Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
BELAJAR DARI INSIDEN H. SYAICHON: TRAGEDI ZAKAT VS TRAGEDI PERSEPULUHAN
Niat mulia berujung petaka. Itulah yang dialami oleh keluarga H. Syaichon, warga Gg. Pepaya Pasuruan. Sebagai pengusaha sukses, ia ingin memberikan 2,5 % dari penghasilannya untuk berzakat kepada kaum duafa, sebagai ketaatan atas perintah Alloh SWT-nya. Hal ini sudah ia lakukan secara rutin setiap tanggal 15 bulan Romadon.
Namun bukannya meringgankan beban hidup kaum duafa (bahasa halus dari orang miskin), tetapi hasilnya justru menewaskan 21 orang dan menyebabkan belasan lainnya luka-luka. Dalam peristiwa ini Badan Amil Zakat juga mendapat sorotan tajam karena ternyata banyak orang yang tidak mempercayai BAZ ini sehingga mereka melakukan pembagian zakat secara sendiri-sendiri. Alasanya apalagi kalau BAZ ini dicurigai tidak transparan di dalam mengelola zakat.
Benar-benar sebuah tragedi yang berdasarkan pada niat tulus nan mulia seorang yang mau menaati Alloh-nya.
Apakah tragedi ini juga terjadi di dalam Kekristenan?
Sayang sekali, jawabannya, ya! Tragedi ini juga terjadi di kalangan gereja / Kekristenan, cuma dalam bentuk yang berbeda.
Kalau seorang Muslim wajib memberikan 2,5% dari penghasilannya sebagai zakat, maka orang Kristen diminta untuk memberikan persepuluhan kepada TUHAN. Sekali lagi, SEMUA JENIS PERSEMBAHAN (TERMASUK PERSEPULUHAN) yang dipersembahan oleh orang percaya ADALAH MILIK TUHAN (Im. 27: 30), bukan milik gereja apalagi milik hamba Tuhan / pendeta tertentu. Dengan demikian pemanfaatannya juga harus menurut cara yang telah ditetapkan oleh Tuhan.
Pemanfaatan Persembahan Persepuluhan di dalam Perjanjian Lama
1.Untuk Bani Lewi agar mereka dapat menfokuskan diri pada pelayanan di Kemah Pertemuan (Bil 18: 21).
Di sini perlu ditekankan bahwa persepuluhan itu untuk kelompok (Suku Lewi) yang jumlah orangnya banyak. Jadi persepuluhan BUKAN untuk perorangan / keluarga saja.
2.Disamping untuk Suku Lewi, persembahan persepuluhan juga untuk membantu orang asing, anak yatim, dan janda agar mereka tidak berkekurangan (Ul 12:6)
Jadi, persembahan persepuluhan juga menjadi haknya orang-orang miskin dan yang berkekurangan.
3.Untuk perbendaharaan rumah Tuhan agar korban-korban / ibadah dapat terus berjalan (Mal 3: 10)
4.Agar pemanfaatan persembahan persepuluhan dapat berjalan susuai yang semestinya sehingga diperlukan petugas khusus untuk pengumpulannya, pemanfaatannya, dan pengawasannya. (Nehemia 10:27, 12:44)
Jadi, perlu ada lembaga/badan yang mengontrol pengelolaan persembahan/perpuluhan.
Pemanfaatan Persembahan (termasuk Persepuluhan) di dalam Perjanjian Baru
Walaupun di dalam Perjanjian Baru secara eksplisit tidak ada aturan penggunaan persembahan persepuluhan, namun ada prinsip penting dan contoh penggunaaan persembahan / perpuluhan sbb:
1.Pemberian dan pengelolaan persembahan persepuluhan harus memperhatikan asas keadilan, belas kasihan, dan kasih Allah. ( Matius 23:23).
2.Persembahan persepuluhan tidak boleh menelantarkan orang lain ( Matius 15: 4,5)
3.Persembahan digunakan untuk pelayanan pemberitaan Firman Tuhan maupun untuk pelayanan diakonia (orang miskin, jompo, janda dsb) (Kis 6:1, I Kor 9: 13, 2 Kor 9: 12, Fil 4:16,17)
4.Sama seperti pada PL, pengelolaan persembahan tersebut juga memerlukan suatu lembaga/ badan. Contoh : Stefanus dkk, orang-orang yang diutus rasul Paulus dsb.
Pemanfaatan Persembahan (Persepuluhan) pada jaman ini.
Memang harus diakui bahwa ada beberapa gereja yang sudah benar di dalam mengelola persembahan jemaatnya. Mereka membentuk lembaga/badan khusus untuk mengelola dan mengawasi persembahann tersebut. Pendeta tidak campur tangan sama sekali di dalam pengelolaan keuangan. Baik pendeta di kota maupun pendeta di pelosok akan mendapat biaya hidup yang sepantasnya (asas keadilan). Gereja-gereja seperti ini juga memprogramkan bantuan orang miskin, janda, dan yang membutuhan bantuan (diakonia), serta untuk gereja lain (asas kasih). Contohnya adalah gereja-gereja yang membantu gereja kami sewaktu kena musibah.
