Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Dipisahkan Oleh Mertua
Saya menikah tahun 2003, dan mempunyai anak umur 3thn, sudah 8 bulan yg lalu, istri saya meninggalkan saya dan anak karna dipaksa tinggal dengan mamanya, selama menikah saya tidak pernah melakukan tindak kekerasan dan wajar jika terjadi perselisihan sewaktu-waktu.... dan selama itu saya masih memberikan nafkah meskipun istri saya tidak menjalankan kewajibannya. Pada okt'07 rumah saya jual dan uangnya saya gunakan utk biaya hidup dan pendidikan dan melunasi hutang2 istri saya (meskipun saya tau itu hutang judi mama dan keluarganya). Nov 07 saya baru tau cin2 pernikahan dan emas anak saya digadai untuk bayar utang2 judi (saya marah, karna dia beralasan di simpan di sdb bank). Terjadi krisis ekonomi jd pada jan'08 saya tidak dapat memberikan nafkah kepada istri sampai sekarang...dan rencananya saya akan dicerai pada bulan maret dengan alasan 3bulan tdk memberikan nafkah (padahal banyak uang saya yg dipinjam keluarganya blm dibayar, karna saya tidak tega managih orang yg kesusahan karena judi togel). Sekarang saya masih membiayai anak saya dan mengurusnya seorang diri....Saya tau istri saya masih mencintai saya dan anak dan dia sadar bahwa sikap (matre) mamanya salah, tapi dia tidak dapat melawan kata2 "ANAK TIDAK BERBAKTI" yg selalu di ucapkan mamanya jika dia mau kembali ke saya.... rumah tangga saya hancur...
tgl.25-01-2008 say menunggu didepan rumahnya dari jam 19.00-24.00 hany untuk bertemu istri saya walau hujan dan angin menghampiri saya, tapi saya diusir oleh mamanya. Ke esokkan harinya (26-01-2008) saya datang, terjadi perang mulut antara saya dengan mama dan keluarganya..karna saya tidak tahan lagi utk mengungkapkan kekecewaan dan kesedihan hati saya selama dipisahkan dari istri saya... dan saya dimaki dan di usir di depan orang banyak..... cin2 pertunangan dikembalikan istri saya pada saat itu juga... dan saya lihat istri saya menyerah dengan keadaan yg ada dan membiarkan/menjalani perbuatan yg salah dan tidak sesuai dengan hati nuraninya.... tapi sampai sekarang saya masih mencintai dan sayang dan berharap dialah wanita yg terakhir dalam hidup saya........
1. Apakah seorang kristen harus pada pada perintah orangtuanya meskipun perintah dan ajaran itu salah secara agama dan hukum?
2. Harus bagaimana saya bersikap dan berpikir sesuai dengan ajaran Allah dengan kondisi seperti ini?
3. Istri saya hampir terjatuh dalam dosa selingkuh dengan rekan kerjanya...dan saya pergoki mereka, tapi saya bisa memaafkan, tapi kenapa orangtua dan keluarganya mengijinkan hal tersebut terjadi?
4. Dosakah istri saya jika melawan orangtuanya itu?
5. Mohon nasehat dan jalan keluar terbaik dari rekan2 semua......Terima kasih.
Tgl.28-01-2008
Saya kembali menghubungi istri saya, dan saya katakan saya ingin mencari rumah seperti yg kamu mau agar hidup mandiri, tapi istri saya mengajukan persyaratan yang sangat memukul jiwa dan hati saya..... dia mau saya harus putus hubungan dengan orangtua dan semua saudara saya jika saya ingin dia kembali seperti dulu lagi....... dan tidak boleh telpon dan menginjakkan kakinya dirumah yang saya tempati dengan dia................. tapi hal itu tidak berlaku untuk dia.......... dengan alasan orangtua dan saudara terlalu mencampuri urusan rumah tangga saya, dan saya bersumpah untuk dia bahwa saya akan mati mengenaskan dan tragis jika benar apa yg dia tuduhkan itu benar dan terbukti...... Istri saya seakan-akan menutup mati hati dan pikirannya serta tidak melihat kenyataan yang ada bahwa keluarganyalah yang selalu mencampuri setiap tindakan dan ucapannya..... tapi saya tidak mau berdebat/ribut, saya hanya bilang, "Jika memang persyaratan yang kamu mau seperti itu dan sudah kamu pikirkan baik dan benar, saya akan bawa dan renungkan dalam doa, apakah ini jalan hidup berumah tangga yang harus saya tempuh?" .......... Sungguh besar kuasa kegelapan atas dirinya sehingga dia mau/ingin memisahkan orangtua yg tidak bersalah berumur 65 dan 61 tahun dengan anaknya untuk selama-lamanya....... sungguh saya terpukul dengan persyaratan itu..... saya hanya berserah semuanya kepada Allah...karna sebagai manusia sungguh saya jatuh dan berbeban berat...
- naga0276's blog
- 10179 reads
Doa saya
mencoba membantu
Dear xaris, thanks ya atas
Saya mengerti perasaan anda...
