Sangat mudah mengatakan uang bukan segalanya ketika kita memiliki uang. Mau apa saja bisa terwujud karena ada uang. Semua kebutuhan sudah terpenuhi. Rumah yang diidam-idamkan sudah dimiliki. Makanan sudah tersedia. Gaji tiap bulan sudah pasti dan memenuhi semua kebutuhan. Toh kalau masih belum cukup ada orang lain yang akan membantu perekonomian kita. Bukankah uang bukan segalanya? Itu yang saya rasakan ketika saya memiliki uang. Saya tidak pernah memikirkan secara mendalam tentang kebutuhan kehidupan kami. Walaupun gaji saya tidak terlalu banyak, tetapi bisa memenuhi semua kebutuhan kami.
Keadaan berubah ketika saya memikirkan untuk membeli rumah. Tiba-tiba kebutuhan kami melonjak karena saya membutuhkan dana segar buat uang muka. Investasi berupa sapi terpaksa saya jual. Emas yang kami miliki pun menjadi milik orang lain. Semua tabungan ditambah hasil jual sapi dan emas masih belum mencukupi. Kami masih harus berhemat setiap bulan supaya kami mendaptkan uang sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Saat seperti inilah saya merasakan uang bukan segalanya tetapi uang sangat penting. Setiap pengeluaran harus kami hitung. Saya menjadi pelit bahkan untuk kebutuhan istri saya. Akhirnya istri saya menyadarkan saya. Saya menjadi berorientasi pada uang. Saya melakukan penghematan seakan-akan uang lebih penting dari semuanya bahkan dari dirinya sendiri. Saat itulah saya malu pada diri saya dan terinspirasi menulis bagian ini supaya orang lain tidak melakukan kesalahan seperti yang saya lakukan.
Jika memiliki uang sebesar tujuh puluh lima juta, apa yang akan anda lakukan? Terus terang, saya akan membeli rumah yang saya impikan. Tidak masalah jauh dari kantor saya yang penting saya memiliki rumah dan tidak lagi disuruh pindah dari rumah kontrakan. Mungkin sebagian orang akan digunakan membeli mobil, tanah, atau diinvestasikan ke suatu tempat. Teman saya memiliki pendapat yang berbeda. Penghasilannya tidaklah besar, sekitar lima kali UMR. Saat itu dia mendapatkan uang tujuh puluh lima juta. Dia memiliki anak dan istri yang membutuhkan dana tetapi belum memiliki rumah. Sudah sewajarnya uang tersebut digunakan untuk kebutuhannya. Tetapi dia justru membagibagikan uang tersebut ke orang-orang miskin. Dia memberikan semua uang yang dia terima ke orang lain. Dia tidak gunakan untuk dirinya sendiri.
Ternyata orang yang aneh seperti itu bukan hanya teman saya. Jika Anda memenangkan lotere sekitar seratus juta, apa yang akan Anda lakukan? Seandainya saya, saya akan membayar pajak hadiah lalu digunakan untuk mentraktir beberapa teman dan akhirnya untuk membeli rumah. Masalahnya saya tidak akan pernah menang lotere karena saya tidak pernah membeli lotere. Tetapi berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Jenny Ringstead. Saat itu dia tidak memiliki uang. Dia dan suaminya sudah menjual rumah mereka untuk pembangunan di Gambia, Afrika Barat. Mereka jatuh cinta dnegan Gambia sehingga mereka membuat proyek pusat belajar disana. Tetapi uang hasil penjualan rumah dan tabungannya tidak cukup. Ternyata disana tidak ada listrik dan air leding sehingga mereka harus membuat sendiri. Tempat yang sangat terpencilpun memaksa mereka membeli jip 4X4 karena tidak ada alat transportasi kesana. Ternyata mereka masih kekurangan sekitar 20.000 pounsterling.
Kemudian ketika proyek itu mencapai titik krisis dan hampir menghancurkan pernikahan Jenny dan Brendan, Jenny sedang melewati sebuah agen koran. Ia tertarik membeli lotere dengan beberapa uang receh terakhirnya. ”Apa saja patut dicoba,” pikirnya. Tetapi sesudah itu Lenny melupakan tiket loterenya. Di saat Lenny dan suaminya bertengkar karena suaminya membbeli sekaleng bir-mereka sedang berhemat- Lenny membersihkan tasnya. Dan dia menemukan tiket lotere yang sudah lusuh di dalam tas yang dibelinya tiga minggu sebelumnya. Ternyata nomor yang tertera di tiket lotere sesuai dengan nomor pemenang.
Segera Lenny menelpon suaminya. Brendan pun tidak kalah terkejut ketika mendengar berita itu.tanpa diskusi mereka sudah tahu kemana uang ini akan digunakan. Setiap sennya digunakan untuk proyek sukarela yang telah lama mereka ingin kerjakan di Gambia. Proyek yang terbengkalai dan mulai menjadi impian bodoh. Jenny dan Brendan menganggap uang bukanlah hal yang penting di dalam hidupnya. Lebih penting bagi mereka untuk menolong orang-orang yang ada di Gambia, daerah yang sebenarnya tidak ada ikatan dengan mereka.
Saat menunggu kematiannya karena kanker Randy Pausch membantu istrinya berbelanja beberapa bahan makanan. Supaya lebih cepat dia memanfaatkan jalur swapindai. Dia pindai sendiri belanjaannya lalu dia membayar dengan kartu kredit. Karena tidak ada tanda bukti yang keluar, dia menggesek ulang kartu kreditnya sesuai pentunjuk yang ada. Akhirnya dia menyadari bahwa dia membayar dua kali untuk barang yang sama. Bisa saja dia mencari manajer toko, menceritakan kejadiannya, mengisi formulir dan akhirnya mendapatkan ganti uang. Tetapi proses tersebut memerlukan waktu sepuluh bahkan lima belas menit. Randy Pausch tidak memiliki waktu sebanyak itu. Dia memilih membiarkan uangnya hilang dibandingkan kehilangan waktu sepuluh atau lima belas menit.
__________________
Small thing,deep impact
@SLS
Seandainya angka alpabet itu cuma sampai 4, maka saya akan menaruh uang di urutan ke 4!
1. Cinta
2. Cinta
3. Cinta
4. Uang
Seandainya lagi bila angka alpabet cuma sampai 13, maka saya akan menaruh uang di urutan ke 13!
1. Cinta
2. Cinta
3. Cinta
4. Cinta
5. Cinta
6. Cinta
7. Cinta
8. Cinta
9. Cinta
10. Cinta
11. Cinta
12. Cinta
13. Uang
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
Mabok Cinta
Ken, bukan hanya gila uang..mabok cinta juga bahaya loh....
@AR
emang sih kalo gak hati2.
tidak percuma ayat ini ditulis dan itu adalah kebenaran:
Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
demikianlah adanya
Demikianlah adanya, tapi banyak orang yang mengalami nasib seperti saya, seakan-akan uang lebih penting dari istri, suami, anak, atau lainnya. contohnya jika keluarga kita menghilangkan uang 100rb, apakah kita marah kepadanya? Jika marah berarti kita lebih mementingkan uang daripada dirinya. Bukankah demikian?
Small thing,deep impact
@SLS
Hmmm... saya rasa contoh kasusnya bukan hanya itu saja mas.
Masih banyak contoh2 kasus yg bahkan dilakukan orang2 kristen sendiri yg benar2 tidak tahu malu!
Saya rasa anda bisa/pernah melihatnya bahkan mengalaminya.
Saya akan sedikit menjelaskan maksud komentar saya di atas, mungkin anda agak bingung, tapi bukannya saya percaya fengshui dan atau lain sebagainya yah mas.
Dalam bahasa tionghua angka 4 itu berbunyi shi=mati
Sedangkan angka 13 seringkali dipakai oleh orang2 bule dan mengartikannya sebagai angka sial atau angka setan/hantu.
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
Uang sama dengan hikmat
Halo mas Libe, apa kabar, lama tidak muncul?
Pengkhotbah 7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
Disini uang disamakan dengan hikmat. Uang bisa melindungi sama seperti hikmat.
Saya sudah melihat contoh-contoh orang yang tidak bijaksana dalam menggunakan uang dan berinvestasi waktu mereka masih beruang. Saya punya beberapa family yang dulunya mereka jauh lebih makmur daripada keluarga saya, tetapi lihat mereka sekarang meminta-minta uang ke keluarga yg lain.
Kisah Yusuf yang menimbun gandum di Mesir adalah contoh yang Alkitabiah. Menabung di waktu punya uang untuk mempersiapkan masa depan.
Pelit jangan, tetapi perlu berhikmat mempersiapkan hari tua dengan berinvestasi.
Apa pendapat anda dengan perkataan berikut: "Uang memang bukan segalanya , tapi tanpa uang kita tidak punya apa-apa bahkan harga diri sekalipun".
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@sls uang lah yang dicari orang,sampai jadi hamba uang.
@sls, uanglah yang dicari orang, sampai2 jadi hamba uang, bila berada diluar Tuhan. Ini saya alami sendiri, rasanya ga ada puasnya, maunya cari lagi (maksudnya kerja dapat uang/upah, karena ga ada yang lempar uang di jalan, kecuali waktu ada yang sebarin uang dari helikopter dulu itu).
Tetapi setelah ada di dalam Tuhan,(tahu ya maksudnya) uang bukanlah segalanya, walaupun uang itu penting untuk biaya hidup yang semakin tinggi.Seperti contoh diatas dalam tulisan sls.
"Kumpulkan hartamu di surga, disana tidak ada ngengat dan pencuri."
Selamat bekerja diladangNya, apapun tugasnya, sekecil apapun tugasnya pasti Tuhan sudah menyediakan upahnya.
@ kardi, betul
Memang betul apa yang sudah disampaikan Pak Kardi,
salam kenal,
Small thing,deep impact
@DB komentar saya
saya sempat terkejut dengan pernyataan itu, "Uang memang bukan segalanya , tapi tanpa uang kita tidak punya apa-apa bahkan harga diri sekalipun". saya cari di tulisan saya, jangan-jangan tanpa saya sadari saya menuliskannya.
Kehidupan mengatakan: orang yang tidak mempunyai uang seakan-akan tidak memiliki harga diri dan tidak punya apa-apa. Kita bisa melihat pengemis yang di tepi jalan, para pengangguran, atau orang miskin lainnya. Bukti pernyataan itu ada di sekitar kita sehingga banyak orang yang setuju dengan pernyataan tersebut.
Menurut saya, harga diri dan apa yang kita miliki itu tergantung pada diri kita bukan pada uang yang kita miliki. Kita bisa melihat Mother Theresia yang saat itu tidak memiliki uang, melayani orang-orang miskin tetapi tetap memiliki harga diri dan dia memiliki sesuatu yang paling berharga yaitu CINTA, baik cinta dari dirinya atau cinta dari orang-orang disekitarnya. Ini menurut saya.
Tentang saya yang tidak pernah nongol, yach...maklum. Saya tidak serajin Mas Wawan atau Mas HaiHai. Lagi mengubah total website saya www.sayabisa.com dan mengkonsep tulisan untuk buku.
Small thing,deep impact
salam kenal
Trims buat tulisan nya.
menambah wawasan tentang "bahaya'' uang. Walau menurut saya bukan uang nya yang jahat tapi godaan dibalik uang itu yang bahaya.
Menurut saya, harga diri dan apa yang kita miliki itu tergantung pada diri kita bukan pada uang yang kita miliki. Kita bisa melihat Mother Theresia yang saat itu tidak memiliki uang, melayani orang-orang miskin tetapi tetap memiliki harga diri dan dia memiliki sesuatu yang paling berharga yaitu CINTA, baik cinta dari dirinya atau cinta dari orang-orang disekitarnya. Ini menurut saya.
Bunda Theresia adalah salah satu yang gw kagum bgt. Apa yang kami lakukan dalam pelynn skrg sedikit banyak belajar dari dia. Walau masi "sangat" jauh bgt.
Contoh dari Ibu Theresia merupakan yang paling baik kalu kita bicara tentang uang. GBU
Yup!
Apa sih yg dimiliki Yesus sewaktu di dunia?!
Mengapa saya mau beriman dan percaya kepada-Nya bahwa Dia itu Tuhan, sementara Dia hanya seorang miskin dan tukang kayu?! Amit-amit!
Kenapa amit-amit?! wong orang-orang yg katanya (KATANYA NIH) percaya pada-Nya cenderung lebih beriman dan percaya kepada uang ketimbang kepada-Nya, sama aja bo'ong kan?! Don't you?! Look your arround!
Harga dirinya di uang?! hung! Berarti karya ciptaan Allah masih kurang berharga?! Sehingga harus ditambah tetek bengek look like money or bla bla bla?! Betapa rendahnya orang2 yg beranggapan semacam ini!
Hey, bagi saya engkau (yg menganggap uang itu segalanya) adalah orang yang paling hina di muka saya!
Liat contoh bank Century! Ada 1 nenek2 teriak2 kayak orang gila, hanya karna uangnya kejepit di bank Century! Suck! Tak ada malu sama sekali!
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
tapi uang tetap penting
karena, jika tidak penting, tidak mungkin Alkitab berbicara banyak tentang uang:
sikap kita terhadap uang menentukan siapa diri kita yang sesungguhnya.
si amin masuk pasar
AMIN
sls: mungkin...
ini mungkin lho... menurut saya sich...
semua orang memiliki kebutuhan,
kadangkala kebutuhan itu ada pada orang lain,
dan orang lain butuh sesuatu yang tidak ada pada dirinya
namun ada pada kita...
maka pertukaran kebutuhan itu
ada kalanya harus dibayar dengan uang yang setara atau adil,
uang itu cuma alat tukar saja,
dahulu orang pake cara barter barang,
namun ada juga waktunya sesuatu tidak bisa dibayar oleh uang,
jadi: segala sesuatu indah pada waktunya...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
To all: Time is money?
Numpang lewat. Orang barat bilang "waktu adalah uang (time is money), benarkah?" Menurutku waktu itu anugerah yang berharga. Uang itu perlu, tapi bukan segalanya.
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
@Des14
Time is money, but money can not buy time!
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
@ KEN uang..uang
Jangan meremehkan arti uang nanti kita diremehkan oleh uang dan jangan mementingkan uang karena kita tetap dianggap remeh oleh uang. letakkan uang pada tempat semestinya aja.
beberapa kasus, uang bisa membuat kita memiliki lebih banyak waktu, seperti contoh naik pesawat dan naik bus. Uang bisa membuat kita hidup lebih lama, kalau sakit ke dokter dan dioperasi sehingga bisa hidup lebih lama. tetapi tetap letakkan uang di tempatnya.
Small thing,deep impact
@SLS
Meremehkan?
Saya memang meremehkan uang mas, tapi saya tak pernah meremehkan satu manusia pun di muka bumi ini.
Saya kira uang tak akan pernah bisa meremehkan saya selama manusia-manusia peremeh manusia menggerakkan uang itu supaya bergerak meremehkan saya!
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
$-$
Uang HAMBA yang BAIK, dan TUAN yang JAHAT...
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.