Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
BEBAN HIDUP
MENANGGUNG BEBAN HIDUP
========================
Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya
(1 Korintus 10:13).
Pagi ini, aku membaca ayat ini di renungan harian. Firman TUHAN ini seperti air yang menyejukan jiwaku. Aku dapat lebih dalam memahami banyak hal yang boleh terjadi dalam hidupku. Aku menyadari lebih dalam lagi bahwa memang beban yang kita pikul tidak akan lebih dari kekuatan kita untuk menanggunya. Karena TUHAN mengetahui kekuatan anak-anakNya terbatas. Tapi yang aneh kita malah sering menuntut orang lain untuk sekuat kita, padahal tiap-tiap orang mempunyai kelemahan.
Mengapa beban itu penting
Banyak orang termasuk aku, kecolongan untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan TUHAN dalam DOA, ketika hidup berjalan tanpa beban. Kalau boleh aku berpikir lebih, sebenarnya kita diciptakan dan menjalani hidup di dunia ini untuk menanggung beban kita sendiri. Tapi TUHAN yang maha kasih mengerti kita tidak akan sanggup menjalani kehidupan ini tanpa bantuannya, Tuhan sudah mengangkat seluruh beban kita, dan sedikit demi sedikit kita harus belajar menanggung beban itu agar kita semakin menyadari bahwa kita bergantung pada-NYA.
Jangan Mengeluh
Hidup tanpa beban membuat kita lupa TUHAN, kita terlena. Semakin banyak/berat beban yang dapat kita pikul itu berarti kita semakin Dewasa dalam iman. logikanya kira-kira begitu. Jadi jangan pernah mengeluh atas beban hidupmu. TUHAN mengerti segala sesuatu dan TUHAN turut bekerja dalam segala hal untuk kebaikan anak-anakNYA. Amin.
KasihSetiaNyaKekalSelamanya
- the blue's blog
- Login to post comments
- 11102 reads
imho
imho, tahu tentang keberadaan beban memang penting, tapi, akan lebih baik kalo seseorang bersikap seolah2 beban itu tidak ada. lebih lanjut, lupakan lah segala teori tentang beban atau bagaimana cara terbaik dalam memandang beban.
si botak paulus kira2 berkata serupa ini ketika dia bilang bahwa fokus pandangan atau pikiran kita adalah sebaiknya "yang bagus, yang indah, yang sedap dipandang mata", dsb. dan siapakah yang dimaksud paulus? apakah dia sedang berbicara tentang positive thinking? maybe... tapi saya percaya bahwa dia sedang merujuk pada Dia yang tidak pernah berubah, yang kapan pun kita memandangnya akan selalu "bagus, indah, dsb".
selama kita hidup, disadari atau tidak, beban akan selalu ada. tapi, andai hidup ini kita pandang sebagai masa dimana kita belajar untuk mengenal Allah, masa sementara yang dimaksudkan sebagai persiapan untuk hidup kekal bersama Dia, maka adalah lebih masuk akal bila saat ini kita belajar untuk memandang Dia dan bersikap seolah2 beban itu tidak ada.
Berpikir Lebih Logis
Saya setuju jika, menghadapi segala beban hidup ini dengan menganggapnya seolah-olah tidak ada. Diminta atau tidak beban akan selalu mengiringi langkah-langkah manusia.
"itu memang sudah ditetapkan bahwa engkau akan bersusah payah mencari nafkah"
Untuk lebih baik, memang kita harus berpikir lebih logis.
Satu hal lagi kita terkadang masalah/beban itu ada karena kita yang menciptakannya sendiri. Manusia senang berbuat yang aneh-aneh jadi outputnya ya juga yang aneh-aneh. Singkatnya buat masalah sendiri. Udah masalah datang baru mengeluh.
KasihSetiaNyaKekalSelamanya
Perintah "Firman" tidak selalu sama dgn Kesanggupan Umatnya....
Pada kenyataannya,banyak anak anak Tuhan orang percaya,dan orang-orang di luar sana, yang tidak sanggup menanggung beban penderitaan hidupnya,dihajar terus di hajar terus menerus,habis masallah yang satu yang lain datang lagi,belum selesai yang ini yang baru datang lagi seperti kisah Nabi Ayub.tapi Ayub kan nabi,,apalagi diluar kemampuannya, akhirnya jatuh sakit..sakit berlama-lama uang,harta,sudah habis.. sesudah itu game..alias kembali kesisi Bapa..ada lagi yang stress ,depressi berat bahkan tak sedikit yang mengakhiri hidupnya dgn bunuh diri,apalagi 4 sd 5 bulan kedepan di tahun 2009 ini,akan banyak orang yang stress,gagal jadi anggota legislatif ( wakil rakyat ),uang, nama sudah dipertaruhkan tiba akhirnya gagal menjadi seperti yang diidam-idamkan.yang ada bengong berkepanjangan..
Ah...Dia menderita seperti itu ..kan karena tidak kuat Iman nya....,dia jarang buka dan baca Alkitab,dia tidak mengenal Tuhan ...banyak orang mengatakan memberi cap seperti ini dan banyak lagi tudingan yang miring soal keimanan orang yang sudah terjerembab ini,bagi orang-orang yang tak kuat menanggung beban penderitaan hidupnya.
