Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Baptis Anak 100% Alkitabiah
Apakah Baptis Anak alkitabiah? Tentu saja alkitabiah! Hanya ada dua jenis orang di dalam generasi ini yang kekeh jumekeh mengajarkan bahwa baptis anak tidak alkitabiah. Pertama mereka tidak paham ajaran baptis anak. Kedua, mereka ingin menyesatkan orang Kristen. Dede Wijaya mengajarkan bahwa baptis anak tidak alkitabiah. Dia mengunggah 7 blog untuk mempertahankan ajarannya. Untuk membacanya anda dapat klik di sini , di sini , di sini , di sini , di sini , di sini , di sini . Vantillian mengunggah satu blog untuk menanggapi tulisan dede. Anda dapat membaca tulisannya dengan klik di sini . Saya sudah pernah mengunggah sebuah tulisan mengenai baptisan anak sebelumnya, untuk membacanya silahkan klik di sini .
Kebenaran yang tidak konsisten bukan kebenaran sejati. Maling yang dituduh MERAMPOK akan bebas demi hukum.
Dede Wijaya mengajarkan bahwa baptisan anak tidak alkitabiah dengan alasan:
- Hanya orang percaya yang boleh dibaptis.
- Baptis anak tidak Menyelamatkan anak yang di baptis.
- Banyak Theolog menentang baptisan anak.
- Baptis anak adalah KONSTANTIN-isme
- Iman Tidak Dapat Diwakilkan
- Baptis anak bukan tradisi yang menggantikan sunat.
Hanya orang percaya yang boleh dibaptis
Dede Wijaya menulis:
Dalam PB, Baptisan segera menyusul setelah IMAN PRIBADI kepada Kristus digunakan. Dalam gereja mula-mula, TAK SATUPUN orang percaya yang tidak dibaptis. Semua orang Percaya DIBAPTIS sebagai suatu kesaksian terhadap iman mereka.
Tertullianus, pemimpin gereja Afrika Utara (sekitar tahun 200), yang menandaskan bahwa anak-anak harus datang untuk dibaptis ketika mereka sudah DEWASA supaya mereka mengerti apa yang sedang mereka lakukan.” Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan dari watak seseorang, dan juga usianya, maka PENUNDAAN baptisan adalah LEBIH MENGUNTUNGKAN, khususnya dalam hal anak-anak kecil.”2
”Baptisan diperuntukkan bagi orang-orang yang secara pribadi dan sukarela bersedia menanggapi panggilan keselamatan. Dalam Perjanjian Baru, calon baptisan adalah orang yang akan diajar (Matius 28:20), yang telah menerima Firman Allah (Kisah 2:41), dan yang telah menerima Roh Kudus (Kisah 10:47).
hai hai menanggapi:
Saudara Dede Wijaya juga menambahkan Kisah Para Rasul 16:32, Kisah Para Rasul 8:35-39 dan Markus 16:16 sebagai dasar ajarannya.
Saudara Dede, apabila SYARAT baptis adalah PERCAYA, bagaimana anda meyakini bahwa orang-orang yang menyatakan PERCAYA itu memang percaya? Hanya orang yang mampu mengetahui ISI HATI manusia yang dapat meyakininya bukan?
Pernahkah anda mengajar sekolah minggu? Pernahkah anda bertanya kepada anak-anak sekolah minggu apakah mereka PERCAYA? Menyadur motto dari raissa, Apakah anak kecil menyatakan percaya, didengarkan? Bukankah dengan pernyataan percayanya, anak-anak juga memiliki hak yang sama dengan orang dewasa? Bukankah pernyataan percaya anak kecil maupun orang dewasa sama-sama tidak dapat diuji?
Baptis anak tidak Menyelamatkan anak yang di baptis
Menurut kutipan Dede, Origenes mengaitkan baptisan anak dengan penghapusan dosa asal. Cyprianus dan 66 utusan konsili gereja mengaitkan baptis anak dengan RESIKO kebinasaan.
Konsili itu, yang terdiri dari 66 uskup, mengatakan bahwa baptisan tidak boleh ditunda ”jangan sampai oleh perbuatan itu kita membuka jiwa si anak terhadap RESIKO kebinasaan kekal.”
Apakah Cyprianus mengatakan bahwa baptis anak adalah JAMINAN keselamatan? TIDAK! Dede Wijaya yang menfsirkannya demikian. Apakah tafsiran Dede akurat? TIDAK! Silahkan baca kembali kutipan Dede tersebut di atas. Cyprianus dan ke 66 utusan konsili yakin bahwa baptis anak akan MENGURANGI resiko kebinasaan si anak, bukan JAMINAN keselamatan.
Mungkin pemahaman Origenes dan Cyprianus serta 66 utusan konsili gereja SALAH, namun itu tidak berarti baptisan anak tidak alkitabiah, sebab MEREKA bukan orang yang MENDIRIKAN tradisi baptis anak. Mereka hanya mengajarkan MAKNA baptis anak berdasarkan pemahaman mereka akan ajaran Alkitab. Pemahaman mereka bisa SALAH namun kesalahan mereka tidak MEMBUAT baptis anak menjadi tidak alkitabiah.
Saat ini saya tidak akan akan menguji apakah ajaran Origenes dan Cyprianus serta 66 utusan konsili gereja BENAR atau SALAH. Saya hanya ingin mengatakan bahwa AJARAN salah tentang MAKNA baptis anak tidak menjadikan baptis anak tidak alkitabiah. Menuntut MALING sebagai RAMPOK akan membuatnya bebas demi hukum.
Banyak Theolog menentang baptis anak
Tertullianus hidup tahun 160-225, Origenes hidup tahun 184-254 sedangkan Cyprianus hidup tahun 200-258. Saya belum pernah membaca tulisan mereka tentang baptis anak secara lengkap. Namun dari kutipan Dede kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat mereka menulis. Baptis anak sudah menjadi tradisi gereja saat itu.
Apabila baptisan anak adalah tradisi BARU, bukan tradisi yang sudah berjalan sejak jaman para rasul, Tertullianus PASTI menyerang kelompok yang menegakkan tradisi baptis anak sebagai BIDAT. Kenapa hal itu tidak terjadi? Kenapa Tertullianus tidak kekeh jumekeh MENENTANG atau MENGHAPUSKAN tradisi baptis anak?
Mari kita membaca tulisan Tertullianus yang dikutip Dede Wijaya.
anak-anak harus datang untuk dibaptis ketika mereka sudah DEWASA supaya mereka mengerti apa yang sedang mereka lakukan.” Oleh karena itu, sesuai dengan keadaan dari watak seseorang, dan juga usianya, maka PENUNDAAN baptisan adalah LEBIH MENGUNTUNGKAN, khususnya dalam hal anak-anak kecil.”2
Bukankah Tertullianus hanya mengangap PENUNDAAN baptisan LEBIH MENGUNTUNGKAN? Bukankah dia sama sekali tidak mengajarkan bahwa baptis anak tidak alkitabiah?
Keberadaan Theolog-theolog yang menentang baptis anak tidak dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa baptis anak tidak alkitabiah karena para theolog itu belum tentu memiliki pemahaman yang benar.
Baptis anak adalah KONSTANTIN-isme
Tuduhan Karl Barth, teolog terkenal dari Swiss, bahwa motivasi sesungguhnya di balik Baptis Anak KONSTANTIN-isme adalah kesatuan gereja dan Negara, mungkin benar, namun itu tidak dapat dijadikan alasan bahwa baptis anak tidak alkitabiah. Flavius Valerius Aurelius Constantinus hidup pada tahun 272-337. Dia kaisar Roma pertama yang Kristen namun bukan orang pertama yang MENDIRIKAN tradisi baptis anak. Tradisi baptis anak sudah ada jauh sebelum dirinya. Menuduh Konstantinisme menyelewengkan tradisi baptis anak, mungkin masuk akal namun menjadikan konstantinisme sebagai alasan baptis anak tidak alkitabiah, jelas mengada-ada.
