephus, Eusebius, Pliny the Elders, dll.
b. Tulisan para bapa gereja (Apostolic Fathers), khususnya dari abad 1-3, sebagai mata rantai antara para rasul hingga periode Konsili Nicea. Jika kita membaca tulisan para bapa gereja, jelas nampak adanya kesinambungan pemikiran serta suksesi apostolik. Dengan demikian tidak benar tuduhan sementara orang bahwa Konsili Nicea menetapkan kanon Alkitab atas dasar pemikiran saat itu saja, melainkan dengan mempertimbangkan ajaran para bapa gereja yang mewarisi para rasul.
c. Temuan-temuan arkeologi biblika. Misalnya, ada artikel yang dimuat di jurnal Biblical Archaeological Review, juni 2016, yang menunjukkan bahwa setidaknya 50 orang yang disebut dalam Kitab Suci (PL) memang pernah ada dalam sejarah.
d. Tulisan-tulisan rabinik, misalnya Targum Onkelos, yang membantu memahami tradisi Yahudi, seperti konsep tentang Memra/Firman dalam PL.
e. Manuskrip-manuskrip kuno seperti Kitab Henokh dan Dead Sea Scrolls. Kitab Henokh dan Kitab Daniel biasanya dipelajari bila kita ingin memahami makna istilah Anak Manusia yang sering digunakan oleh Yesus.(1)(4)(5) Sementara itu DSS berguna untuk memahami pemikiran kaum Eseni yang diduga tinggal di Qumran sekitar seabad sebelum masa hidup Yesus. Misalnya, ada sementara ahli yang menduga bahwa ada pengaruh Esenik terhadap konsep pertentangan antara terang dan gelap dalam Injil Yohanes. Lihat misalnya (2)(3).
f. Deuterokanonika, atau kanon sekunder (deutero: kedua). Meskipun kitab-kitab ini tidak termasuk dalam kanon Protestan, toh para ahli kitab kini membacanya juga karena berguna sebagai petunjuk sejarah akan apa yang terjadi pada periode Intertestamental (periode 400 tahun dari kitab Maleakhi hingga masa Yesus).
g. Sumber-sumber sejarah lainnya, seperti prasasti kuno yang mungkin dapat memberi petunjuk terhadap berbagai peristiwa yang disebut dalam Alkitab.
Penutup
Jadi dokumen-dokumen sejarah primer sangat penting untuk dipelajari, agar kita terhindar dari kesalahan karena mengembangkan berbagai pemikiran ahistoris yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Versi 1.0: 22 juni 2016, pk. 9:33
VC
Referensi:
(1) James A. Waddell. The Messiah: A comparative study of the Enochih Son of God and Pauline gKyrios. New York: T&T Clark Int., 2011
(2) James H. Charlesworth. John and Qumran. London: Geoffrey Chapman, 1972.
(3) Elizabeth W. Mburu. Qumran and the Origins of Johannine Language and Symbolism. New York: T&T Clark Int., 2010
(4) Gabriele Boccaccini. Beyond the Essene hypothesis. Cambridge: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1998
(5) Gabriele Boccaccini & John J. Collins (eds). The early Enoch literature. Leiden: Brill, 2007.
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 3962 reads
@Victorc, Pertanyaannya apa sih Pak?
Anda menulis:
Shalom, selamat pagi saudaraku. Beberapa hari yang lalu ada yang menanyakan tentang Sola Scriptura. Artikel ini merupakan tanggapan ringkas.
Saya:
Ini menjawab pertanyaan yang mana sih Pak? Kok saya jadi bingung ya? Bukannya pertanyaannya seputar otoritas Alkitab? Kok malah yang dibahas sumber2 ekstrabiblikal dan kaitannya dengan sejarah?
Saya Suka Bebek Panggang...
@dan-dan: artikel ini untuk wilefhas62...
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
@victorc : Sola Scriptura tdk relevan lagi?
Dari tulisan di atas, saya menyimpulkan bhw sola scriptura sdh tdk relevan lagi,
dan Alkitab bukanlah satu-satunya yg berotoritas dlm keimanan Kristen
Maaf kalau saya salah menyimpulkan
@wilefhas62: tetap relevan...
b. dari sejarahnya, Luther bermaksud mengembalikan ajaran gereja ke sumber Alkitab. Mungkin bisa disebut: back to bible. Lihat misalnya artikel ini: http://reformed.sabda.org/doktrin_sola_scriptura
c. Namun perlu disadari bahwa gereja-gereja di barat agak tercerabut dari akar sejarahnya, karena tidak memiliki tradisi mempelajari patrologi (studi tentang pemikiran para bapa gereja). Patrologi dipelajari oleh gereja ortodoks timur sampai hari ini. Itu yang mesti diadopsi.
d. Meski demikian, studi patrologi, sejarah primer dan sumber-sumber ekstrabiblikal lainnya mesti diletakkan di bawah otoritas Alkitab. Jadi sumber ekstrabiblikal tidak bermaksud menggantikan otoritas Alkitab.
e. jika kita tidak mau mempelajari sumber-sumber ekstrabiblikal terutama sejarah primer, akan mudah terombang-ambing dengan pelbagai ajaran sensasional.
semoga jawaban ini memperjelas apa yang saya maksud. Thx.
VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
@victor : ektrabiblikal untuk mendukung teologi ?
Sebagaimana bro tulis, bhw sumber ekstarbiblikal dibutuhkan untuk menghindari teologi yg ahistoris.
Saya sebenarnya tdk punya latar belakang teologi, shg saya tdk tau apa dan bagaimana teologi yg ahistoris tsbt, tapi saya beranggapan bhw teologi ahistoris itu adalah teologi yg "agak melenceng"
Shingga dari tulisan itu saya menyimpulkan, bhw jika hanya berdasarkan Alkitab tok, teologi bisa "melenceng"
Nah dgn semikian Scriptura saja sdh tdk cukup untuk dijadikan sebagai dasar pengajaran dan iman dan/tau teologi.
Konsekuensinya Sola skriptura sdh tdk relevan.
wileghas
@ Victor : dan lagi....
dan lagi...
bagaimana kita memilah-milah, mana sumber ekstrabiblikal yg boleh kita rujuk dan mana yg tidak.
Siapa yg berotoritas untuk menentukan sumber ekstrabiblikal mana yg boleh dirujuk dan yg tdk boleh.
Sebagai contoh, Katolik menggunakan "tradisi" dlm berbagai pengajaran mereka, dan umat protestan mengaggap itu sebagai suatu kesalahan.
apakah Sola Scriptura itu Alkitab ?!?!
Pertanyaannya apakah yang dimaksud dengan Sola Scriptura itu Alkitab ?!?!
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@JF
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
@victorc, persoalan otoritas
Pak Victorc,
Saya melihat untuk kita bisa menentukan apa maksud tulisan2 Alkitab maka kita membutuhkan sumber2 lain, seperti kata Pak Victorc sendiri. Sampai disini saya setuju. Walaupun sampai saat ini saya melihat bahwa kita tidak bisa/belum bias menentukan tafsiran mana yang paling tepat. Kita hanya bisa mendekatinya dengan berdasarkan suatu cabang ilmu. Misalnya dengan ber-hermeneutik.
Nah masalahnya, ketika kita menghermeneutik(baca: menafsir) Alkitab, result nya bisa beda2, tergantung dari informasi dan data2 yang kita terima yang akan kita pake did alam proses hermeneutika tersebut. Sedangkan informasi dan data2 yang kita punya akan terus berkembang.
Jadi mana yang lebih berotoritas? Alkitab atau Hermeneutik? Katakanlah bahwa ALkitab lebih berotoritas, maka hasilnya akan sama saja, karena toh result tentang arti tulisan2 Alkitab akan berbeda2 dan terus berkembang.
Mengenai sumber2 lawas jaman dahulu apakah bisa kita jadikan patokan kebenaran? Saya rasa tidak, karena di Alkitab sendiri dicatat bahwa masa itu banyak sekali penyimpangan2. Dan pengkanonan Alkitab itu selesai sekitar 300 tahun setelahnya(itupun banyak ketidak sepakatan dlm kanon), dan sekarang kita ada 2000tahun setelahnya pula.
Bukannya saya tidak mau percaya pada otoritas alkitab. Tapi pertanyaan saya adalah bagaimana cara kita menjawab dan menerangkan bahwa Alkitab memang berotoritas?
Apakah kita bisa memberikan jawaban bagi pertanyaan2 dunia ini. Atau hanya pake jurus "pokoknya" saja?
Saya Suka Bebek Panggang...
@Dan-dan: hermeneutika adalah sekumpulan metode...
Tentang sumber-sumber di luar Alkitab, kalau Anda baca artikel saya dengan teliti, saya tidak menyebut Injil-Injil non kanonik sebagai perlu dibaca, demikian juga naskah-naskah heretik lainnya. Yang saya usulkan untuk perlu dibaca adalah naskah-naskah sejarah primer, tulisan bapa-bapa gereja (Apostolic Fathers), dan juga arkeologi biblika.
Jbu,
VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
@victorc, bukan disitu intinya.
Iya Pak, saya mengerti bahwa hermeneutika itu menuntun orang di dalam menafsir sehingga tafsirannya dapat dipertanggungjawabkan. Tapi dipertanggungjawabkannya itu tidaklah absolut. Dipertanggungjawabkan di dalam term2 ilmu hermeneutika. Itupun di dalam hermeneutika bisa terjadi banyak sekali result, tergantung dari data2 yang kita punya untuk diolah di dalam hermeneutika. Jadi disini tidak absolut.
Tapi pertanyaan dan yang saya bahas disini bukan itu Pak.
Lagipula Naskah sejarah primer dan tulisan para bapa gereja juga bisa saja salah isinya.
Pertanyaan saya adalah: (saya copas) Bukannya saya tidak mau percaya pada otoritas alkitab. Tapi pertanyaan saya adalah bagaimana cara kita menjawab dan menerangkan bahwa Alkitab memang berotoritas?
Selama ini orang yang saya temui dan yang saya tanyai(terumata para inerantis), belum ada yang bisa menjawab pertanyaan2 demikian, mereka hanya memaksa alkitab berotoritas atas alasan supaya ada yang bisa menjadi landasan keimanan mereka.
Saya Suka Bebek Panggang...