Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Belajar Theologi
Dalam bukunya Mere Christianity, C. S. Lewis menuliskan, "[If] you do not listen to Theology, that will not mean that you have no idea about God. It will mean that you have a lot of wrong ones--bad, muddled, out-of-date ideas." Kalau Bruce Milne menyatakan bahwa setiap orang kristen adalah theolog, Charles Ryrie lebih jauh menegaskan bahwa setiap orang adalah theolog.
Menyadari hal itu, sudah semestinya kalau setiap orang kristen menjadikan diri mereka pembelajar dalam upaya mengenal Bapa, jalan-jalan-Nya, dan juga kehendak-Nya bagi hidup kita. Dengan tidak melupakan untuk mempraktekkan iman kita dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah. Untuk dapat melakukan tindakan yang benar, pilihan yang tepat, maupun gaya hidup yang berkenan, kita perlu pengetahuan.
Pengetahuan bisa menjadikan orang sombong, tetapi mengabaikan pengetahuan akan Allah juga merupakan kesombongan yang lain. Alih-alih terperangkap dalam kesombongan, pengetahuan kita semestinya membawa pertumbuhan iman.
Setelah belajar dan mengerti, semestinya kita seperti ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga, yaitu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya (Mat.13:52).
Pengajaran Yesus merupakan kejutan besar bagi orang Yahudi zaman itu. Firman hidup itu menusuk amat dalam, melampaui hati dan pikiran mereka, bahkan menelanjangi kebenaran semu yang selama ini mereka pahami. Misalnya saja mengenai pengertian mereka bahwa orang Yahudi, sebagai keturunan Abraham, sudah selayaknya mewarisi kekayaan duniawi atas janji Allah dan nantinya pasti juga masuk surga. Pengertian ini tumbang dengan cerita Yesus mengenai Lazarus dan orang kaya (lih. Luk.16:19-31).
Memang sejak jaman Ezra para ahli Taurat, yang juga merupakan golongan terpandang, telah melaksanakan tugas mereka mempertahankan hukum Allah, memperlajarinya, serta mempraktekkan hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaksanaannya menjadi rutinitas yang membosankan. Bahkan dengan tambahan tradisi sana-sini, rakyat menjadi terbebani olehnya (Lih.
Luk.11:46-52).
Seperti yang telah dilakukan olah para ahli Taurat di masa Yesus, di jaman sekarang, orang bisa juga berbuat hal yang sama dengan theologi kristen: menjadikannya senjata untuk membenarkan diri dan menyudutkan golongan tertentu. Karena itu mempelajarinya butuh kerendahan hati dan tuntunan Roh Kudus, sambil mengingat bahwa kita tidak hanya butuh doktrin yang benar, tetapi hubungan yang benar, baik dengan Allah dan saudara kita. Berdoa akan mendasari hubungan itu tetap terjaga.
Selamat belajar! ***)
.:Hendro
For the earth will be full of the knowledge of the glory of the Lord as the sea is covered by the waters.[Hab.2:14 BBE]
- hendro's blog
- Login to post comments
- 7912 reads
Belajar teologi itu seperti apa sih ?
Tulisan yang menarik dan menggelitik, boleh bertanyakah?
Kutipan pernyataan C.S. Lewis di awal tulisan ini sepertinya merangkumkan apa yang ingin disampaikan oleh Hendro : belajarlah Theologi supaya jangan keliru memahami Tuhan (dan jalanNya).
Belajar Theologi itu seperti apa sih ? Apa saja yang harus dipelajari ? Adakah metodologi keilmuan tertentu yang harus diikuti ? Cara belajar non-formalnya seperti apa ?
Seandainya seorang Kristen seumur hidupnya hanya membaca Alkitab dan tidak tahu menahu tentang kitab suci agama lain atau teori-teori dalam ilmu teologi, dapatkah dikatakan dia belum belajar Theologi ? Jika belum, benarkah dia tidak tahu apa-apa tentang Tuhan (have no idea about God) ?
Mohon pencerahannya.
@bygrace
Terima kasih atas komentarnya!