Iman Tidak Dapat Diwakilkan
Dede Wijaya Menulis: Alkitab juga TIDAK MENGAJARKAN BAHWA SESEORANG DAPAT BERIMAN GANTI ORANG LAIN; orang-tua tak dapat percaya ganti anak-anaknya. Lebih runyam lagi, bahkan orang tua itu sendiri belum dilahirkan kembali. Jadi Spurgeon menulis, ”orang-orang berdosa yang belum lahir baru berjanji untuk seorang bayi yang malang bahwa ia akan memelihara semua perintah kudus Allah, yang mereka sendiri langgar secara ceroboh setiap hari! Berapa lamakah Allah yang panjang sabar akan membiarkan hal ini terus?”17
Ajaran bahwa seseorang dapat mewakili orang lain untuk beriman tentu saja bertentangan dengan ajaran Alkitab. Ajran bahwa seseorang dapat mewakili orang lain untuk berjanji memelihara semua perintah kudus Allah juga bertentangan dengan Alkitab. Apabila baptis anak dipahami sebagai SESEORANG beriman untuk mewakili orang lain, maka itu berarti pemahaman orang tersebut tentang makna baptis anak SALAH. Namun keberadaan orang-orang demikian MUSTAHIL menjadikan baptis anak tidak alkitabah. Karena baptis anak yang alkitabiah sudah berlangsung sejak jaman para rasul.
Baptis anak bukan tradisi yang menggantikan sunat
Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Kolese 2:11-14
Apabila yang diajarkan oleh Paulus itu SALAH, di manakah salahnya? Karena yang diajarkan oleh Paulus itu benar, bukankah orang-orang Kristen pada zamannya akan membaptis anaknya seperti orang Yahudi menyunat anak mereka? Bukankah itu yang terjadi?
SUNAT adalah METERAI bagi Abraham atas perjanjiannya dengan Allah. SUNAT juga METERAI bagi keturunan Abraham atas perjanjian mereka dengan Allah. SUNAT adalah tanda diterimanya Abraham menjadi anggota PERJANJIAN. SUNAT juga adalah tanda diterimanya keturunan Abraham menjadi anggota PERJANJIAN. Apa isi perjanjian Allah dengan Abraham?
Allah akan menjadikan Abraham bapa sejumlah bangsa dan memberikan tanah Kanaan kepada Abraham dan keturunannya juga Allah akan menjadi Allah Abraham dan keturunannya dengan SYARAT: Abraham dan keturunannya hidup tidak bercela di hadapan Allah dan BERIMAN. Sebagai TANDA atau METERAI perjanjiaan itu Allah memberikan hukum sunat, semua keturunannya disunat saat berumur 8 hari.
Walaupun semua keturunan Abraham disunat pada hari ke 8, namun tidak semua keturunannya menikmati KEGENAPAN janji Allah. Hal itu terjadi BUKAN karena Allah mengingkari janjiNya namun karena mereka TIDAK hidup sesuai SYARAT pernjanjian, beriman dan hidup tidak TERCELA di hadapan Allah.
Kenapa Allah memberi perintah agar keturunan Abraham disunat pada hari ke 8? Kenapa tidak menunggu mereka dewasa sehingga dapat mengambil keputusan sendiri? Karena ketika PERJANJIAN itu mengikat Abraham, saat itu perjanjian itu juga mengikat keturunan Abraham. Ketika Abraham TERIKAT dengan perjanjian pada saat itu keturunannya juga TERIKAT.
BAPTIS adalah METERAI bagi seorang Kristen atas perjanjiannya dengan Allah. BAPTIS juga METERAI bagi keturunan seorang Kristen atas perjanjian mereka dengan Allah. BAPTIS adalah tanda diterimanya seorang Kristen menjadi anggota PERJANJIAN. BAPTIS juga adalah tanda diterimanya keturunan seorang Kristen menjadi anggota PERJANJIAN.
Apa isi perjanjian Allah dengan seorang Kristen? Apa isi PERJANJIAN antara seorang Kristen dan Allah? Allah akan menjadikan orang Kristen itu menjadi bapak sejumlah bangsa dan Allah akan menjadi Allah orang Kristen itu dan keturunannya dengan SYARAT: Mereka BERIMAN dan hidup menaati firman Tuhan.
Kenapa orang Kristen HARUS membaptis anaknya? Karena ketika PERJANJIAN itu mengikat seorang Kristen, saat itu perjanjian itu juga mengikat keturunannya. Ketika seorang Kristen TERIKAT dengan perjanjian pada saat itu keturunannya juga TERIKAT.
Apakah terikat dalam PERJANJIAN itu menyelamatkan? Tidak terikat dalam perjanjian MUATAHIL selamat. Namun TERIKAT di dalam perjanjian bukan JAMINAN selamat. Agar orang-orang yang TERIKAT perjanjian selamat ada SYARAT yang harus dipenuhi. BERIMAN dan MENAATI Firman Tuhan.
KESIMPULAN
BAPTIS ANAK tidak alkitabiah apabila kedua syarat ini terpenuhi:
- BAPTIS bukan METERAI yang menggantikan SUNAT.
- Alkitab menentang baptisan anak.
Karena Alkitab mengajarkan bahwa BAPTIS adalah METERAI yang menggantikan SUNAT, bukankah itu berarti tidak diperlukan PERINTAH BARU agar orang Kristen membaptis anak-anak mereka seperti keturunan Abraham menyunat anak mereka?
Kenapa gereja mula-mula mempraktekkan baptis anak walaupun para rasul tidak mengajarkannya? Karena ketentuan itu sudah diajarkan oleh Allah ketika memberi perintah SUNAT kepada Abraham.
Bagaimana dengan prilaku orang Kristen yang melakukan baptis ulang dengan alasan baptis anak tidak alkitabiah? Mereka harus mempelajari Alkitab dengan cara yang benar agar dapat memahami makna baptis anak dengan benar. Melakukan baptis ulang dengan alasan baptis anak tidak alkitabiah itu ibarat MELAKUKAN sunat ulang setelah disunat pada waktu kecil.
Bagaimana dengan prilaku orang Kristen yang melakukan baptis ulang dengan alasan baptis percik tidak alkitabiah? Mereka harus mempelajari Alkitab dengan cara yang benar agar dapat memahami makna baptis dengan benar. Melakukan baptis ulang dengan alasan baptis percik tidak alkitabiah adalah unjuk KESOMBONGAN dengan menjatuhkan VONIS gereja yang melakukan baptis percik SESAT dan Pendeta yang melakukan baptis percik TIDAK memiliki urapan Allah. Itu ibarat melakukan SUNAT ulang karena menganggap bengkong (tukang sunat) atau dokter yang menyunat sebelumnya tidak kompeten tanpa memperhatikan bahwa kulit katannya sudah disunat. Untuk mempelajari tentang baptis mana yang alkitabiah, silahkan klik di sini .
NB.
Untuk membaca blog-blog tentang baptis lainnya, silahkan klik di sini:
- Baptis Siram atau Celup? - silahkan klik di sini.
- Baptis Anak - Perintah Allah Atau Penyesatan? - Silahkan klik di sini.
- Baptislah Seperti Allah Membaptis - Silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- 17586 reads
PLOK... PLOK... PLOK...
Kita tunggu aza, apakah masih ada yg kekeh jumekeh. Jikalau tidak ada respon, maka tulisan ini dianggap DISETUJUI.
Jesus Freaks, "Live X4J, Die As A Martyr" -SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@ JF, Gak Tega
JF, gua menulis blog ini karena nggak tega melihat orang-orang lain lu marahin dan nggak tega ngeliat lu KESEL setengah mati karena menghadapi orang orang yang nggak sadar bahwa mereka nggak tahu.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai2 : gw gak tahu caranya
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@ hai hai
Tanya bro...kalau baptis anak 100% alkitabiah, apakah penyerahan anak juga 100% alkitabiah?
anak-anak harus dibaptis atau diserahkan? jadi bingung nih bro...
GBU
GBU
@Hiskia, Penyerahan Anak
Saudara Hiskia22, apakah penyerahan anak 100% Alkitabiah? Untuk mengetahuinya kita harus paham dulu apa yang dimaksudkan dengan Penyerahan Anak. Saya belum pernah mempelajari tradisi Penyerahan Anak dengan tuntas namun inilah yang saya ketahui. Bila ada yang kurang, silahkan anda mengoreksinya.
Makna Penyerahan Anak:
Dasar Alkitabiah Penyerahan Anak:
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Lukas 2:21
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, Lukas 2:22
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", Lukas 2:23
Ketiga ayat tersebutlah yang umumnya digunakan sebagai dasar Alkitabiah Penyerahan Anak. Bukankah tradisi SUNAT yang menjadi dasar Alkitabiah Penyerahan Anak? Di samping itu, ayat-ayat berikut ini pun digunakan sebagai dasar alkitabiah.
Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Lukas 18:15
Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Lukas 18:16
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lukas 18:17
Penyerahan Anak VS Baptis Anak
Apa perbedaan Penyerahan Anak dan Baptis Anak? Selain namanya nampaknya yang membedakan adalah air. Nah, siapa yang akan menulis blog untuk menjelaskan perbedaan Penyerahan Anak dan Baptis Anak?
Kesimpulan
Sungguh mengenaskan orang-orang yang MENENTANG Baptis anak justru MENGAGUNG-AGUNGKAN Penyerahan Anak. Padahal, samua DALIL Alkitab yang mereka gunakan untuk menyatakan baptis anak tidak Alkitabiah justru menyatakan Penyerahan Anak tidak alkitabiah.
Penyerahan Anak dalam tradisi Yahudi adalah bagian dari tradisi SUNAT. Itu sebabnya dikenal dengan sebutan tradisi SUNAT. Penyerahan anak di dalam gereja modern adalah bagian dari Baptis Anak, itu sebabnya disebut BAPTIS ANAK.
Menyerahkan anak kepada Allah tanpa membaptisnya ibarat menyerahkan anak yang belum di sunat kepada Allah di dalam tradisi Yahudi. Ketika anda menyerahkan anak kepada Allah, apa yang menjadi METERAI bagi anda? Ketika menyerahkan anak saya kepada Allah, BAPTIS menjadi METERAI-nya. Mana yang lebih ALKITABIAH dan mana yang lebih LOGIS?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ hai hai
Saya ga akan mengoreksinya bro...karena saya memang belum mengetahuinya. Saya hanya menjalankan tradisi di Gereja saya yaitu penyerahan anak, bukan baptis anak. Thanks pembahasannya bro..
Tapi ada satu hal yang saya perhatikan dari pembahasan anda:
Dasar Alkitabiah Penyerahan Anak:
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Lukas 2:21
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, Lukas 2:22
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", Lukas 2:23
Dan anda menulis:
Menyerahkan anak kepada Allah tanpa membaptisnya ibarat menyerahkan anak yang belum di sunat kepada Allah di dalam tradisi Yahudi. Ketika anda menyerahkan anak kepada Allah, apa yang menjadi METERAI bagi anda? Ketika menyerahkan anak saya kepada Allah, BAPTIS menjadi METERAI-nya. Mana yang lebih ALKITABIAH dan mana yang lebih LOGIS?
Saya setuju dengan penjelasan anda bro...
GBU
GBU
Baptism lagi'''''';......'''''
Maksudnya penyerahan anak dan hubungannya alkitabiah atau ga tu yang gimana?
Pliz Read Bung Hai2's writing on baptism and the link he uploaded. There you can conclude it. I think it's quite clear. Don't just ask ms.!
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
Yang saya tanyakan berkisar
Yang saya tanyakan berkisar tentang baptisan anak dan penyerahan anak. Ada yang menyatakan anak-anak tidak usah dibaptis. Tetapi diserahakan.
Ayat pendukungnya:
Matius 19 : 13 - 15
Markus 10 : 13 - 16
Lukas 18 : 15 - 17
Jadi pengajaran baptis anak 100% Alkitabiah dan penyerahan anak 100% Alkitabiah. Manakah yang kita ikuti? Baptis atau penyerahan? Atau baptis dan penyerahan dilaksanakan dua - duanya?
GBU
GBU
@hiskia : penyerahan anak
Penyerahan anak bagi saya ( pribadi ) merupakan kompromi terhadap penentang dan pendukung baptisan anak. Melalui rujukan ayat ayat yang anda tujukan, apa tujuan dari penyerahan anak itu ? Bukankah kepala istri adalah suami dan kepala suami adalah Kristus ? Bukankah dengan demikian menegaskan dan meneguhkan tulisan Hai hai bahwa ikatan perjanjian Allah adalah kepada manusia dan seisi keluarganya ?
Jika demikian apa makna penyerahan anak ? Bukankah dengan baptisan anak telah lengkap mencakup penyerahan anak ?
GBU
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@des14 : buat blok 2kotomi n 3kotomi
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Keep Staying here !!!
Hai2 mungkin ga bakalan ketemu dengan Leonard dan Daud Tony, dan dia akan berkiprah di sini terus dengan gaya posting2nya yang memukau.
Great Mr. Hai2. I can learn much from your writings.
Ya, nulis di sini lebih baik ketimbang di luar sana yang masih belum jelas.
Tetaplah di sini kita saling membangun iman dan konsep
Mari kita tetap rendah hati.
Thanx by Des14
Jadilah rendah hati. Keep studying the truth properly!
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
What about Discuss this again ???
Oya blogger semua, mungkin pernah dibahas tentang konsep dikotomi dan trikotomi dalam ajaran alkitab di sini? Aku mungkin belum baca postingannya. Karena aku baru-baru ini saja gabung di SABDASpace.
Maksudku kalau sedikit dibahas di sini lagi gimana? Apakah pemborosan waktu dan barang daganganku tidak segar?
Soalnya ada temanku yang nanya dan aku sudah jawab sih tapi aku pengen mendapatkan jawaban yang lebih komprehensif lagi.
Mungkin tentang 2 konsep itu tidak terlalu penting, tapi tidak salah kan kalau kita bahas dan berbagi tentang itu lagi? Siapa tahu kita dapat paradigma baru.
I like the right doctrine of the Bible.
and
I am not an easy man to be satisfied and agree.
Thanx by Des14 in P. Raya
Jadilah rendah hati. Keep studying the truth properly!
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
Guru SM + iman anak kecil
Para penetang baptisan anak seringkali beragumen bahwa orang yang dibaptis seharusnya yang sudah menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus dan karena anak-anak kecil belum bisa "percaya" kepada Yesus maka mereka tidak boleh dibaptis.
Setelah hampir 20 tahun saya mengajar anak-anak SM, dari balita sampai kelas 6 SD saya menjumpai fakta yang yang membatah argumen di atas. Banyak anak-anak SM yang secara tulus menyatakan imannya kepada Yesus. Saya sempat terharu ketika ada seorang anak SM (6 th) yang "menegur" bapaknya karena tidak berdoa sebelum makan.
Fakta lain lagi, hampir semua anak yang dulu aktif SM ketika dewasanya juga aktif terlibat dalam pelayanan di gereja.
Disini dapat saya simpulkan bahwa iman juga dianugerahkan kepada anak kecil, bahkan ketika mereka masih di dalam kandungan. Bukankah Yeremia dipilih menjadi hamba Allah ketika ia ada di dalam kandungan?
Sekali lagi jangan remehkan iman seorang anak kecil:
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (Matius 18: 2-6)
Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. (Matius 18: 10)
Jadi, tepat seperti kata bung Hai-hai, baptisan anak adalah 100% Alkitabiah!
@kristenberea
Sering orang dewasa mempunyai iman yang kekanak-kanakan dan sering seorang anak memiliki iman yang dewasa.
GBU
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Baptism;;;;;;lagi
Singkat saja
U know the concept of predestination?
Kalau tau, maka baptis anak adalah ALKITABIAH harus disetujui
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
to Hai2 tt Baptisan Bayi
Ko Hai-hai menulis:
"BAPTIS ANAK tidak alkitabiah apabila kedua syarat ini terpenuhi:
Karena Alkitab mengajarkan bahwa BAPTIS adalah METERAI yang menggantikan SUNAT, bukankah itu berarti tidak diperlukan PERINTAH BARU agar orang Kristen membaptis anak-anak mereka seperti keturunan Abraham menyunat anak mereka?
Kenapa gereja mula-mula mempraktekkan baptis anak walaupun para rasul tidak mengajarkannya? Karena ketentuan itu sudah diajarkan oleh Allah ketika memberi perintah SUNAT kepada Abraham.
Bagaimana dengan prilaku orang Kristen yang melakukan baptis ulang dengan alasan baptis anak tidak alkitabiah? Mereka harus mempelajari Alkitab dengan cara yang benar agar dapat memahami makna baptis anak dengan benar. Melakukan baptis ulang dengan alasan baptis anak tidak alkitabiah itu ibarat MELAKUKAN sunat ulang setelah disunat pada waktu kecil.
