Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

BERMAIN TAK HARUS MAHAL

Purnomo's picture

               Ada tradisi di Semarang yang berhubungan dengan bulan puasa, yaitu Dugderan. Sejarah mencatat Dugderan untuk pertama kalinya diselenggarakan tahun 1881 oleh Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat. Untuk menandai dimulainya ibadah puasa bedug di Mesjid Agung dibunyikan (dug, dug, dug) kemudian meriam disulut (der, der, der). Sekitar dua minggu sebelum acara itu, para pedagang menggelar komoditinya di sekitar Mesjid Agung.

 


              
Siang tadi dengan sepeda motor aku melintas jalan Arteri Citarum. Dekat simpang Mesjid Agung banyak lapak yang menjual mainan grabah (barang pecah belah dari tanah liat). Aku berhenti di sebuah lapak dan bertanya berapa harga yang masih polos, yang belum dihiasi. “Dua ribu,” jawab si penjual.

              Kebetulan aku membawa tas, jadi aku membelinya. Di rumah grabah alit ini aku cat dengan cat tembok warna putih. Kemudian aku berikan kepada cucuku bersama cat air dan kuas agar dia bisa menuangkan kreativitas dan imajinasinya. Asyik lho. Murah meriah dan cucuku lebih bersemangat daripada bermain dengan remote control.

 

** Semarang, 20.05.2016.