Ketika kita mulai berpikir tentang Tuhan maka secara sederhana bisa dikatakan kita sedang belajar theologi.
Di seminari tentu saja diterapkan metode tertentu dalam mendalami theologia (mereka yang sedang atau pernah mengenyam pendidikan di seminari, silakan komentar), bagi orang awam (termasuk saya), kita belajar theologi melalui alkitab, buku-buku bacaan yang mendukung, dan dari pengajaran entah di gereja atau kelompok PA/KTB/Cell Group/Life Group/etc. Tanpa sadar setiap orang Kristen telah belajar theologi ketika belajar tentang: 1) alkitab, Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus, Gereja, dosa, akhir jaman, apologetika, sejarah gereja, etika kristen, pendidikan kristen, agama-agama di dunia, etc. Tingkat kedalaman dalam belajar tentu saja disesuaikan dengan rasa ingin tahu masing-masing serta sumber yang memadahi.
Saya kira tidak ada orang yang tidak punya gagasan tentang Tuhan (bahkan orang berpandangan atheis sekalipun), namun tentu saja kita tidak bisa mengharapkan selalu mendapatkan pandangan yang benar tentang Allah dari pandangan orang-orang itu--silakan baca kalimat kedua dari kutipan C.S. Lewis di atas.
Awalnya, sangat penting untuk memikirkan tujuan kita belajar theologi. Untuk apa sih kita memenuhi pikiran kita dengan theologi?
Jawaban atas pertanyaan tersebut sangat menentukan hasilnya nanti. Kalau melulu masalah pengetahuan, John Owen & John Calvin tentu lebih tahu theologi dibandingkan dengan John Bunyan, tetapi akan sulit untuk mengatakan kalau John Bunyan lebih rendah pengenalannya akan Allah dibandingkan dengan dua tokoh pertama itu. Begitu juga kalau dalam hal pengetahuan yang benar (correctness), maka sarjana theologi seharusnya tahu tentang Tuhan lebih daripada kebanyakan orang, tetapi belum tentu mereka mengenal Dia lebih dekat.
.:Hendro
For the earth will be full of the knowledge of the glory of the Lord as the sea is covered by the waters.[Hab.2:14 BBE]
.:Hendro
For the earth will be full of the knowledge of the glory of the Lord as the sea is covered by the waters.[Hab.2:14 BBE]
@ all Belajar Teologi
Belajar Teologi bagi Kristen awam bisa dimulai dengan membaca bukunya Ryrie TEOLOGI DASAR 1 dan 2 Terbitan PBMR Andi, apalagi beliau memang Teolog dengan 2 gelar Doktor, dan Master Komunikasi dalam hal ide2 untuk disampaikan dalam bahasa, ke orang awam.
Dalam buku Entering the Good News, ada kutipan perkataan Ryrie:
“The Bible is the greatest of all books; to study it is the noblest of all pursuits; to
understand it, the highest of all goals.” – Dr. Charles C. Ryrie
Selamat belajar Alkitab.
Jika anda belum tertarik membaca dan mendalami Alkitab, anda bisa membeli buku PESONA ALKITAB karya Dede Wijaya, dari sana anda akan termotivasi untuk belajar Alkitab lebih serius.
Pak Hai2 pernah memberi testimoni, beliau sudah membaca buku Pesona Alkitab bolak-balik sampai 20 kali, hingga buku itu sudah tidak karu-karuan bentuknya.
Nah, selamat belajar Alkitab
belajar teologi
Belajar teologi?
Rasanya setiap orang harus belajar teologi yang benar karena ini sangat penting sekali khususnya dalam penggiringan kita kepada Tuhan. So' proses ini akan membawa kita pada suatu pengenalan yang benar tentang Allah dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh berbagai pengajaran sesat. Ketika kita berbicara dan memikirkan tentang Allah itu berarti kita sudah belajar berteologi lho. Pengenalan akan Allah tidak diukur dengan kemampuan berteologi yang baik dan mempunyai pengetahuan yang luas tentang Allah tetapi pengenalan akan Allah didapatkan melalui hubungan relasi kita secara pribadi dengan Allah.
apakah kebenaran itu?