Bagaimana dengan prilaku orang Kristen yang melakukan baptis ulang dengan alasan baptis percik tidak alkitabiah? Mereka harus mempelajari Alkitab dengan cara yang benar agar dapat memahami makna baptis dengan benar. Melakukan baptis ulang dengan alasan baptis percik tidak alkitabiah adalah unjuk KESOMBONGAN dengan menjatuhkan VONIS gereja yang melakukan baptis percik SESAT dan Pendeta yang melakukan baptis percik TIDAK memiliki urapan Allah. Itu ibarat melakukan SUNAT ulang karena menganggap bengkong (tukang sunat) atau dokter yang menyunat sebelumnya tidak kompeten tanpa memperhatikan bahwa kulit katannya sudah disunat. Untuk mempelajari tentang baptis mana yang alkitabiah, silahkan klik di sini ."
Jawab:
Baptisan bukan Meterai yg menggantikan Sunat. SETUJU 100%, karena Sunat adalah Tanda Perjanjian Allah dengan Abraham dan keturunannya yaitu Bangsa Israel hingga hari ini.
Jika Baptisan adalah Pengganti SUNAT, maka harus diingat bahwa dalam PL, hanya ANAK LAKI-LAKI yang DISUNAT (aturannya hari ke-8, kecuali Ismael waktu itu Disunat usia 13 tahun). Tidak Tercatat Anak Perempuan ikut diSUNAT, hal ini BERBEDA dengan BAPTISAN BAYI yg mempraktekkan baptis Bayi kepada anak laki-laki dan Perempuan.
Timbulnya Baptisan Bayi tidak terlepas dari Para Teolog Covenant yg percaya Baptisan itu Pengganti Sunat. Padahal di PB, umat Israel tetap di SUNAT dan TETAP DIBAPTIS, bagaimana bisa dikatakan BAPTISAN (BAYI dan Dewasa) menyimbolkan/menggantikan SUNAT atau Baptisan Anak/Bayi sebagai PENGGANTI/ METERAI yang menggantikan SUNAT????? Tanda Tanya Besar???
Kesalahan Fatal mereka yg percaya hal ini (Teologi Covenant/Teologi Perjanjian) adalah mereka tidak melihat bahwa ISRAEL dan GEREJA itu BERBEDA. Inilah satu ciri khas dari Teologi Dispensasi yg melihat bahwa ISRAEL dan GEREJA jelas-jelas berbeda.
masuk ke Point 2: Hai-Hai menulis: "BAPTIS ANAK tidak alkitabiah apabila kedua syarat ini terpenuhi: Alkitab menentang baptisan anak."
saya sudah katakan berkali-kali kepada mereka yg masih percaya BAPTISAN ANAK/BAYI yaitu bahwa dalam PERJANJIAN BARU para Rasul tidak pernah mencatat adanya BAYI/ANAK KECIL yg DIBAPTIS. Indikasi tentang kata SEISI RUMAH TANGGA sudah Terpecahkan bahwa seluruh anggota keluarga itu MENDENGAR BERITA INJIL lalu memberi diri dibaptis. Para Rasul membaptis dengan cara SELAM, makanya Yohanes pembaptis membaptis di Sungai Yordan, Ainon, dan murid2 Yesus juga membaptis ditempat yg banyak airnya, indikasinya SELAM, atau simplenya MASUK KE DALAM AIR dan KELUAR DARI AIR. jika cuma butuh sedikit air, tidak perlu repot ke sungai atau tempat yg banyak air. indikasi ini juga membuat BAPTISAN BAYI/ANAK adalah TIDAK MUNGKIN, karena Masuk ke dalam air dan KEluar dari Air. Kalo mau paksakan, Bayi pastilah sudah dibaptis selam sama para Rasul, seandainya praktek Membaptis Bayi/Anak kecil ada di PB.
Jadi karena di Alkitab PB tidak ada Catatan sedikitpun tentang BAPTISAN BAYI/ANAK, maka Alkitab tidak perlu HARUS MENULIS BULAT-BULAT LARANGAN MENENTANG MEMBAPTIS BAYI/ANAK. Kiranya MENJADI JELAS bagi orang2 pada zaman Para Rasul, bahwa Bayi memang tidak pernah DIBAPTIS oleh para Rasul.
Ada beberapa yg menyarankan JANGAN BAPTIS ANAK/BAYI, tapi PENYERAHAN ANAK, ini memang baik, namun saya tidak akan mengganggap ini perlu dilakukan, yg PASTI BAPTIS BAYI/ANAK KESALAHAN FATAL terhadap Arti, Makna, Subjek, Cara Baptisan. Karena itu Tidak dibenarkan MEMBAPTIS BAYI.
----------------------------------------------------------------------
Tambahan:
Baptisan Bayi ditinggalkan karena tidak ada DASAR OTORITAS dari Alkitab.
Bayi Baptis ditinggalkan karena tidak ada otoritas atau landasan dalam Kitab injil. Iman sebagai prasyarat baptis ditandai, menyiratkan, atau yang dituntut oleh Kitab injil yang menyentuh pertanyaan itu. Dalam Alkitab PB jelas menyebutkan Praktek Baptis, tetapi tidak menyebutkan bayi.
Beberapa paedobaptists (yg praktekkan dan percaya Baptis Bayi), punya beban untuk memberi bukti yg lebih BERAT untuk melawan mereka yang MENENTANG BAPTISAN BAYI, Dalam Alkitab ada kiisah ara ibu mempersembahkan anak-anak mereka ke Tuhan sebagai Hana melakukan Samuel, tanpa penggunaan air, " . Apa TIDAK BOLEH untuk menggunakan air?" Argumentasi seperti itu menyerah gagasan bahwa baptis adalah " suatu tanda regenerasi, atau kelahiran yang baru." Kebanyakan SARJANA paedobaptist tidak akan mencoba untuk memelihara baptis bayi itu sebagai institusi apostolik.
Ini kita akan melihat catatan dari Para Sarjana PaedoBaptist.
The testimony of pedobaptist scholars on infant baptism.
Kesaksian Sarjana PaedoBaptis tentang Baptis Bayi
"The Doctrines and Discipline of the Methodist Church, South" (1930), P. 4.
________
LUTHER-"It cannot be proved by the sacred Scriptures that infant baptism was instituted by Christ, or begun by the first Christians after the apostles."
ERASMUS-"It is nowhere expressed in apostolic writings that they baptized children."
OLSHAUSEN-"There is altogether wanting any conclusive proof-passage for the baptism of children, in the age of the apostles, nor can any necessity for it be deduced from the nature of baptism."
GEORGE EDUARD STEITZ,--SCHAFF-HERZOG ENCY.—Art. Bapt.-
"There is no trace of infant baptism in the New Testament."
A. T. BLEDSOE, LL. D.-
"It is an article of our faith (Methodist Episcopal), that the baptism of young children (infants) is in any wise to be retained in the church, as most agreeable to the institution of Christ. But yet, with all our searching, we have been unable to find in the New Testament a single express declaration or word in favor of infant baptism" (Southern Review, Vol. 14). And this same writer says: "Hundreds of learned pedobaptists have come to the same conclusion, especially since the New Testament has been subjected to a closer, more conscientious, and more candid exegesis than was formerly practiced by controversialists."
H. A. W. MEYER, Th. D. (called "the prince of exegetes").-
"The baptism of the children, of which no trace is found in the New Testament, is not to be held as an apostolic ordinance . . ."
NEANDER-
"Baptism, at first, was administered only to adults, as men were accustomed to conceive of baptism and faith as strictly connected. There does not appear any reason for deriving infant baptism from an apostolic institution; and the recognition of it, which followed somewhat later, as an apostolic tradition, serves to confirm this hypothesis" (Church History).
GEORGE HODGES-
"The recipients of baptism seem originally to have been persons of mature life. The command, 'Go, teach all nations, and baptize them,' and the two conditions, 'Repent and be baptized,' and 'He that believeth and is baptized,' indicate adults" (The Episcopal Church, It's Faith and Order, p. 51).
A. C. McGIFFERT-
"Whether infants were baptized in the apostolic age, we have no means of determining" (History of Christianity in the Apostolic Age, p. 54').
ROBERT RAINY, in treating the period A. D. 98-180-
"Baptism presupposed some Christian instruction, and was preceded by fasting. It signified the forgiveness of past sins, and was a visible point of departure of the new life under Christian influences and with the inspiration of Christian purposes and aims" (Ancient Catholic Church, p. 75).
