Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
DOA BARU : BAPA KAMI YANG DI SORGA, MAJU TAK GENTAR.....
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu,karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. (Kolose 3 : 15 )
Kubaca berulangkali ayat tersebut, yang nanti kusiapkan untuk menghiasi kalimat depan pada undangan pernikahanku yang sebentar lagi siap dicetak.
Menikah? Ya, menikah memang tidak terlintas sama sekali dalam pikiranku. Berkeluarga dengan seorang lelaki yang belum aku kenal sama sekali adalah suatu tindakan bodoh. Tetapi toh aku tidak punya daya untuk menolak kehendak papaku.
Usiaku sudah kepala tiga,usia yang bagi kaumku adalah usia kritis. Sebetulnya aku tak perduli bila orang menganggapku perawan jomblo yang awet ngejomblo. Zaman sekarang ini rasanya tidak aneh lagi seorang wanita belum menikah di usia tiga puluhan. Tapi keluargaku tidak menginginkan anak perempuan satu-satunya dituduh tidak laku-laku. ( Dari kejauhan terdengar lagunya Wali , Cari Jodoh, ....pengumuman-pengumuman siapa yang punya anak bilang aku....)
"Tante, menikah, kawin, berkeluarga, rasanya aku belum siap, belum mampu. Tetapi aku tidak kuasa menolak kehendak keluarga," keluhku pada Tante Semil, tetangga belakang rumah, yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Karena dengan beliaulah aku sering curhat. "Bagaimana enaknya Tante?"
"Kenapa resah gelisah? Kawin itu enak kok Reisa!"
"Enak gimana sih Tante?"
"Ealaah bocah! Kita hidup ini akhirnya kan hidup berpasangan seperti yang tertulis dalam Alkitab. Punya keturunan, ngurusin rumah, pisah dari keluarga. Sudahlah jalani saja seperti air."
"Tetapi apakah suamiku akan bisa menerimaku Tante?
"Lelaki itu di mana saja sama! Maunya pengin punya istri yang cantik, pinter cari duit, pinter dandan, pinter di ranjang , wah pokoknya kalo dituruti maunya serba sempurna. Tapi mana ada perempuan di Dunia ini yang sempurna, Reis?"
"Kalo Om Sandma gimana?"
"Suamiku itu gampangan kok! Dulu sih waktu masih pacaran, sok ngatur begini tidak baik, begitu kurang alkitabiah wah pokoknya reseh banget. Sekarang sih ndak masalah, kalo marah, malamnya nggak tak kasih."
"Dikasih apa Tante?"
"Ah kamu itu udah gede kok nggak tau! Nanti kalo kamu dah kawin kan tau sendiri he he he..."
Memang menyenangkan bila berbincang dengan Tante Semil, ucapannya menggugah semangat selalu.
'Dulu tante bisa lama pacaran dengan Om Sandma, jadi enak sudah tau masing-masing tabiatnya. Sedang aku, ketemu aja belum, papaku cuma bilang, biar surprise!"
Reisa, pilihan orangtua itu tidak bakal sembarangan. Bibit,Bebet. Bobotnya pasti sudah diperhitungkan, Apalagi papamu aktif di gereja, tentu sudah menemukan gembala yang siap mendampingimu."
Aku tersenyum, ada girang menelusup di relung hati ini. Iya ya mana mungkin orangtuaku menjerumuskan anaknya ke lubang kesengsaraan. Memberikan anak perempuannya kepada lelaki yang diragukan masa depannya.. Tetapi bukankah tidak sedikit orang yang dijodohkan akhirnya berantakan? Contohnya, Manohara atau Cici Paramida atau ah masih banyak pokoknya.
"Apakah dia nanti bisa sesuai dengan diriku Tante?"
"Oh pasti sesuai Reis!
"Maksudnya Tante?"
"Asal dia bener-bener laki laki lho? Laki-laki ketemu perempuan kan pas to hihihi...Min ketemu Ples, Baut ketemu Mur, burung ketemu sarangnya hahaha..."
"Ah Tante ini nggodain terus, kirain serius," sahutku cemberut.
"Reis, Reis, tadi kan sudah kukatakan ,laki-laki itu di mana aja sama. Tapi kalo dia udah setuju dijodohkan sama kamu, otomatis dia mau sama kamu. Lelaki bodoh yg menolak dirimu, yang cantik tapi kuper he he he..." Langsung aja kucubit Tante Semil yang terus ngeledekin aku.
Dan obrolan kami pun terus berlanjut hingga larut menjelang semaput!
*****
Hari pernikahan pun tiba. Dengan didandani pengantin model Jawa, wajahku berubah semakin cantik. Dan Tante Semil tak henti-hentinya memuji sekaligus ngegodain terus, wah pokoknya ada Tante Semil suasana meriah dan kebahagiaanku bertambah.
Di depan Altar Gereja kami berjanji
Saling memanggul Salib suci
Mencoba saling mengerti
Dua hati bersatu sampai mati.
Baru kali inilah aku bersanding dengan seorang lelaki yang kini resmi jadi suamiku. Ternyata ramah, senyumnya menyegarkan, sungguh papa tidak keliru memilihkan mantu.
Saat yang melelahkan akhirnya berakhir. Tapi aku tak bisa mengusir rasa kikuk, malu, bingung, bagaimana aku mesti berbicara dengan suamiku nanti? Lebih-lebih malam ini adalah malam pertamaku. Sungguh, malam pertamaku disentuh oleh laki-laki yang baru bertemu. Karena aku masih perawan, original, bener-bener asli, bahkan jari telunjuk pun belum menembusnya. Kalo gak percaya tanya ama Tante Semil!!