TETAPI, ada banyak juga gereja-gereja yang persembahan (terutama persepuluhan) dikelola sendiri oleh sang pendeta atau koleganya. Walaupun pengelolaan persembahan tersebut tidak transaparan, tetap saja jemaatnya percaya. Soalnya pendetanya kan hamba Tuhan yang sudah pasti benar dan suci! Kan sudah penuh Roh Kudus?
DAN MULAILAH TRAGEDI TERJADI....
Di satu pihak, ada beberapa pendeta yang mempunyai beberapa rumah mewah (baca villa) baik di dalam maupun di luar negeri (biasanya pilih Australia dan AS), deposito milyaran rupiah, dan kalau ada anaknya yang ultah, sekali pesta minimum habis 200 juta rupiah ....dst.
Tapi, di pihak lain banyak pendeta (walaupun masih satu denominasi) khususnya yang melayani di daerah / pelosok untuk hidup sehari-hari saja sangat susah, sehingga harus kerja sampingan. Jangankan untuk pesta, untuk beli sepeda motor agar dapat melayani jemaatnya dengan baik pun baru sekedar mimpi di siang bolong. Hasilnya....bayak jemaat yang terlantar karena kurang dilayani....
Lho, padahal persepuluhan kan seharusnya untuk Suku Lewi ( baca kelompok pendeta) bukan ketua Suku Lewi ( baca pengurus Sinode) ya?
Walaupun persembahan gereja ini bisa mencapai milyaran rupiah per bulannya... jangan harap gereja Anda yang kecil akan ditolong jika minta bantuan ke sana! Pendeta segolongannya dan juga jemaatnya sendiri saja nggak pernah diperhatikan, apalagi gereja lain.....
Kalau nggak percaya, tanya aja pada anggota jemaatnya.. pernah nggak mereka dikunjungi oleh pendeta besarnya. Kalau sakit, pukan pendetanya yang datang, tapi justru jemaatnya yang diminta datang ke gereja / KKR. Tetapi ada juga yang rajin datang ke rumah warga jemaat ... yaitu kartu tagihan persepuluhan ..he......he.......
Pemimpin gereja seperti ini beranggapan bahwa persembahan dari jemaatnya ya untuk gereja dan pemimpinnya saja, enak aja .. gereja lain mau minta bagian....... makanya doa semalam suntuk agar ada konglomerat yang bertobat sehingga nantinya dapat kasih perpuluhan ratusan juta per bulan....
SUNGGUH TRAGIS DAN IRONIS SEKALI ...
Walaupun sangat ironis, ada saja orang-orang yang masih membela para pendeta besar hartanya ini. Katanya; itu bukan karena persembahan saja lho, ada juga karena nulis buku, bikin album, ngisi seminar sampai ke luar negeri dsb......
Untuk hamba Tuhan yang demikian ini, kalau memang sungguh-sungguh penuh Roh Kudus, ikutlah teladan Rasul Paulus:I Kor 9:14,15,18
Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu. Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satupun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya akupun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapapun juga! Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.
Ya, kalau memang dari usahanya sendiri sudah dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, ya mbok hak yang yang seharusnya diterima sebagai pendeta (termasuk persepuluhan) dibagikan kepada pendeta-pendeta di pedesaan yang banyak hidup dengan uang pas-pasan bahkan kekurangan .. bukankah mereka juga “kaum Lewi” yang juga berhak atas perpuluhan umat Tuhan!
Ingat persembahan apapun adalah milik Tuhan, bukan milik satu gereja saja, apalagi milik seorang pendeta! Dan Tuhan sudah mengatur bagaimana agar para pendeta entah di desa atau di kota besar dapat menfokuskan pelayanannya.... tetapi kenyataannya gereja yang katanya dipenuhi Roh Kudus, justru menimbun persembahan itu untuk pendetanya sendiri tanpa memperdulikan pendeta-pendeta lainnya yang susah payah untuk bertahan hidup dan melayani.
Bukannya Tuhan tidak peduli akan hidup mereka dan pelayanannya... Tuhan sudah peduli... hanya pendeta di kota besarlah yang yang sebagian “membutakan” matanya dan “menulikan” telinganya sehingga hak mereka tidak pernah sampai ke mereka ...
Untuk para hamba Tuhan sejati yang melayani tanpa mendapatkan persembahan / persepuluhan dari umat Tuhan, saya salut dengan Anda-Anda. Di surga Anda akan mendapatkan kemuliaan yang jauh lebih besar dari para hamba Tuhan yang ketika di bumi sudah berlimpah harta benda, berlimpah pujian dari umatnya, dan berlimpah kemuliaan duniawi (Ini kalau mereka jadi ke surga) Teruslah giat melayani Tuhan dan jangan sampai iri hati dan terpengaruh dengan mereka!
HIMBAUAN PADA “SYAICHON-SYAICHON” KRISTEN
WAHAI para penggusaha dan konglomerat, kalau Anda tidak ingin seperti H. Syaikon....... jangan persembahkan perpuluhan Anda pada gereja seperti itu. Sebab secara tidak langsung Anda telah turut Andil di dalam “mematikan” pelayanan-pelayanan hamba-hamba Tuhan sejati di daerah-daerah terpencil / pelosok / pedesaan.
Contohlah konglomerat HJK yang telah memberikan persembahan puluhan milyar rupiah kepada suatu Yayasan / Badan untuk membantu gereja-gereja yang lemah, jemaat yang kekurangan, anak-anak koster dan anak-anak pendeta yang kesulitan biaya pendidikannya, untuk membantu biaya kuliah pendeta, dan untuk membantu pensiunan pendeta yang hidup dalam kekurangan.... dan tentu saja semuanya itu dipantau dan dikontrol oleh akuntan publik yang terpecaya! ITU KALAU ANDA MEMANG BENAR-BENAR INGIN JADI BERKAT!
Akhirnya,
Yakobus 1:27
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Nah, tuh .... untuk beribadah tidak perlu tempat mewah, mobil mewah, pakaian mewah ... dan wah..wah yang lainnya ... yang penting adalah hati yang mau memberi dan berbagi pada yang berhak, untuk itulah sebenarnya kita dipanggil beribadah!
- kristenberea's blog
- 4345 reads
Tidak mudah
Menulis seperti yang anda tuliskan sungguh amat mudah.
Merinci, dan menjabarkan apa yang baik dan benar lebih gampang lagi.
Niat mulia kel. H.Syaikon yang dilakukan dengan membagikan zakat pada kaum miskin, boleh dijadikan contoh pembelajaran.
Di Amsal 28:27 :
siapa yang memberi kepada orang miskin tidak akan berkekurangan, tetapi orang yang menutupi matanya akan dikutuki.
Di lapangan, ketika zakat dibagikan, yang terjadi adalah diluar kendali kel H. Syaikon Dear Kristenbrea, plz tidak melihat sesuatu yang terjadi buruk, lalu mencap keseluruhannya buruk.
Niat sang pemberi adalah baik. Namun keserakahan dan tidak keteraturannlah yang membuat suasana tak terkendali.
TETAPI, ada banyak juga gereja-gereja yang persembahan (terutama persepuluhan) dikelola sendiri oleh sang pendeta atau koleganya. Walaupun pengelolaan persembahan tersebut tidak transaparan, tetap saja jemaatnya percaya. Soalnya pendetanya kan hamba Tuhan yang sudah pasti benar dan suci! Kan sudah penuh Roh Kudus? DAN MULAILAH TRAGEDI TERJADI.... Di satu pihak, ada beberapa pendeta yang mempunyai beberapa rumah mewah (baca villa) baik di dalam maupun di luar negeri (biasanya pilih Australia dan AS), deposito milyaran rupiah, dan kalau ada anaknya yang ultah, sekali pesta minimum habis 200 juta rupiah ....dst.
@kristenberea, tidak logis jika saya meminta anda menulis nama dan dimana mereka melayani disini. Karena bagi saya, jika anda menuliskan hal semacam ini tanpa jelas personelnya, sama saja dengan menulis sebuah pepesan kosong yang hangus.(tidak ada apa-apanya, hanya wangi sedap menggugah selera)
Contohlah konglomerat HJK yang telah memberikan persembahan puluhan milyar rupiah kepada suatu Yayasan / Badan untuk membantu gereja-gereja yang lemah, jemaat yang kekurangan, anak-anak koster dan anak-anak pendeta yang kesulitan biaya pendidikannya, untuk membantu biaya kuliah pendeta, dan untuk membantu pensiunan pendeta yang hidup dalam kekurangan.... dan tentu saja semuanya itu dipantau dan dikontrol oleh akuntan publik yang terpecaya! ITU KALAU ANDA MEMANG BENAR-BENAR INGIN JADI BERKAT!
@Kristenberea, lihatlah apa yang Yesus lihat. Bukankah persembahan yang terindah adalah persembahan seorang janda yang memberikan seluruh nafkahnya?
Adakah ia harus memiliki akuntan publik terpercaya dijamannya?
Baca Markus 12: 43-44
Namun tidak juga ada larangan untuk menyembah Tuhan dengan kemewahan.
Bukankah banyak dari para nabi adalah orang kaya? Bukankah Daniel adalah orang kaya? Yusuf, Salomo, bahkan Ayub! Ayub adalah orang kaya yang memuji dan menyembah Tuhan dengan harta kekayaan yang dimilikinya.
Berilah apa yang Tuhan titipkan pada anda untuk diberi kepada orang yang membutuhkan.
Mintalah dalam doamu agar engkau bijak dalam meneruskan berkat yang Tuhan titipkan kepadamu. Dan lakukanlah semua itu dengan sukacita.
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Lebih enak gereja di dunia
GBU
DEPEND ON.........
@Erick: Bukan motivasi masalahnya, tapi pengelolaannya!
Tragedi Persembahan Persepuluhan, so what?