HARNACK, in dealing with the post-apostolic period- "There is no sure trace of infant-baptism in the epoch; personal faith is a necessary condition" (History of Dogma, Vol. 1, p. 20).
H. M. GWATKIN-
"We have good evidence that infant-baptism is no direct institution either of the Lord Himself or of His apostles. There is no trace of it in the New Testament" (Early Church History to 313, Vol. 1, p. 250).
Space forbids that we continue. These quotations show the majority position of pedobaptist scholars.
But, notwithstanding, in the face of a that has been said, there are some who
make a determined effort to prove the apostles practiced infant baptism.
Hence we notice-
(2) Arguments for Infant Baptism Answered,
A. The boldest attempt that has been made to justify infant baptism is by seeking to prove that the child is saved. "The babe and the converted person are both in a state answering to regeneration. If one is entitled to baptism, so is the other. If it is necessary to baptize a converted adult, then for the same reason it is necessary to baptize an infant . . . We can never be sure that the adult is saved when we baptize him, but concerning the children there is no possibility of mistake."* And the ceremony used by the Methodist Episcopal Church, South, in administering "baptism" to infants, reads in part as follows: "Dearly beloved, forasmuch as all men, though fallen in Adam, are born into this world in Christ the Redeemer, heirs of life eternal and subjects of the saving grace of the Holy Spirit, etc."
There are two passages that are used to prove that infants are saved. One of them is mentioned by the Methodist discipline quoted above just following the words quoted. This passage is found in Matt. 19:14; Mark 10: 14; and Luke 18:16. In it, in speaking of children, Jesus said: "Of such is the kingdom of God," or "to such belongeth the kingdom of God." The following quotations show the truth of this passage: "'Such' certainly means childlike persons, and apparently does not mean children at all. So the Memphitic, 'for persons of this sort, theirs is the kingdom of heaven.' And the Peshito takes great pains, 'for those who are like them, theirs is the kingdom of heaven.' All the Greek commentators explain it as meaning the childlike, none of them mentioning children as included, and several expressly stating the contrary. Nor does any Greek commentator, so far as we can find, mention infant baptism in connection with this passage, though they all practiced that rite" (Broadus, on Matthew).
"Not little children, but men of childlike disposition" (Meyer).
"Of that reference to infant baptism which it is so common to seek in this narrative, there is clearly not the slightest trace to be found. The Saviour sets
the children
___________
*Methodism, by Ethalmore V. Cox, published by the Board of Managers of Christian Literature, Methodist Episcopal Church, South.
The Doctrines and Discipline of the Methodist Episcopal Church, South,
1930.
___________
before the apostles as symbols of spiritual regeneration, and of the simple childlike feeling therein imparted" (Olshausen). But, regardless of the meaning of this passage, it does not authorize infant baptism. The purpose of the bringing of children to Him is stated explicitly, and the objection of the disciples shows clearly that this was even unusual. So the passage is dead against infant baptism, no matter what interpretation is put upon the words "of such is the kingdom of God."
The other passage used to probe that infants are saved is 1 Cor. 7:14-"For the unbelieving husband is sanctified in the wife, and the unbelieving wife is sanctified by the husband; else were your children unclean but now are they holy."
But, first of all, it needs to be noted that this passage proves too much for pedobaptists according to their use of it. If it proves that children of a union between a believer and unbeliever are entitled to baptism by virtue of their connection with the believing parent, then the unbelieving parent is also entitled to it, without further qualifications; for the same holiness that is imparted to the children of such a union is imparted to the unbelieving member.
The holiness mentioned in this passage is clearly not moral holiness, but only an outward sanctification making the association in the home lawful for the saved member. "The pertinence of Paul's argument may be more obvious, if it is borne in mind that a Judaising influence was already working powerfully in the church. It is, therefore, probable that these Christians who had come under this influence, and who had unbelieving husbands or wives, were in fear of ritual contamination by conjugal intercourse with the unbelievers. This, however, Paul declares to be a groundless fear; for, as every kind of food is hallowed by prayer (1 Tim. 4:5), so that a Christian may receive it without ritual contamination, every lawful associate or companion in life is hallowed to the Christian" (Alvah Hovey).
And this passage really proves the falsity of the contention that infants are saved. If infants are saved, then all are holy; and Paul's argument would be inapposite. Furthermore this idea of infant salvation denies the universal necessity of regeneration. When correctly translated, the words of Jesus to Nicodemus about the new birth are not, "Except a man," etc., as though they apply to adults only; but they are, "Except one," etc. Roman Catholics use this passage to prove that infants must be born again to be saved, and thus, because they wrongfully believe that baptism is necessary to regeneration, find ground for infant baptism. If they were right in their view of baptism, then they would be wholly right in their whole view of this passage. This passage does teach that all, not excepting infants, must be born again in order to be saved. When infants that die receive regeneration is not revealed in the Bible. But it is plain that they are not born saved, and it is plain that they must be regenerated to be saved. Our opinion is that regeneration in dying infants takes place the moment of the separation of the soul from the body. We have dealt at length with the salvation of those dying in infancy in the chapter on Human Responsibility.
B. There is likewise no scriptural warrant whatsoever for the assertion that baptism came in the room of circumcision. Not a hint of such a thing appears anywhere in the New Testament, not even in the discussion at the conference over circumcision in Jerusalem. In fact, this conference clearly proved that circumcision did not give way to baptism; otherwise the question at issue could have been settled promptly by simply saying that the Gentiles were not to be required to be circumcised because baptism had taken the place of circumcision. A pedobaptist would have been sure to propose that solution if he had been there. And that, by the way, is proof that there were no pedobaptists there. Jewish believers continued to practice both circumcision and baptism without a hint from the apostles to the contrary.
C. The next argument for infant baptism that we shall take up is based on Acts 2:39. It has been stated thus: "Peter, addressing a multitude of Jews on the day of Pentecost, said (Acts 2-39): 'For the promise is unto you and to your children.' Can you comprehend this statement? These Jews had been taught to receive children and give them the token of the Abrahamic covenant. There is no doubt with us about children being baptized on the day of Pentecost."
But this statement very tactfully omits the last part of the passage quoted, according to the usual tactics of pedobaptists. This last part explains the passage; and, if properly considered, will show that any children baptized on Pentecost, or at any other time in the New Testament age, were only such as were called of the Lord. This necessitates their being old enough to receive the gospel and act upon it. The part of the passage we refer to reads: "Even as many as the Lord our God shall call unto him." We shall be happy to baptize all the children that the Lord our God calls, but not more; for we have no ground for baptizing those whose baptism God has not authorized. D. The next and last argument for infant baptism that we shall notice is based upon the household baptisms mentioned in the New Testament.
(a) Such an argument assumes two things for which there is no proof:
(1) That there were infants in these households.
(2) That these infants were baptized, and that in direct opposition to everything revealed in the Bible about the meaning of baptism and the qualifications of the recipients of it.
From Knapp's Theology (Knapp was a pedobaptist) we read: "It may be objected against those passages where the baptism of the whole families is mentioned, viz., Acts 10:42-48; 16:15-33; 1 Cor. 1:16, that it is doubtful whether there were any infants in those families, and if there were, whether they were then baptized."
(b) An inspection of the five household baptisms recorded in the New Testament leaves no proof whatsoever of infant baptism, but rather, in most cases, it furnishes conclusive proof to the contrary.
Cornelius is said to have been "a devout man, and on that feared God with all his house" (Acts 10:2). And we read that "the Holy Spirit fell on them that heard the word" (Acts 10:44), which thing was evidenced by their speaking in tongues (v. 46). If there were any infants in the family of Cornelius, they were not included when his house was mentioned in its relation to God, and hence would not be baptized. And again, if any infants were baptized on this occasion, then they also received the Holy Spirit and spoke in tongues.
The strong probability is that Lydia was not a married woman. She was a merchant woman, and at the time of her conversion was far from her home in Thyatira. Even if she had been a married woman, the fact that she was in business would make it unlikely that she had infant children. Her household, no doubt, consisted of servants and employees, as in the case of "Caesar's household" (Phil. 4:22). This expression cannot refer to or include any of Nero's children, for certainly none of them were members of the church at Rome.
When Paul said to the jailor at Philippi: "Believe on the Lord Jesus Christ, and thou shalt be saved, and thy house," his words mean that the other members of the jailor's family were to be saved by their personal faith, and certainly not by the jailor's faith; for if so, then adults in the family were to be saved without personal faith. And it is said that the jailor "rejoiced greatly, with all his house, having believed in God." All of this shows that there were either no infants in the jailor's family or else they were not taken into consideration in the things that went on that night. Nothing is given of the details of the conversion of the household of Stephanas. Paul tells us that he and his household were among the few he baptized at Corinth (1 Cor. 1:16). But three or four years later Paul wrote to the church at Corinth and spoke of the household of Stephanas as having, "set themselves to minister unto the saints" (1 Cor. 16: 15). It is unlikely that this would have been said if the household that was baptized a few years previous had included infants.
In the case of Crispus, the ruler of the synagogue at Corinth, it is distinctly said that "he believed in God with all his house." No infants here. So this is the case of the household baptisms that pedobaptists depend so much upon. Not a scintilla of evidence that there were infants in any of these households, and far less that they would have received baptism if there had been.
We shall not waste time answering the attempts of pedobaptists to justify infant baptism by arguments other than those drawn from Scripture. These studies are prepared for those who believe in following Christ and the apostles, and no argument can induce such a countenance that which is subversive of their practices; and this is certainly true of infant baptism.
INFANT BAPTISM
There are a number of groups that practice infant baptism. This is viewed as an entrance into the church body and regeneration is definitely in their minds. We need to look at this topic for a moment. Others desire infant baptism for much less spiritual reasons. I recently heard of a young mother that wanted her baby baptized because she had heard that baptismal certificates were acceptable if you lost the child’s birth certificate.
THE SUGGESTED PROOF OF INFANT BAPTISM
1. The rite of circumcision is introductory to the old covenant, so the rite of baptism is the introductory rite to the new covenant. Since Circumcision is done on infants, then so should baptism.
2. The scriptures show that entire households were baptized. Acts 16:33. The assumption is there were children and infants in the households.
3. The New Testament shows that whole households can be saved if one parent is, thus we should baptize all members. 1 Corinthians 7:14.
4. Since baptism saves, we must baptize immediately so the child will not slip into hell if it should die.
5. Matthew 28:19-20 tells us to baptize all nations. That includes babies and senior citizens.
INFANT BAPTISM REFUTED (8 ALASAN BAPTIS BAYI HARUS DITOLAK)
1. There are no New Testament references of babies being baptized. If it were important to them for salvation, the writers of Scripture would have told us about it.
Tidak ada referensi/catatan dari Perjanjian Baru bahwa Bayi dibaptis. Jika Baptis Bayi penting bagi keselamatan mereka, Penulis Alkitab pasti akan mengatakan pada kita tentang hal itu.
2. The New Testament shows that baptism follows, repentance, believing, or accepting or some combination of these. An infant can do none of these things. (Acts 2:38-39 stipulates repentance before baptism)
PB menunjukkan bahwa Baptisan mengikuti Pertobatan, Percaya atau Menerima atau kombinasi dari hal-hal itu. Seorang Bayi tidak dapat melakukan hal-hal itu. (Kis 2:38-39 menetapkan pertobatan sebelum dibaptis)
3. The early church fathers rejected this thought. From the Didache we read, “Before the baptism, moreover, the one who baptizes and the one being baptized must fast, and others who can. And you must tell the one being baptized to fast for one or two days beforehand.” (125-135) You cannot tell an infant something, and infants do not fast.
Bapa-Bapa Gereja Awal menolak pikiran ini. Dari Didache kita membaca, “Sebelum Pembaptisan, lebih dari itu, orang yang membaptis dan orang yang dibaptis harus cepat/puasa, dan yang lain juga. Dan kamu harus mengatakan kepada orang yang dibaptis untuk puasa satu atau dua hari sebelumnya” (125-135). Anda tidak dapat mengatakan hal ini pada Seorang Bayi, dan Bayi tidak dapat puasa.
4. Let us consider the baptizing of households. We have no indication that infants were present or indeed if there were, they were baptized. In one of the household texts is Acts 16 and in verse 32 we see, “And they spake unto him the word of the Lord, and to all that were in his house.” They spoke. If they were speaking then all that heard must have heard. That would mean understanding minds and not infant minds.
The International Standard Bible Encyclopedia raises a question that is probably tongue in cheek, yet very appropriate. They ask if we are going to press the thought of “household,” if we should suggest that dogs and cats need to be baptized.
1 Corinthians 16:15 mentions the house of Stephanas as serving God. Infants cannot serve. If the household idea is to be carried forth there is a problem in using this text.
Mari pikirkan pembaptisan sekeluarga. Kita tidak punya indikasi bahwa Bayi-Bayi hadir atau termasuk jika memang ada, mereka dibaptiskan. Dalam satu keluarga di Kis 16:32 kita mengerti, “Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya.” Mereka menginjili. Jika mereka berbicara lalu semua yang mendengar harus telah mendengar. Ini berarti pikiran yang mengerti dan bayi-bayi tidak mungkin bisa berpikir.
The International Standard Bible Encyclopedia (ISBE) memunculkan sebuah pertanyaan yaitu mungkin…... mereka bertanya jika kita memaksakan pemikiran dari “seisi keluarga/rumah tangga”, maka kita bisa menyatakan bahwa anjing and kucing perlu dibaptis.
I Kor 16:15 menyebutkan Stefanus sekeluarga melayani Tuhan. Bayi tidak dapat melayani. Jika ide sekeluarga digunakan untuk mendukung Baptis Bayi maka ada masalah dalam penggunaan ayat ini.
5. Baptism is not related to salvation other than a picture. Mark 16:16 shows that disbelief is that which causes damnation. John 1:12 mentions receive — you cannot do that as an infant.
Acts 10:47 shows they had the Holy Spirit before they were baptized. If baptism is needed before regeneration, then how could they have been indwelled by the Holy Spirit?
Baptis tidaklah dihubungkan dengan keselamatan selain dari suatu gambaran/symbol. Markus 16:16 menyebutkan Orang yang Tidak Percaya akan berakibat penghukuman. Yoh 1:12 menyebutkan yang Menerima--anda tak dapat melakukan itu sebaga Bayi.
Kis 10:47 menunjukkan mereka menerima Roh Kudus sebelum dibaptis. Jika baptisan dibutuhkan sebelum lahir baru, lalu bagaimana mereka dapat didiami oleh Roh Kudus?
6. In the case of likening circumcision to baptism, we have a slight problem. If this is true then we should only baptize men, for only men were circumcised in the Old Testament. Indeed Genesis 17:12 mentions that it is to be done on the eighth day or older.
Dalam kasus menyimbolkan sunat dengan Baptisan, kita punya sedikit masalah. Jika Hal ini dibenarkan, lalu kita hanya boleh membaptis laki-laki saja, karena hanya laki-laki yang disnuat di PL. termasuk Kej 17:12 menyebutkan bahwa itu harus dilakukan pada hari ke-8.
7. Matthew 28:19-20 mentions discipling and teaching. This also is impossible with an infant.
Matius 28:19-20 menyebutkan pemuridan dan pengajaran. Ini tidak mungkin dilakukan pada Bayi.
8. Ephesians 2:8-9 Mentions that salvation is of grace, and that works are not involved. Baptism is a work — something that man does and it can have nothing to do with salvation.
Efesus 2:8-9 menyebutkan bahwa keselamatan itu anugerah, dan bahwa perbuatan tidak termasuk. Pembaptisan adalah sebuah perbuatan—yang dilakukan manusia dan ini tidak berhubungan dengan syarat keselamatan.
The whole thought of infant baptism is tied up in the thought of baptismal regeneration, the idea that baptism is an integrated part of regeneration. I would submit two more points to refute the idea of baptismal regeneration.
Keseluruhan pemikiran tentang Baptis Bayi dikaitkan dengan Lahir Baru karena Baptisan (Baptismal Regeneration), yaitu ide bahwa baptisan adalah bagian yang terintegrasi dengan Lahir Baru. Saya akan menunjukkan dua point untuk MENOLAK ide Baptismal Regeneration
1. Paul mentions that he baptized few (1 Corinthians 1:17). If this is the case, and if it were the case that salvation was part of baptism, then wasn’t Paul very remiss with his evangelism? If baptism is required for regeneration then Paul would have baptized those that he talked to.