Thanks ya noelgies Awalnya
Mungkin awalnya... misunderstanding...
Maaf, kalau komentar saya membuat anda mengingat kembali permasalahan yang pahit. Itu memang tidak mudah untuk dilupakan, saya pikir masalah ini jangan dilupakan tetapi harus dipikirkan rumusan pemecahannya. Kalau anda sudah dapat membuat rumusan pemecahan masalahnya, 60% jalan keluar permasalahan sudah ada dan masalah itu sudah terselesaikan 60% tinggal mengambil tindakan lanjutan.
Dengan banyaknya komentar membuat anda harus bercerita panjang lebar di forum yang terbuka. Mungkin anda merasa kurang enak karena ada hal-hal harusnya bersifat pribadi dan rahasia jadi terpaksa harus dibuka dalam forum, mungkin anda jadi terganggu (maaf).
Anda saat ini memang membutuhkan seorang teman yang dapat diajak bercerita atau minimal yang mau mendengarkan keluhan-keluhan anda. Hubungi sahabat anda yang bisa dipercaya, yang bisa membantu anda untuk selalu berfikir jernih dan bersikap netral.
"Awalnya hanya masalah sepele....lalu saya pel dan bereskan kamar anak saya yg juga kadang dipakai istirahat mertua saya.. setelah dibersihkan kamar itu, tiba-tiba saja mamanya tersinggung dan marah2 menggangap saya mengusir mamanya keluar dari rumah saya...hal itu terjadi didepan istri saya dan saya dalam kondisi cape kerja dan juga beresin rumah..."
Cerita yang anda sampaikan itu merupakan kebenaran (menurut anda di salah satu sisi) tetapi lain halnya dengan keluarga istri anda. Dengan sikap anda membersihkan rumah menurut mereka bukanlah sepatutnya seorang suami (laki-laki) mengerjakan pekerjaan perempuan dan turut campur dalam urusan pekerjaan rumah. Apalagi ada seorang ibu tua (yaitu mertua anda sendiri), mungkin yang sudah tidak lagi memiliki pekerjaan dan berpenghasilan tetap, yang saat itu tersinggung karena merasa harga diri seorang perempuan eksistensinya tidak dihargai. Letak perasaan tidak dihargai itu karena anda tidak memberikan kesempatan pada ibu mertua ataupun istri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga tersebut di salah satu sisi. Dan yang lebih parah anda sudah memasuki "wilayah" privasi mertua yaitu kamar anak yang sering ditempati tidur mertua. Padahal anda tidak memiliki maksud apa-apa, kecuali ingin rumah kelihatan bersih. Artinya, dari tindakan yang anda lakukan bermakna bahwa anda menganggap bahwa orang yang di rumah sudah kurang bisa dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Itulah sebabnya mengapa mereka tersinggung. Salah satu cara menghargai orang tua atau seorang perempuan adalah dengan membiarkannya untuk mengerjakan pekerjaannya, selagi ia mau. Biarpun anda kurang pas dengan hasilnya. Bahkan anda sendiri juga terganggu, karena toh itu rumah anda sendiri juga bukan punya mertua.
Ada contoh lain dan ini benar-benar terjadi, seorang ibu merasa tidak dihargai kalau dia tidak dibiarkan bekerja seperti memasak membersihkan rumah, padahal dia sudah tua maksud anak-anak dan menantunya biarlah ibu itu istirahat dan ga usah cape-cape urusi pekerjaan rumah tangga. Tapi apa yang terjadi, dia malah marah-marah dan gak mau datang lagi ke rumah anaknya. Akhirnya, anak dan menantulah yang harus mengalah, walau apapun yang dikerjakan oleh ibu mertua itu banyak yang tidak sesuai dengan keinginan hati anak.
Akhirnya, bukan hanya dengan mertua saja hubungan anda jadi memburuk, dengan istri juga. Rupanya istri anda juga sudah salah dalam menentukan sikap menghindar dari keluarga sendiri dan setiap hari mengahabiskan waktu di rumah mamanya hanya untuk tidak mau ada kontak verbal dengan anda, atau mungkin juga karena ingin meredam permasalahan...
sejak itu hubungan saya dengan mertua merenggang dan istri saya setiap hari banyak menghabiskan waktunya di rumah mamanya, pulang kerumah jam 21.00-21.30 bersama anak saya... pernah saya menegur untuk tidak setiap hari pulang malam karna km punya tugas dan kewajiban dirumah dan saya juga butuh waktu untuk berkumpul dengan keluarga (istri dan anak)... tapi hasilnya hanya keributan.
Bersabarlah dulu tahan sikap anda jangan sampai terpancing emosi baik kepada istri maupun keluarganya.. cobalah tunjukkan kelembutan, kerendahan hati dan kasih untuk istri (karena dia toh mama dari anak anak juga) syukur kalau anda mengambil sikap untuk memaafkan istri anda.
Walaupun, saya tidak setuju dengan konsep pembagian kerja secara seksual, artinya ini harus dikerjakan oleh laki-laki saja sedangkan yang itu harus yang perempuan. Namun nasi sudah menjadi bubur, ini sudah terlanjur meledak menjadi masalah. Menurut saya. Bagaimana kalau saya mengusulkan ke anda kalau anda harus mencoba untuk mengalah dan meminta maaf pada istri anda (barangkali???). Alasan saya setiap permasalahan tidak dapat diselesaikan dengan hati dan pikiran yang sedang kacau, harus ada salah satu yang mau mengalah lepas itu benar atau salah. Harus ada kerelaan dan kerendahan hati untuk meminta maaf, walaupun anda yang benar. Lepas dari itu semua. Kebenaran dicari kalau hati masing-masing sudah bisa saling menerima dan terbuka, dalam suasana hati gembira kala sedang berkumpul dan bercanda, itulah saat untuk mengevaluasi masalah, introspeksi maupun restrospeksi.
Saya berpikiran bahwa masalah ini hanyalah sebagai pelatuk atau pemicu munculnya permasalahan yang lebih besar dan terpendam lama. Apa itu? Mungkin saja, salah satunya sikap anda terhadap mertua dan saudara istri yang secara terang-terangan atau terbuka tidak anda setujui berjudi, mencari dukun togel ataupun meminjam mobil untuk usaha tersebut, atau mungkin ada hal lain.... Hal itu nampak dari sikapnya.....tersinggung, merasa diusir....
"tiba-tiba saja mamanya tersinggung dan marah2 menggangap saya mengusir mamanya keluar dari rumah saya...hal itu terjadi didepan istri saya dan saya dalam kondisi cape kerja dan juga beresin rumah, maka saya jelaskan klo saya hanya ingin membersihkan rumah tanpa ada maksud apa2... dan seketika itu juga dia membereskan semua barang2nya dan pergi sambil memaki2 saya.... dan istri saya jg menyalahkan saya kenapa saya membersihkan kamar itu?!"
Apakah memang benar mertua anda ingin memisahkan anda dengan istri dan anak anda, apa penyebabnya..? Masak hanya karena rumah anda bersihkan lalu mertua tersinggung dan berusaha memisahkan anda dengan istri...?
Masalah istri anda yang selingkuh,
"saya memergoki mereka pulang kerja bermesraan"
yang perlu anda ketahui apakah sikap istri anda itu didasari atas pikiran sadarnya untuk melakakukan penyelewengan. Kalau memang benar ya sudah itu tergantung pada anda sendiri. Anda bisa saja meloloskan perceraiannya, atau anda harus mengampuninya dan melupakan semuanya dan memulai hidup dengan membuka "lembaran baru". God Bless You.
To Naga0276
Dear Naga,
Persoalan yang kamu hadapi sekarang mungkin akan lebih baik kalau ada konselor yang membantu. Saya bukan seorang konselor dan tidak bisa memberikan konseling yang baik. Bagaimana kalau kamu mencoba menghubungi LK3I? Teman2 di Sabda mungkin banyak yang kenal dengan mereka dan bisa memberikan informasi cara menghubungi.
Saya coba share pendapat dengan mencoba menempatkan diri di posisi kamu sekarang, tapi tentu tidak memadai. Jadi kalaupun kamu baca pendapat saya, disaring aja baik2, apalagi cuma sebegini yang saya tahu tentang kamu dan situasi kamu.
Kalau saya jadi kamu, mungkin yang akan jadi fokus utama saya sekarang adalah mencari pekerjaan dulu sambil berusaha yang terbaik untuk mengurus anak. Betul2 one day at a time. Mungkin ada banyak sekali pertanyaan yang butuh jawaban. Tapi mungkin akan terlalu menghabiskan energi mencari jawaban2 itu sekarang. Mungkin Tuhan belum mengijinkan hal2 itu dibukakan untuk kamu karena kamu sendiri belum siap menerima jawaban2nya.
Kalau saya jadi kamu, mungkin saya sekarang akan berfokus untuk kembali membaca Alkitab tetapi bukan untuk mencari jawaban2 atas pertanyaan2 saya. Tetapi untuk lebih mengenal Tuhan dengan lebih dalam. Pasti ngga mudah karena dalam situasi terluka boro2 mikirin orang lain = ) Tapi percayalah bahkan di saat inipun Tuhan tengah membawa kamu menuju pemulihan yang sesungguhnya atas segala luka yang kamu alami sekarang ini.
Itulah sebabnya lebih berharga untuk mengenali siapa Dia dan kemudian memilih untuk terus berjalan bersamaNya meskipun saat ini mungkin banyak hal tentang Dia yang kamu mengerti, tidak menyukakan hati kamu. Kalau kamu anakNya, Dia akan membuktikan bahwa Dia adalah pemilikMu, Dia tidak akan membiarkan kamu.
Itu dulu Naga, pertanyaan tidak akan habis, jawaban tidak tentu melegakan. Tapi jalan bersama Tuhan, mengenal Dia, mengalami pemeliharaanNya, itu yang betul2 berharga. Segala sesuatu ada waktunya. Tapi duka tidak pernah bertahan hingga kekekalan.