Biasa ,itu mah biasa..kata orang Sunda..tapi giliran dia yang kena penderitaan yang amat berat baru dia mengerti apa artinya sebuah beban penderitaan.
Rasul Paulus yang Agung,rasulnya orang yang bukan Jahudi,mengatakan " Segala perkara dapat kutanggung di Dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" tetapi kalau kenyataannya banyak orang atau kitalah saya sebut,tidak kuat menanggungnya walaupun sudah bertahan kita kuat-kuatin akhirnya kita kalah ,menurut manusia,kita kalah tapi menurut Tuhan mungkin lain?
Yakobus juga mengatakan"berbagialah orang yang bertahan dalam penderitaan:apabila dia menang Ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah.
Mengapa Tuhanmengizinkan percobaan dialami oleh anak-anaknya? pasti ada maksud yang Tuhan sedang mengarahkan hidup kita kearah yg lebih baik.walaupun pada kenyataannya tidak semua masalah dan pencobaan dapat kita atasi dgn akal dan kekuatan kita.tapi yakini saja ada rencana Tuhan yang Indah dibalik pencobaan itu.
Tuhan Berkata melalui Rasul Paulus ( bukan Si Botak,itu melecehkan,)" 2 Kor 12:9.."Cukuplah kasih karunia-ku bagimu,Sebab Justru dalam KELEMAHANMU lah kuasa-Ku menjadi sempurna"sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku,supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
'' jadi serahkan saja pada Tuhan,yang mengizinkan masallah itu datang,Padang Gurun,itu terbentang,Jalani saja ,Berkat" Kasih karunia Keselamatan Penebusan Kristus di kayu salib,itulah yang terbesar bagi kita.....selamat menjalali masa Padang gurun kita masing-masing.
Masa padang gurun adalah masa terbaik bagi Tuhan membentuk dan memproses kita menuju Berkat..................................................................
closing
Masa padang gurun adalah masa terbaik bagi Tuhan membentuk dan memproses kita menuju Berkat..................................................................
ya kalau ujungnya berkat, gimana kalau ujungnya adalah kematian tanpa menikmati secuil berkat yang dijanjikan? musa contohnya; dia mengalami masa padang gurun dalam arti sebenernya, terus dipanggil Tuhan memimpin israel keluar dari mesir, muter2 sekian puluh tahun di gurun, dan sampai mati pun dia tidak pernah menginjak tanah kanaan.
imho, daripada mikirin beban yang diderita atau berkat yang mungkin didapat, mending yang pasti2 aja. tirulah agur di amsal 30, sbb:
intinya, sindrom orang kena beban selalu berputar pada dua titik, "nasib" dan "diri sendiri". "nasib" berbicara tentang hal2 di luar kuasa kita, sementara "diri sendiri" adalah hal2 dalam kendali kita. yang biasanya terjadi berkaitan dengan "diri sendiri" adalah:
semoga siapapun yang sedang berbeban sadar bahwa dua tindakan diatas adalah pointless karena akan mengaburkan pandangan nya.
Menjadi Penolong...
Tentunya jika kita berada dalam persekutuan, kita selayaknya mendapat perhatian dari persekutuan tersebut. Akan tetapi tidak jarang di dalam persekutuan juga ada sekat-sekat yang membatasi. Bahkan yang lebih aneh, ketika orang lain ingin membantu, orang yang penuh beban itu menarik diri dan menolak.
Dan selayaknya ketika kita bisa menolong orang lain pada saat kesusahan, dan kalau kita dalam kesusahan jangan kita menutup pintu untuk menerima bantuan dari orang lain. Sebab TUHAN menolong dengan cara yang tidak terduga.
Ada cerita lucu tentang orang yang taat pada TUHAN (mungkin para bloger juga sudah pernah dengar).
Ceritanya begini:
Suatu hari ada seorang anak TUHAN mengalami kebanjiran, seluruh warga didaerah itu mengungsi sementara ia bertahan karena ia percaya TUHAN yang akan menolongnya. Pada saat itu ada sekoci tim SAR yang datang untuk memberikan bantuan tapi ditolaknya karena ia percaya uluran tangan TUHAN yang akan menolongnya. Air semakin tinggi sampai ke atap rumahnya ia masih bertahan dan berdoa agar TUHAN menolongnya. Tiba-tiba helikopter datang untuk mencari orang-orang yang mungkin masih tertinggal dan menemui anak TUHAN tersebut dan mengulurkan tali tetapi ia menolak karena ia percaya TUHAN akan menolongnya. Akhirnya ia meninggal karena tenggelam dalam banjir. Di pintu suga ia menanyakan kepada TUHAN mengapa TUHAN tidak menolongnya. Tuhan menjawab: "Aku sudah kirimkan sekoci, engkau menolaknya bahkan engkau menolak helikopter yang kukirimkan".
Jadi kita perlu berpikir lebih realistis untuk melihat jalan yang TUHAN pakai.
KasihSetiaNyaKekalSelamanya