vicksion's blog

Andai Ku Gayus Tambunan

Yang bisa bisa pergi ke Bali

Semua keinginannya

Pasti bisa terpenuhi

 

Lucunya di negeri ini

Hukuman bisa dibeli

Kita orang yang lemah

Pasrah akan keadaan........

Itulah sepenggal lirik lagu ”Andai Ku Gayus Tambunan” yang dibawain sama Bona Paputungan, mantan napi yang mungkin iri dengan ”keberhasilan” Gayus Tambunan sebagai seorang tahanan. Sama kaya lagu ini kadang banyak hal lucu terjadi di negeri ini, ketika para elit dengan gampangnya bisa bepergian ke luar negeri disaat rakyatnya merintih kelaparan, bahkan penjahat pun bisa seenaknya keluar masuk LP dan plesiran ke tempat-tempat wisata..Sungguh luarrrr biasaaaa...hahahaha....

Namun ada sebuah cerita, mungkin bisa disebut cerita kepahlawanan, tapi nggaklah..cerita ini bukan tentang pahlawan, cerita ini lebih mengenai orang-orang peduli yang mau melakukan sesuatu buat sesamanya...

Suatu wakTu nanti buSuk buMi terhendus bau Harum nan wAngi,

Biar bapaknya sopir angkot, anaknya bisa jadi pilot….
Biar bapaknya loper koran, anaknya bisa jadi wartawan…?

YEHEZKIEL

Sudah dari beberapa tahun lalu baik orang yang kami kenal maupun bukan, teman atau pun lawan yang tahu tentang Rumah Singgah yang kami kelola di kota S, selalu merasa aneh melihat apa yang ada di Rumah Singgah. Terutama para penghuni nya yang tampang nya aneh-aneh bin ajaib. Dari yang botak sampai gondrong, dari yang kulit putih, hitam maupun bertato. Bahkan ada yang seluruh badan nya full dilukis dengan tato, malah sampai ke muka segala. Agus, demikian nama nya. Mungkin kalau mata lu bisa di tato, bisa jadi akan lu ukir juga kan,Gus. Tentang Agus tato bisa lihat di sini

Melihat situasi ekonomi yang sulit akhir-akhir ini, juga melihat pengajaran yang makin amburadol, dikarenakan penyalah gunaan jabatan dalam Gereja dan sebagainya maka dari pada malu malu dan malu maluin mending langsung aja deh,...

Beberapa waktu lalu dalam pelayanan anjal kami dirumah Singgah semarang, ada orang mabuk sebut aja namannya Heru. Hitam, muka bekas jerawat agak codet dikit, ya tampang premannya sih dapet juga. Mas Heru memang sering datang main. Alasan nya si main, tapi seringnya minta duit, beras atau apalah. Sangat sering malah,.. sampe bosen. he he he. Tapi karena demi menjaga hubungan, selain menjadi kesaksian anak Tuhan sering kita kasih. Jadi kebiasaan deh. Dikira nya sapi perah,.....

Banyak orang sering berkata tentang pelayanan kami bahwa Rumah Singgah Adulam -Rumah Perlindungan Sosial 24 jam bagi anak bermasalah– sebagai tempat berkumpulnya para mahluk aneh. Para species yang hampir punah. Kaum gerombolan, anak Geng atau apalah. Hmm, bagi saya agak mending lah dari pada dibilang sekte aliran sesat/setan. Bisa bisa digerduk masa dan SatPol PP kayak kasus Ria Eden. Masa bodoh ah, Kafilah Menggonggong Anjing Berjalan terus. (Kayaknya kutipan nya kebalik kalee)

Tapi setelah dilihat, diraba maupun diterawang, anggapan para musuh maupun sahabat itu ada benarnya juga sih. Bagaimana tidak, memang mulai dari pembina maupun anak binaan punya segudang penampilan yang aneh. Ada yang rambut gimbal(rambut yang dipilin pilin kayak Rud gullit, mantan pemain sepak bola itu), yang lain gondrong plus jarang keramas, beberapa yang lain wajah preman, bekas luka bacok, jari buntung, mata belok dan gigi tanggos. Kalau Tato, itu sih tidak diragukan lagi. So pasti hampir semua kalayak Rumah Singgah ada badan nya berTato, kecuali para wanita. Nama nya juga Anak Jalanan, Yaa gitu deh…….

Menyambung tulisan saya tentang "selamatkan generasi", ada suatu fakta menarik yang dipandang perlu untuk di ungkapkan. Sesuatu yang kontras dengan kehidupan masyakat Indonesia yang sementara dilanda krisis finansial.

SUATU FAKTA

ANAK BANGSA
Tulisan ini dibuat berdasarkan beberapa sumber data yang akurat serta pengalaman kami dalam pelayanan anak jalanan Yayasan YBK moveta (generasi penakluk) mulai tahun 2002 sampai sekarang, di kota semarang.

nyambung cerita lagi ya,... gak berat berat amat, yang ringan ringan aja.

Seperti yang pernah saya cerita di tulisan " Sekali anak tetap anak Ku", kami punya pelayanan anak jalanan di semarang sampe sekarang.

Pendampingan anak di kanjengan, pasar johar

Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya : Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
( Lukas 15:21-23 )

Kali yang kesekian dalam pelayanan pembinaan yang aku kerjakan di salah satu Rumah Singgah di Semarang, tepatnya di Kompleks PKL Jl.Onta Raya ( salah satu daerah pemindahan Pedagang Kaki Lima yang digusur untuk pelebaran jalan, dekat dengan pinggiran kali banjir kanal timur ) sebagai salah seorang Pembina di tempat ini aku acapkali mengalami kejadian-kejadian yang mengejutkan hatiku khususnya dalam mendampingi anak-anak binaanku.

Esensi dari suatu agama ke Tuhanan Yang Maha Esa yang dialirkan dari pengorbanan Kristus di Kalvari dalam Kekristenan adalah gaya hidup "keintiman" antara Sang Sesembahan dan si penyembah. Bukan nya bermaksud menyampingkan penting nya pengetahuan, karisma dan amal baik manusia dalam ber agama. Hal hal yang sudah disebutkan diatas itu juga penting.

Cerita ini bukan fiksi, bukan pula rekayasa dan bila ada kesamaan tokoh dan tempat itu bukan kebetulan melainkan memang disengaja, he he he he,.....
Cerita ini merupakan salah satu pengalaman kami dalam pelayanan penjangkauan jalanan.

Tau mutilasi kan?........
Hallah,.. itu loh tubuh manusia yang di potong potong(Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka juga mengartikan ‘mutilasi’ sebagai proses atau tindakan memotong-motong (biasanya) tubuh manusia).