Aku buru-buru ke belakang menemui Tante Semil. Kulihat suamiku bengong aja. Toh aku sudah pamit sama mamaku dengan alasan yang bisa diterima akal.
"Tante...Tante..gimana ya? Aku bingung, bingung...!" teriakku sambil merebahkan badanku di kasurnya.
"Sudah selesai, sudah resmi, apanya yang dibingungkan?"
"Malam pertama, Tante! Katanya malam pertama menyakitkan juga menyenangkan, maksud Tante gimana?"
"Begini saja." Ucap Tante Semil tersenyum aneh. "Kamu hafal doa Bapa Kami kan?"
"Di luar kepala dong,"
"Kalo lagu perjuangan Maju Tak Gentar?"
"Hafal juga, hubungannya apa Tante?" tanyaku mengernyitkan jidat.
"Nanti malam pertama kamu jangan banyak berontak bila suamimu melakukan sesuatu kepadamu, ikuti saja, pasrah saja. Nah kalau ada rasa sakit kamu berdoa Bapa Kami, tetapi kalau enak nyanyi aja Maju Tak Gentar dengan keras. Ini doa baru yang tidak diketahui banyak orang tapi berguna." Tante Semil tersenyum makin lebar sambil mengelus rambut Reisa yang manggut-manggut memahami.
Aku pulang dengan hati mantap, Kusongsong suamiku yang resah menunggu di ruang tamu. Setelah berkomunikasi dengan kaku akhirnya mencair dan suamiku memegang lenganku , membimbingku masuk kamar yang penuh tebaran aroma melati.
Malam kian larut.
Televisi sudah semaput.
Orang-orang sudah pada berselimut.
Dingin merayap bagai semut.
Namun pada sebuah kamar, lamat-lamat terdengar seperti orang yang sedang berbahasa roh.
"Babapa kakami yang disorga....Maju tak gentar...
bapa kami...maju....bapbapa kami...yang yang...maju
tak gentar....bapa kamiih...bapaaa maju tak gentar...
bapa bapa kami...maju tak gentar...bababapa terus...
terus...terus...maju......aaaah bapa majulah................"
SS240609.
Semoga bermanfaat, walau tidak sependapat.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
- Tante Paku's blog
- Login to post comments
- 5061 reads
tante paku:D:D:D
mau ga koment tapi gak kuat.... numpang WAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAK...
tante emang pinter cerita:D, ditambah kalo aku bayangin smile jadi... dan sand jadi.... tambah WAKAKAKAKAKA......
ditunggu cerita selanjutnya ya tante:D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
GODARMY, tertawa itu sehat!
Puji Tuhan bisa membuat yg baca tertawa. Ibarat naik tangga, aku mulai dari bawah ,menulis yang ringan-ringan dulu saja lah. Bisa menghibur mereka yang sedang bersitegang.
Cerita selanjutnya, nanti dulu lah, kalau keseringan nanti yang lain marah? Eh kamu jangan membayangkan smile dan sandman ngintip lho hehe he....
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
tante paku
aku akan menunggu dengan sabar:D:D:D.....tapi asli lho aku tadi malam ngakak sampai berbusa hahahaha......
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
tante pau : namanya reisa
mirip namaku sih ? huuh ...
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Raissa, maunya nulis Raissa tapi ingetnya Reisa, sorry.
Tante kadang susah nginget nama kalo nggak dicatat dulu. Jangan marah ya Rai, harusnya kutulis Raissa tapi ingetnya Reisa. Tapi itu memang nama idenya dari namamu, toh sudah kutulis cantik dan happy end dengan nikmat hi hi hi.....
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
tante paku : ternyata !!
ternyata , sebenernya aku mau dijadikan 'korban' .. huhuhuu ,,
malah aku seneng , untung salah, kalo bener nulisnya , jadi kontroversi .. huahahha . bisa gempar .. huahahahaa ..
akhirnya salah .. puji Tuhan ... :)
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Sudah pernah
Kayaknya sih sudah pernah mendengar humor seperti ini, walau dalam versi yang berbeda. Jadi waktu memambaca bagian malam pertama, saya sudah bisa menebak kira-kira mau kemana. Jadi nggak suprise lagi.
Visit my new personal blog
------------
Communicating good news in good ways
Purnawan Kristanto, memang sudah pernah kutulis.
Terima kasih atas kunjungannya Purnawan Kristanto. Humor, cerita fabel katak atau lainnya atau hal-hal lain sering hanya pengulangan-pengulangan dari yang sudah ada. Tinggal bagaimana kita mengolah dengan lebih baik, asal tidak menjiplak mentah-mentah, tanpa mau menyebut referensinya.
Banyak memang tulisan-tulisan di sini yang sudah saya dengar maupun saya baca dulu, sekarang sudah hampir puluhan tahun aku jarang membaca. Karena memang tidak ada waktu,justru di SS ini aku mulai lagi membaca, walau masih kurang rajin.
Tulisan itu pernah saya tulis tahun l991 dan sudah di muat di koran. Cuma di sini saya rubah dikit dan dipersingkat ceritanya. Yah hanya untuk menghibur saja kok, tapi percayalah itu karya asli saya! Soal humornya, mungkin saja sudah ada, karena saya juga sering menemukan cerita lucu di SS ini yg saya punya koleksinya.
Terima kasih atas atensinya.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
Wahingggg....
Lempar Batu Sembunyi Tangan...
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
uhuk
si sandma sampai wahing haha...:D:D:D, tenang aja deh sand kamu lagi jadi aktor:D, mungkin kapan-kapan gantian aku yg jadi tokohnya:D:D:D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD