Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Beda Agama, Beda Tuhankah?
Sadar kontroversi yang akan ditimbulkan oleh tulisan ini, aku banyak berdoa dan mengkaji ulang. Yah kalo masih kurang, tinggal berdoa dan mengkaji ulang lagi, hehe.
Bermula dari 'keterkejutan yang terduga'ku saat membaca "Eternity in Their Hearts"-nya Bung Don Richadson, lalu "Anak Pendamaian" dan "Penguasa-penguasa Bumi", lalu ketemu dengan diskusi gado-gado bermutu tinggi di SS ini, aku kembali mengubek-ubek ide yang udah bertahun ada dibenak (halah bahasanya…): "Samakah Tuhan yang kita sembah dengan yang juga disembah (beberapa) agama/kepercayaan lain?". Atau setidaknya pertanyaan tadi bisa dibuat lebih spekulatif: "Apakah Pribadi yang dituju oleh niat penyembahan kita dan teman-teman kita itu sama?"
Yang jelas saat menyangkut Tuhan, bung Don menyajikan dengan sangat menarik banyak kisah di berbagai belahan bumi, orang-orang yang tidak kenal kekristenan mengenal (dalam kesamaran, sedikit jelas, bahkan agak jelas) Satu Sosok Yang Agung, Pencipta dan Penguasa Segenap Alam. Lalu samakah Tuhan kita dengan Tuhan mereka? Atau perhaluslah menjadi samakah Pribadi yang dituju oleh niat penyembahan kita?
Mengutip Sulaiman yang berkata "Ia menaruh kekekalan dalam hati mereka (Pkh 3:11)" dan argumen Rasul Paulus menyatakan bahwa Sang Pencipta bukannya diam, namun melakukan banyak hal, supaya "….semua manusia mencari Dia, dan mudah-mudahan dapat menjamah dan menemukan Dia…(Kis 17:27)", Don-bersama aku- percaya bahwa diluar agama kristen pun, banyak orang yang mengarahkan penyembahannya pada Sang Ilah Yang Benar itu. Mengapa? Janji pertama Tuhan akan keselamatan manusia, bukanlah kepada Abraham, atau Daud, melainkan pada manusia pertama (sekalian juga sama ular, hehe):"bahwa keturunannya akan meremukkan kepala ular" (Kej 3:15). Kukira semua orang percaya sepakat ayat ini adalah nubuatan pertama di PL tentang Kristus. Ehmm.. jadi berpikir kenapa Kristus lebih suka menyebut diri-Nya "Anak Manusia" ketimbang "Anak Abraham", atau "Anak Daud", walau kedua nama belakangan juga benar buat Dia…ya Kristus tidak hanya mau mengidentikkan diri dengan janji bagi keturunan Daud, tapi janji bagi semua umat manusia…
Janji ini tidaklah lekang (karena Tuhan yang berjanji), sekalipun setelah peristiwa menara Babel, manusia terserak ke banyak tempat dan masing-masing mengusung budaya baru, aku percaya kekekalan itu masih tertanam di hati tiap mereka, walau sudah tercemari dosa. Kekekalan inilah yang dijumpai Abram dalam diri Melkisedek, yang dijumpai Sulaiman saat mengutip perkataan Agur Bin Yake dan Lemuel (dua orang Masa, keturunan Ismail) di kitab Amsalnya. Yang dijumpai Paulus saat ia memakai cerita Epinemides tentang agnosto theo (Tuhan yang tidak dikenal) sebagai dasar pekabaran injil di Athena. Dan kalau mau membocorkan Don lagi, inilah yang dijumpai Skersfurd saat ia memakai konsep Takkur Jiu legenda suku Santal, dijumpai Don sendiri saat memakai konsep "Anak Pendamaian" suku Sawi untuk mengenalkan mereka pada Sang Anak Pendamaian Sejati. Semuanya bahkan bisa ditambahkan lagi…
Memang tidak menutup mata akan banyaknya penyembahan kearah yang salah dalam banyak kebudayaan. Taylor sang bapak antropolog sekuler, bahkan mengatakan konsep monoteisme bukanlah konsep primitif tentang Tuhan (sayangnya dia selalu menafikan banyaknya fakta yang menyangkalnya). Tapi kita selayaknya merasakan hati Bapa, saat Ia membukakan mata kita. Bahwa Dia bukanlah hak monopolistis orang beragama Kristen, banyak agama dan kepercayaan lain, yang menujukan penyembahannya pada Pribadi yang juga kita sembah…….lalu?
Samakah Tuhan yang kita sembah? Atau perhaluslah… apakah Pribadi yang dituju oleh niat penyembahan kita sama dengan yang dituju teman-teman kita itu?
Eirene Humin.
- Risdo M S's blog
- Login to post comments
- 6618 reads
Maaf tampilannya belum teratur
Eirene Humin.
Tuhan yang benar
+1 buat bygrace
Saya tidak dapat membayangkan bagaimana dunia ini diciptakan dan diatur oleh (beberapa) Tuhan yang berbeda-beda, seperti yang diklaim oleh masing-masing agama dan kepercayaan. Jadi, menurut pemahaman saya, hanya ada satu Tuhan yang dituju oleh semua orang (masih) percaya kepada Pribadi itu. Tetapi, belum tentu semua mengenalnya dengan benar. Keterpisahan yang lama dengan Tuhan telah menyebabkan terlalu banyak distorsi, sehingga bermunculan berbagai versi tentang Tuhan dan 'sejarah Tuhan'.
+1 buat pendapat bygrace ini :-)
Hi ByGrace
Grace bilang:
Tetapi, belum tentu semua mengenalnya dengan benar. Keterpisahan yang lama dengan Tuhan telah menyebabkan terlalu banyak distorsi, sehingga bermunculan berbagai versi tentang Tuhan dan 'sejarah Tuhan'.
Tapi bukankah kesaksian Alkitab yang menunjukkan ada orang (non Kristen dan non Israel) yang mengarah dengan tepat? Lebih dari itu bukankah Tuhan Yang Sejati itu menyatakan diri-NYA kepada umat lain (ingatlah cerita Niniwe yang bertobat, raja Aram yang menghormati perkataan Tuhan, dll)
Sekedar informasi kecil Don menceritakan tentang Epinemides (pernah juga dibahas bung hai hai) orang Kreta yang berdoa kepada banyak dewa di Athena demi mengatasi wabah penyakit waktu itu. Semua dewa mungkin disebut. Namun E berasumsi masih ada satu lagi yang belum dan Ia pastilah amat berkuasa, lalu dengan rendah hati mereka mengakui kebodohannya sendiri dan mempersembahkan korban kepada sang Agonsto Theo (Tuhan yang tidak dikenal), dan memuja-NYA dalam ketaktahuan mereka. Wabahpun usai. Mereka memuji dan mulai mengenal Pribadi itu. Sampai Rasul Paulus datang ke Athena, sisa altar ini masih ada. Ini menjadi titik tolak pemberitaan sang Rasul.
Sampai pada masa sebelum kekristenan masuk ke Arab, beberapa kelompok orang masih setia menyembah Ilah-nya Ibrahim, Ilah-nya Ismail pula. Pada orang-orang inilah kita menjumpai pengajaran dan hikmat Tuhan pula. Mereka dikenal sebagai kaum Hanif. Lemuel dan Agur bin Yake penulis beberapa amsal kemungkinan besar adalah golongan orang ini....
Saya tidak ragu menyebut dengan contoh itu, beberapa agama dan kepercayaan diluar Kristen juga mengarah pada Pribadi Tuhan yang sama.
Bahkan lebih dari itu, ada keyakinan klasik saya, disetiap budaya (setercemar apapun oleh dosa) masih ada kekekalan janji Tuhan yang termanifestasi dalam budaya mereka. Dalam istilah orang misi "selalu ada celah (bahkan pintu) untuk penyampaian kabar baik" yang kontekstual bagi orang2 di budaya itu.
Rasanya tidak berlebihan jika Yohanes melihat nanti semua orang dari berbagai kaum, suku, bangsa dan bahasa (tentunya memiliki latar budaya dan agama yang berbeda) akan berkumpul di tahta Anak Domba. Atau juga Al-Masih bersabda masih ada domba lain yang bukan dari kandang ini, yang harus dituntun juga.
Jadi setidaknya kita gak dengan angkuh bilang "Tuhan kami yang benar". Walau itu memang benar.
Penginjilan sering mengalami benturan yang tidak perlu karena sikap kayak gini, para penginjil Barat dulunya juga banyak bertindak kayak, gini, beberapa teman-teman kita yang Kristen juga (hehehe.. lihat aja di blog soal 'nama', hehehehe).
Eirene Humin.
Eirene Humin.
Mengenal Tuhan dengan benar
Menarik juga mengetahui bahwa di setiap suku bangsa dan budaya masih tersisa 'jejak' Tuhan yang original. Jika demikian halnya, akan menjadi suatu kajian yang menarik mengumpulkan keping-keping puzzle dari berbagai suku bangsa untuk merekonstruksi 'sejarah Tuhan' yang lebih komprehensif daripada yang tercatat dalam buku tua sebuah bangsa yang sekarang kita kenal sebagai bangsa Israel.
Tetapi - menurut saya - Tuhan hasil rekonstruksi bukanlah Tuhan pencipta alam semesta. Tuhan seperti itu adalah ciptaan para cendikiawan dan filsuf.
Sangat mungkin bahwa selalu ada pintu atau celah bagi penginjilan di setiap budaya, tetapi saya berpendapat (dalam hal ini harus saya akui saya bias pada apa yang telah saya percayai) bahwa mau-tidak-mau pada akhirnya hanya ada satu versi mengenai 'sejarah Tuhan' yang harus dipercayai. Dalam versi yang saya percayai, ada umat yang dipilih khusus (dikuduskan) untuk menjaga perjanjian (atau kontrak) yang asli antara manusia dan Sang Pencipta. Sebenarnya, hal ini tidak mengenakkan hati; ketika saya mengakui bahwa sejarah Tuhan versi Ibrani adalah valid, sedangkan versi leluhur saya tercemar, saya sepertinya sedang merendahkan budaya saya terhadap budaya asing. Tetapi, apa mau dikata, sejarah Tuhan versi leluhur saya tidak mencatat kejatuhan manusia ke dalam dosa, murka Sang Pencipta, perjanjian penyelamatan, keterlibatan Tuhan tanpa putus dalam sejarah manusia dan penggenapan janji tersebut. Saya harus memilih versi yang lebih saya percayai.
Entah Tuhan akan mengumpulkan juga umat dari 'kandang yang lain' dan tanpa saya ketahui juga mempunyai perjanjian yang valid, bukanlah hak saya untuk memprotesnya. Yang perlu saya pelihara dan patuhi adalah perjanjian yang saya ketahui dan saya percayai mengikat saya.
Saya setuju bahwa tidak ada dasar untuk siapa pun mengatakan 'Tuhan saya adalah yang paling benar', karena saya percaya hanya ada satu Pencipta dan Penguasa alam semesta dan segenap isinya. Tetapi, adalah tanggung-jawab setiap orang yang percaya kepada Tuhan untuk mengenali dengan benar siapa Tuhan yang disembahnya itu.
Btw, soal 'nama' saya coba memikirkannya terkait dengan 'satu Tuhan'. Please comment, Bro, karena saya juga belum begitu yakin mengenai pemahaman saya ini.
Kalau kita percaya hanya ada satu Tuhan, sah-sah saja seorang Batak Kristen berdoa kepada Debata Mulajadi Nabolon yang disembah oleh nenek moyang orang Batak sebelum mengenal Kristus, karena 'Debata' adalah nama yang disebut oleh lidahnya ketika akal budinya hendak menyapa Sang Pencipta. Tetapi, nama tersebut (bagi orang Batak Kristen) sekarang sudah mengacu kepada Tuhan-nya Abraham, Ishak dan Yakub, yaitu Dia yang menempatkan manusia pertama di sebuah tempat di Timur Tengah sana, bukan di Gunung Pusuk Buhit.
Kalau kita percaya hanya ada satu Tuhan, sah-sah saja seorang Indonesia Kristen berdoa kepada Allah yang disembah oleh sebagian suku-suku bangsa di Indonesia sebelum mengenal Kristus, karena kata 'Allah' yang disebut lidahnya ketika akal budinya hendak menyapa Sang Pencipta.
Tetapi, menurut saya, seseorang yang di dalam benaknya kata 'Allah' atau 'Debata' atau 'YHWH' tidak berpadanan dengan Sang Pencipta; Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub; Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, maka Tuhan-nya itu bukanlah Tuhan yang dikenal oleh orang Kristen. Benar begitu, Bro ?
Menurut saya, hanya ada satu Tuhan. Tetapi, ada teramat banyak cara manusia mengenal Tuhan, dan kemungkinan besar tidak semua orang mengenaliNya dengan benar. Yang benar cara yang mana, mbuh...saya bukan ahlinya.
Bukan Menyingkirkan tapi menggenapi...
Bygrace menulis:
Tetapi - menurut saya - Tuhan hasil rekonstruksi bukanlah Tuhan pencipta alam semesta. Tuhan seperti itu adalah ciptaan para cendikiawan dan filsuf.
....
Sangat mungkin bahwa selalu ada pintu atau celah bagi penginjilan di setiap budaya, tetapi saya berpendapat (dalam hal ini harus saya akui saya bias pada apa yang telah saya percayai) bahwa mau-tidak-mau pada akhirnya hanya ada satu versi mengenai 'sejarah Tuhan' yang harus dipercayai.
Tapi bukankah lebih baik mengatakan bahwa kebenaran Alkitab menggenapi kekekalan yang ada dalam budaya kita itu, ketimbang mengatakan serta-merta menyingkirkannya bygrace?..
Soal nama memang ada beberapa kasus, misalnya ketika orang Batak menyebut Debata Mula Jadi Na Bolon, apa yang salah dengan sebutan itu secara harafiah, ya memang benar Tuhan yang kita sembah adalah Sang Pencipta Yang Besar. Hanya saja para penginjil Eropa khawatir nama itu cenderung diasosiasikan sebagai dewa yang kurang menggambarkan kuasa Tuhan...akhirnya diambil jalan tengah, pakai saja Debata-nya tapi ganti dengan Debata Jahowa. Tapi tidak semua begitu, ada yang jelas-jelas ditolak seperti Zeus (walau asal diberi pemahaman sebenarnya tidak mengapa, karena tokh Zeus, awalnya variasi dari Theos), namun ada yang jelas-jelas layak diterima seperti Takur Jiu di Santal, atau Hananim di Korea.
Yang jelas Tuhan tidak pernah alergi dipanggil dengan berbagai sebutan manusia (pasti dengan sikap hormat), sepanjang itu ditujukan sebagai penyembahan pada-Nya, Ia dengan kerendahan hati menerima sebutan itu.
Nah soal pengenalan tentu harus dibedakan dengan arah penyembahan. Misal seorang raja di satu kerajaan. Pasti ada orang yang cukup mengenal raja dengan jelas, adapula yang mengenal sebagian sifatnya, adapula yang tidak mengetahui/salah mengenali sifatnya, tapi tokh itu tidak menghalangi fakta bahwa mereka menyembah raja yang sama, dan tidak menyangkali kalau semua rakyatnya tahu keberadaannya.
Lebih dari raja biasa, Bapa kita bahkan punya kuasa untuk menyatakan diri-Nya pada semua umat manusia, tentu dengan berani kita bilang kita menyembah Tuhan yang sama kepada orang yang juga mengarahkan penyembahannya kepada Sang Tuhan itu......
itu dulu...
Eirene Humin.
Eirene Humin.
Hubungan
Amin dah Mbak Mi, hehe
Setuju Mbak Mi dengan komentar anda, yang paling menentukan adalah hubungan kita dengan-NYA. Tapi sering ga sich ini jadi sumber kesombongan orang yang beragama Kristen (mungkin juga agama lain). Sehingga seolah-olah yang lain pasti menyembah Tuhan yng salah?
Eirene Humin.
Eirene Humin.
hanya ada satu tuhan
saya cenderung setuju dengan konsep Tuhan Yang Maha Esa. kalau dunia ada 2 atau lebih Tuhan pasti terjadi perang antar mereka.dengan belajar tentang agama lain terutama monoteis seperti islam dan yahudi pun dapat disimpulkan kita semua tertuju pada satu pribadi yang sama. sejarah, nama para pelaku agama yang 'sama' dan ktab suci yang sebenarnya berhubungan satu sama lain walaupun isinya cenderung kontradiktif. menurut saya sih hanya keimanan dan cara pencapaian menuju Nya lah yang berbeda.. tapi entah menurut anda semua..
mea culpa, mea culpa, mea maxima culpa..
untuk sang nabi kesepian, hehe
Iya boz... kayaknya yang monoteisme memang bukan cuma Yahudi dan Islam, banyak sekali kepercayaan asli di suatu lokal yang mengarah pada Tuhan Yang Esa itu. Sayang sekali beberapa tokoh antropologi ateis tidak pernah mengakui hal ini.
Soal Agama Abraham, kayaknya menarik juga untuk dibahas terpisah, kebanyakan orang Kristen setuju kalau Tuhan kita dengan saudara kita Yahudi sama, tapi kalo sama dengan saudara yang Islam, kayaknya lebih sedikit yang mengakui. Hehehe.. lucu juga..
Eirene Humin.
Eirene Humin.
@Risdo
Sedikit ya? Saya pikir justru lebih banyak yang menganggap sama. Saya belum pernah mendengar ada pastor Katolik yang mengatakan Allah mereka beda dengan Allah para Muslim. Sejumlah pendeta yang saya kenal pun menyatakan sama.
Bahkan Derek Prince yang dulu sangat aktif dalam pendirian Negara Israel pun berkata: "The Holy Spirit works among Muslims in a distinctive way." Saya sangat senang mendengar kalimat tersebut pada rekaman kotbahnya minggu lalu di Radio RPK Jakarta.
There is nothing new under the sun.
".... ...."
Ga jg Mbak Miyabi
Akhir-akhir ini kok ga ya Mbak. Saya melihat eksklusifitas yang berlebihan dari ajaran kristen justru semakin didengung-dengungkan. Kalo ga salah saya jg pernah denger rekaman khotbah Derek Prince itu (eh dia udah ninggal kan ya?). Beberapa orang dari pelayanan misi dan doa syafaat yang sejenis DP memang ada yang berpendirian bahwa Tuhan muslim sama dengan Kristen. Tapi banyak juga yang menganggap Muslim menyembah berhala lain sehingga harus diperangi secara rohani (jadi doa peperangan gitu dah...).
Sekedar contoh kecil di SS ini kan ada orang2 yang mengaku fundamentalis dan anti agama lain. Hehehe...
Atau kalau mungkin ingin lebih jelas, silahkan Mbak survey ya...
Kalau para pastor katolik saya kurang tahu Mbak (seingat saya diluar Indonesia ada), tapi kalo pendeta protestan yang bilang Allah kita beda dengan yang disembah Islam, seumur hidup saya sendiri udah lihat ratusan..hehehe.
Eirene Humin.
Eirene Humin.
Koment....
"Tapi kita selayaknya merasakan hati Bapa, saat Ia membukakan mata kita. Bahwa Dia bukanlah hak monopolistis orang beragama Kristen, banyak agama dan kepercayaan lain, yang menujukan penyembahannya pada Pribadi yang juga kita sembah……"
Setuju sekali.....
Tuhan "tinggal" dalam hati setiap manusia dalam bentuk kebenaran hati nurani. Agama, kepercayaan dan tuhan-tuhan di semua agama di dunia ini hanyalah bayangan dari buatan tangan manusia untuk membawa kepada sebuah tuntunan kebenaran hati nurani kepada Tuhan yang Esa/benar.
@ Risdo, Beda agama, beda Tuhan kita tidak sama
Yth. Risdo
Masalah ini sensitif, karena Negara Indonesia ini negara bhinneka Tunggal Ika,
Kalau sebenarnya, (tetapi tidak perlu dibilang bilang di depan umum), kita harus tegas. Beda agama, beda Tuhannya.
Kristen : ada Trinitas (Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus), tentu tidak mau dong agama lain menerima itu. Berarti Tuhannya berbeda.
Demikian juga Hindu, Tuhannya adalah Trimurti (Brahmana, Whisnu, Siwa), walaupun sama-sama tiga, tetapi sangat berbeda dengan Tritunggal Kristen.
Islam, tuhannya adalah Allah SWT, cara menyebutnyapun tidak boleh salah.
Hanya perlu diingat, bahwa masing-masing agama mengatakan bahwa Tuhannyalah yang benar, sedangkan allahnya agama lain (selain agamanya adalah Ilah Lain. Kalau kawan penganut agama lain mengatakan kepada kita seperti ini, kita harus terima, bahwa Tuhan kita disebut Ilah lain (bahkan disebut berhala). Kita tidak perlu marah, kita malah mendoakan supaya dia menngenal Allah kita.
Soal sebutan, walaupun sesama Kristen, silahkan berbeda-beda, Tuhan kita mau saja menerima. Yang penting hati kita tulus mengatakan misalnya "Gusti Yesus", asal Prinsipnya tidak berbeda yaitu prinsip Trinitas sesuai Alkitab.
Semoga komentar ini berguna, Tuhan Yesus memberkati
Cara mengenal Tuhannyapun beda, kalau kita, Tuhan itu sendiri yang datang memperkenalkan diri, tetapi agama yang lain, mereka yang mencari Tuhan.
Cara beribadahnya berbeda, tentunya tidak ada Tuhan mengajarkan cara beribadah yang berbeda-beda.
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
Wah saya aj dah lupa blog ini, hehe
Pak Kiem, Anda kurang fair kalau menyisihkan satu agama (yaitu Yahudi) dalam pembahasan Pak Kiem. Kalo dengan Yahudi satu Tuhan ga Pak Kiem? Hehe...
Pak Kiem emg Isa Al-Masih agamanya apa? Wong murid-murid baru disebut Kristen setelah di Antiokhia kok... hehe
Emg artinya Allah SWT itu apa? Bukannya itu memiliki konsep yng paralel dengan YHWH?
Lagian siapa bilang Hindu itu bertuhankan Trimurti... Kaum Hindu menyembah Sang Hyang Widi, Pak Kiem...
Cara beribadah beda? Wah di Kristen aja da ribuan variasi tata-ibadah Pak Kiem.. masa Tuhan kita beda? hehe
Eirene Humin.
Eirene Humin.
@ Risdo MS, Saya jelaskan
Yth. Risdo MS
Risdo MS menulis :
Pak Kiem, Anda kurang fair kalau menyisihkan satu agama (yaitu Yahudi) dalam pembahasan Pak Kiem. Kalo dengan Yahudi satu Tuhan ga Pak Kiem? Hehe...
Pak Kiem emg Isa Al-Masih agamanya apa? Wong murid-murid baru disebut Kristen setelah di Antiokhia kok... hehe
Kiem menjawab :
Kalau kita pelajari Alkitab dengan benar, maka akan kita tahu bahwa Yahudi dengan Kristen itu satu. Bedanya, menurut Yahudi, Yesus masih nubuatan, dan suatu saat, mereka akan mengakui bahwa Yesus kita itu adalah Yesus mereka sendiri..
Allah Abraham, Allah Isak dan Allah Yakub adalah Allah kita juga.
Kita akan menjadi satu dengan Israel, dan sekarang proses penyatuan ini sedang dikerjakan. Pada saatnya nanti orang Yahudi akan mengakui juga.
Risdo MS menulis :
Emg artinya Allah SWT itu apa? Bukannya itu memiliki konsep yng paralel dengan YHWH?
Kiem menjawab :
Kalau orang-orang Departemen Agama, mungkin juga mengatakan seperti itu, karena tugas mereka adalah menegakkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tetapi konsep ketuhanan berbeda.
Allah kita adalah Allah yang kita kenal dalam nama Tuhan Yesus Kristus, selain dari itu, tuhannya adalah ilah lain. Orang Islam mengatakan bahwa Roh Kudus itu adalah malaikat. Mereka juga mengatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan, tetapi hanya seorang Nabi, Jadi yang ada hanya Satu.
Apakah pendapat orang Islam tersebut diatas, sama dengan konsep Trinitas? (Tuhannya orang Kristen)
Risdo MS menulis :
Lagian siapa bilang Hindu itu bertuhankan Trimurti... Kaum Hindu menyembah Sang Hyang Widi, Pak Kiem...
Kiem menjawab :
Iya, ada tiga Dewa, yaitu Dewa Brahmana, Wisnu, Siwa. Saya tidak bisa memastikan bahwa Sang Hyang Widi itu apakah sama dengan Trimurti. (ini kalau saya tidak salah ingat pelajaran SD).
Risdo MS menulis :
Cara beribadah beda? Wah di Kristen aja da ribuan variasi tata-ibadah Pak Kiem.. masa Tuhan kita beda? hehe
Kiem menjawab :
Mengenai cara beribadah ini, susah untuk diterangkan sekarang, karena akan panjang lebar, bisa-bisa keluar dari konsep keTuhanan ini
Tuhan Yesus memberkati
Tuhan Yesus memberkati
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem
@Pak Kiem
Orang Yahudi jg ga pecaya Tritunggal Amang boru... hehe. Mereka juga tidak mengakui Perjanjian Baru.
Sementara orang Islam malah mengakui kitab Taurat, Zabur (Mazmur), dan Injil sebagai Kitab Suci. Masak Pak Kiem bilang sama Yahudi satu tapi sama Islam beda? Mereka juga menyembah Tuhan-nya Ibrahim kan? Gak fair Amangboru. Hehe
Amangboru tampaknya tidak menguasai kalau soal agama Hindu. (Mending jangan dibahas dulu dech).
Soal Ibadah, kan Amang boru sendiri yang memulai. Argumen Amang boru kalau cara ibadah berbeda maka Tuhan yang dituju pun berbeda, hehe
Eirene Humin.
Eirene Humin.
@ Risdo,
Yth. Risdo MS
Risdo MS menulis :
Orang Yahudi jg ga pecaya Tritunggal Amang boru... hehe. Mereka juga tidak mengakui Perjanjian Baru.
Kiem menjawab :
Orang Yahudi belum mengakui Tritunggal, Perjanjian baru ?, ya, itu karena mereka belum tahu. Sebenarnya semuanya sudah dinubuatkan mengenai Yesus, hanya mereka belum yakin bahwa yang dilahirkan oleh Maria itulah yang mereka tunggu.
Mengenai kesalahan (kekerasan hati) orang Israel ini, sudah menjadi peluang bagi kita (orang Kafir = bangsa lain selain Yahudi) untuk selamat sudah dituliskan dalam suratan Roma
Roma 10
10:19 Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal."
10:20 Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku."
10:21 Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."
Kalau jumlah orang Kafir cukup (menurut ukuran Tuhan, maka kasih karunia akan kembali ke Israel.
Roma 11
11:25 Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub.
11:27 Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka."
11:28 Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang.
11:29 Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
11:30 Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
11:31 demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.
11:32 Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Jadi kesempatan bagi kita adalah "sementara" sampai mereka kembali memanggil Tuhan. Kalau sebenarnya, yang disebut umat Tuhan hanyalah bangsa Israel, sesuai dengan janji Tuhan kepada Abraham, bahwa dari keturunannyalah yang akan menjadi umat Tuhan :
Kejadian 21.
21:12 Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.
21:13 Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu."
Mengenai Tritunggal, sebenarnya hanya menyebutnya saja orang Yahudi belum, karena Yesus sudah dinubuatkan, dan sesuai penjelasan diatas tadi, tinggal menunggu waktu.
Mengenai Roh Kudus, sudah sangat banyak di Perjanjian lama, hanya sebutannya adalah Roh Tuhan.
Risdo MS menulis :
Sementara orang Islam malah mengakui kitab Taurat, Zabur (Mazmur), dan Injil sebagai Kitab Suci. Masak Pak Kiem bilang sama Yahudi satu tapi sama Islam beda? Mereka juga menyembah Tuhan-nya Ibrahim kan? Gak fair Amangboru. Hehe
Kiem menjawab :
mengenai ini sebenarnya kurang tepat. Hal ini sensitif, lebih baik bertanya saja kepada teman-teman mantan dari sana, atau ahli kitab sana yang sudah masuk ke kita, nanti akan dijelaskan sampai mengerti, atau pinjam buku-bukunya (buku tentang ini tidak bebas lagi beredar. Oke Tulang?
Risdo menulis :
Amangboru tampaknya tidak menguasai kalau soal agama Hindu. (Mending jangan dibahas dulu dech).
Kiem, setuju!
Soal Ibadah, kan Amang boru sendiri yang memulai. Argumen Amang boru kalau cara ibadah berbeda maka Tuhan yang dituju pun berbeda, hehe
Kiem : Okelah, kalau Tuhan ijinkan, akan ada pembahasan mengenai IBADAH YANG BENAR, pasti berbeda dengan agama lain.
Baiklah Tulang Risdo, Tuhan Yesus memberkati
http://www.sabdaspace.org/blog/kiem