2. A very clear proof that baptism is not a part of salvation is seen in the thief on the cross. The Lord told him he would be in paradise, yet the thief had not had the opportunity to be baptized. I was in a class where a man from the Christian church was invited for a visit. We asked him about the thief on the cross and he said this was a special case. No other explanation was forth coming.
Some might wonder why people believe that baptism is part of salvation? Might I suggest a few possible reasons?
a. The “tower of Babel syndrome.” (Attempting to reach God by their own accomplishments.) They think there must be something they can do to help in the process of salvation.
b. The “I’d rather do it myself syndrome.” They haven’t trusted Christ to take care of all there is to do.
c. The “that’s the way it’s always been done syndrome.” That is what they have been taught and that is the way it’s been and that’s the way it’s going to be no matter what you say, and no matter what the Scriptures say.
My employers wife once asked me just before their grandchild was going to be baptized if I thought infants should be baptized. I told her that I did not think that the Scriptures taught that concept. I sat down that night and put down some references for her and took them in the next day. She did not listen to a thing, and felt that it was right and proper to have their grandchild baptized.
Baptism, to some, brings some benefit to the one that is baptized. The Roman Church sees the rite of baptism as a means of accepting grace and it is part of their salvation. “The sacrament of Baptism confers grace.” (Morrow, Louis LaRavoire; “MY CATHOLIC FAITH”; Kenosha, WI: My Mission House, 1955, P 252)
Some Lutherans feel that baptism is part of their being saved. I’d like to quote from a Lutheran in Makoti, North Dakota. “Baptism is not merely a symbol. It is the means God uses:
(1) to forgive sin,
(2) to save us,
(3) to create spiritual life through the giving of the Holy Spirit, thus beginning of formal membership in the church,
(5) [not sure where 4 went — it was missing] to adopt us into His family wherein we become legal heirs of His Kingdom, and
(6) to make us partners in Christ’s death and resurrection.” (from a church bulletin)
In considering baptism another question might come up. Is there any reason for an unsaved person to want to be baptized? In my childhood I was not well taught in the Bible though I was in Sunday School and church every Sunday. I had no idea what baptism was all about. The church I was taken to as a child, believed in baptismal regeneration. About ten or so my mother pushed me physically into the aisle to go forward for baptism. I returned to my seat though a few weeks later did ask to be baptized. I was taken into the church and all was proper even if I didn’t know what it was
about. Others might be baptized because of popularity, or for an increase in stature in the community, however the scripture speaks to the thought of unsaved people being baptized. a. Matthew 3:7-9 John The Baptist condemned some for wanting baptism when they were unrepentant. b. It is a picture of the death burial and resurrection, so why would any unsaved person want to identify with it? c. It is an identification with Christ and His church — why would a lost person be interested. It is only an empty work if they should be baptized. It would have no meaning to the world, nor to them.
Another question. Is there any reason why a person would, or should be rebaptized? Yes. This was what the anabaptists were all about. They were catholics that had been sprinkled or poured upon as infants. When they had understanding of salvation they were rebaptized as believers. This is also seen in the case of the disciples of John the Baptist in Acts 19:1-7.
This by the way shows there was a difference between the baptism of John the Baptist and Christian baptism. If a person was baptized before they were saved then the proper step would be for rebaptism. This was the case in my own life. When I was saved there came a time when I knew that my baptism had no meaning to me or anyone else, so took steps to be baptized again in the church where I was saved.
Occasion Of Baptism: When should a person be baptized, after they are saved? Some Baptists desire and push for immediately. Some independents tell their converts whenever, and they do it as they feel they want to. The sad part of this approach is that some never do. Most independents feel that it is to be done as soon as the believer fully understands it. This may be awhile or it may be immediately.
RECOMMENDATIONS
1. Never baptize without talking with the person concerning their salvation, the purpose and intent of baptism, and the ramifications or responsibilities of being baptized.
2. Never push, but do encourage them — teach them the how and why soon after their conversion. For many years there was no real strong significance to baptism in this country, but more and more it is a real testimony of leaving an old life and beginning a new one. In other countries it is very significant and may be the act that solidifies your conversion to the world. In Ireland that is the last thing that the catholics will allow.
They may allow going to the Bible Church, even maybe being saved, but the baptism is the BREAK with Holy Mother Church and the believer is in for ostracism from friends and relatives. We have not discussed the baptismal formula that the Lord specified. Matthew 28:19 “...baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost:” Just what is the implication of this formula? To the Jew they were making a commitment to a belief in Christ as the Messiah and a public recognition of his deity. God The Father, God The Son — the Messiah come, and God The Holy Spirit. There is a difference between the baptisms that are mentioned in the New Testament. We will not go into detail on these aspects of our topic. There is a short listing of thoughts in Appendix five at the end of the book for further study. In brief: Baptism shows the inward death of our sin nature and the creation of our new nature. It also shows our belief in the death, burial and resurrection of Christ. These three are also pictured by the mode of immersion.
As in other topics we would like to apply the truth that has just been studied. The obvious application is to the believer that has not been baptized. The ordinance is something that comes under the thought of obedience. If a believer understands baptism properly and does not move toward being baptized, then they are involved in the sin of disobedience. May we encourage anyone in this position to consider moving toward a complete obedience to their Lord’s command? A side application might be that, as teachers of the Word, we should see to it that new believers understand the major doctrines of the faith and call them to obedience. We trust the reader now has a complete understanding of the ordinances so that we can move on to the final portions of our study.
sumber Tambahan diambil dari:
Teologi Sistematika Simmon,
Teologi Sistematika Derickson.
----------------------
mohon maaf jika terjemahan bhs inggris saya tidak begitu baik : ).
dede wijaya
dede wijaya
@ Dede, Baptis Harus Menyelam?
DIBAPTIS HARUS MENYELAM
Orang yang dibaptis harus menyelam. Apa alasannya:
Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: Matius 3:1
Alasan Yohanes membaptis di sungai, bukan karena dibaptis harus menyelam.
Baptizo artinya membersihkan dengan air, bukan MENYELAM.
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, Matius 3:16
Kapan Yesus Kristus keluar dari air? SETELAH dibaptis! Tolong pikirkan kembali kesimpulan anda bahwa Baptis harus MENYELAM.
Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.Kisah Para Rasul 8:38-39
Dede, apabila anda kekeh jumekeh menggunakan ayat di atas sebagai landasan bahwa baptis harus selam, bukankah anda harus mengajarkan bahwa yang membaptispun harus menyelam, agar bisa sama-sama keluar dari air?
Saudara Dede, mari kita bahas dulu tentang BAPTIS, apakah harus MENYELAM? setelah kita tuntas dengannya, kita akan membahas yang lainnya.
NB.
Dede, ini komunitas blogger Krsiten berbahasa Indonesia. Sebaiknya anda hanay menulis dalam bahasa Indonesia. Menghabiskan waktu untuk menerjemahkan akan menambah kualitas komentar anda dan membantu orang-orang yang tidak paham bahasa Inggris untuk mengerti. Di komunitas ini, saya lebih suka memposisikan diri hanya bisa bahasa Indonesia.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Baptisan...... Hai-hai......
Dear Hai-hai,
Sudah lama saya kepengin kasi komentar mengenai baptisan yang tidak Alkitabiah dari Bung Dede, tapi saya belum mempunyai cukup waktu dan bahan untuk itu.
Ternyata anda memang cukup tanggap dan gesit untuk memberi pencerahan kepada masalah-masalah yang ada, yang sebenarnya bisa menimbulkan keraguan kepada siapa saja yang belum memahami secara baik mengenai baptisan, sehingga bisa terjadi 2 kali baptisan karena menganggap baptisan percik tidak alkitabiah.
Baiklah Hai-hai, teruslah melakukan apa yang menyentuh hati anda, dan bisa memberkati para pembeli atau para pengunjung yang sekedar mampir, Tuhan Memberkati.....
Salam,
@mbak Esti, Baptisan
Mbak Esti, sebenarnya sudah lama saya MUAK dengan ajaran baptis SELAM sebagai satu-satunya baptis yang benar. Itu sebabnya saya mempelajarinya dengan serius lalu menulis Baptis Siram Atau Celup. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Mungkin Dede Wijaya belum pernah membaca tulisan tersebut, itu sebabnya dia mengajarkan bahwa baptis harus SELAM dengan mengajukan ALASAN-ALASAN yang sudah saya TELANJANGI kesalahannya di dalam tulisantersebut di atas.
Saya juga muak dengan ajaran yang menentang baptisan anak. Itu sebabnya saya menulis Baptis Anak - Perintah Atau Penyesatan. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Dan saya mengunggah tulisan ini untuk MENELANJANGI kesalahan-kesalahan dari ALASAN-ALASAN yang digunakan oleh Dede untuk menentang ajaran BAPTIS anak.
Menurut saya, seharusnya Dede Wijaya MENYATAKAN apakah alasan-alasannya yang saya TELANJANGI itu masih BERTAHAN atau TIDAK? Namun, nampaknya Dede lebih suka melakukan PERANG apa kata ORANG itu sebabnya dia justru mengutip lebih banyak tulisan lagi.
Saya mengajak Dede untuk melakukan diskusi secara sistematis, pertama-tama kita akan MENGAJARKAN kepadanya bahwa BAPTIS selam bukan ajaran Alkitab. Setelahmasalah CELUP atau SIRAM selesai, kita akan mendiskusikan, apakah BAPTIS adalah METERAI untuk menggantikan SUNAT? Setelah itu kita baru mendiskusikan tentang baptis anak.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Jawaban hai hai Untuk Dede
Setelah menjawab komentar saya, Dede Wijaya mengunggah sebuah tulisan dengan judul: LAGI: BAPTISAN BAYI SUNGGUH MENYESATKAN. Saya menghadapi dilema apakah mengomentari blog Dede tersebut atau menjawab komentarnya di sini. Setelah memikirkannya, saya memutuskan untuk menjawab komentar Dede tersebut di blognya agar para pembaca blog Dede membacanya. Bagi anda yang mengunjungi blog ini namun belum mengunjungi blod dede, untuk membaca komentar saya atas komentar Dede, silahkan klik di sini. Selanjutnya, saya akan berdiskusi dengan Dede tentan baptis anak di blognya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
pedoman saya hanya
pedoman saya hanya Yesus,, manakah yang alkitab sebutkan,, Yesus kecil dibabtis atau Yesus kecil di serahkan?? kapan Yesus dibabtis?? apakah ketika kecil? atau setelah dewasa?
mungkin ada yang dapat membantu saya?
salam..
Ekanz, Anda Harus Disalib
Ekanz, bila anda konsisten dengan ucapan anda,maka anda harus disiksa dan disalib.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Babtisan bukan
Babtisan bukan hanya simbolik aja, kalau sekedar sibolik aja silahkan anak2 boleh dibabtis, tetapi kita harus tau makna dari babtisan itu sendiri, asal kata babtisan dari bahasa Yunani yaitu BAPTISO artinya dicelup, kalau dicelup harus basah semua, cara baptisan dengan diselamkan dalam air sudah dilakukan sejak Yesus dan Rasul-rasul sampai saat ini bukti-bukti gereja yang mula-mula pernah melakukan baptisan dengan cara diselamkan dalam air masih ada peninggalannya, kita datang aja keVatikan berkunjung kegereja santo Peter/petrus kita akan dapati bak permandian yang sudah tidak digunakan lagi. Markus 16 :16
Makna dari baptisan itu sendiri ialah Mati Terhadap Dosa (ketika diselamkan dalam air) dan Hidup Bagi Allah (ketika keluar dari dalam air) Roma 6:3, 4.
Kalau masih anak-anak mana mengerti makna itu semua, apasih yang dimaksud sdr. Hai-hai "Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak"? Setahu saya anak-anak lebih kecil dari orang dewasa, jadi yang terbesar apanya? Gobloknya atau apanya?
Saudara Bram, Baptis Celup Atau Siram
Saudara Bram Ander, untuk memahami ajaran tentang Baptis CELUP dan SIRAM, serta Roma 6:6,4 silahkan klik di sini.
untuk membca tentang baptis anak lebih jelas, silahkan klik di sini.
Benar, di surga yang terbesar adalah anak-anak. Bila anda menganggap di sorga orang dewasa lebih besar dari anak-anak, silahkan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
payah and tdk konsisten
Ko hai , apa dasar koko klo baptisan anak alkitabbiah, katanya harus sesuai dgn alkitab? Jangan berdasar sejarah doang, tapi lihat di alkitab dong! klo tidak ada dasar dr alkitab jangan di paksa jadi alkitabbiah.
@hai hai...
nah itu om...ada memang yang bilang bahwa baptis anak tidak sesuai alkitab...
sehingga harus baptis ulang...jadinya...banyak orang yang baptis ulang...
cuma karena disuruh begitu..ya udah mereka ikut2 aja...tanpa menanyakan lebih jauh...
Salam...
Salam...
erwin tujiyanto, Baptis Anak
erwin tujiyanto, walaupun sedikit mengutip ayat, sebagai orang Kristen seharusnya anda tahu bahwa yang saya tulis tentang baptis anak itu ada dasar Alkitabnya. Bila anda mau meluangkan waktu, saya yakin anda dengan mudah menemukan ayat-ayat Alkitab yang menjadi dasar tulisan saya.
Mungkin tulisan ini akan memuaskan keingintahuan anda. untuk membacanya, silahkan klik di sini.
Crom, dalam generasi ini memang banyak pengkotbah ngawur yang sembarangan mengajar dan membaptis ulang orang Kristen. Anda harus mengujinya bila tidak mau termakan bualan mereka.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
ko hai-hai silahkan....
Bagi saya ko, klo tidak ada dasar dari Alkitab yang jelas saya hati-hati untuk melaksanakannya. Untuk baptisan anak, saya dibaptis waktu kecil. Untuk itu saya tidak memperlakukannya pd anak saya, karena memang tidak ada dasar dari Alkitab (sampai sekarang saya masih anggota jemaat gereja yang menerapkan baptisan anak). Ayat-ayat dalam Alkitab yang berhubungan dengan baptisan tidak ada yang menyatakan ada baptisan anak. Manusia banyakan mereka-reka satu perkara, klo menyenangkan ht itu dianggap benar, padahal belum tentu itu benar. Gereja pada jaman dulu secara istitusi juga pernah berbuat salah. Renungkan Alkitab buka hati untuk menerima kebenarannya.
erwin tujiyanto, Tulisan Saya
Saudara Erwin, apabila anda membaca tulisan saya tersebut di atas dengan teliti juga komentar-komentarnya, maka anda akan tahu bahwa tulisan tersebut saya maksudkan untuk menguji AJARAN yang menentang baptis anak.
Melalui tulisan tersebut saya menjelaskan bahwa AJARAN menentang BAPTIS ANAK sama sekali SALAH. Itu berarti apabila anda TIDAK membaptis anak anda berdasarkan AJARAN tersebut maka anda sudah melakukan KESALAHAN.
Karena ajaran yang menentangnya SUDAH terbukti salah, maka sekarang anda harus mempelajari kenapa GEREJA melakukan baptis anak? Silahkan BERANGGAPAN bahwa Alkitab tidak MEMBERI perintah untuk membaptis anak. Namun Alkitab memang tidak mengajarkan? Atau Alkitab justru mengajarkannya namun tidak mencatatnya secara tegas? Banyak hal yang seolah tidak dicatat Alkitab, namun sesungguhnya diajarkan secara GAMBLANG. Contoh yang paling nyata adalah tentang Allah Tritunggal dan predestinasi juga baptisan ANAK. Silahkan anda membaca tulisan yang saya referensikan sebelumnya untuk memahami ajaran Alkitab tentang BAPTIS ANAK. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ok ko hai
Saya melakukan kesalaha? Wah...terimakasih untuk kesimpulannya, jangankan dibilang salah dibilang sesat saja sering. Saya ada cerita ko, pada waktu saya kecil saya dicekoki bahwa tgl 25 desember adalah hari lahirnya Thn Yesus. Baik pendeta, guru sekolah minggu dan guru agama di sekolahan mengajarkan tentang tgl 25 desember adalah hari lahir Thn Yesus, saya percaya itu sampai bertahun-tahun. Tp setelah saya dewasa dan mempelajari, teryata ada kesalahan pemahaman dalam ajaran Natal yang saya terima. Setelah saya tau sejarahnya Natal dengan sebenarnya, saya tetap merayakannya tetapi dengan pemahaman yang berbeda. Untuk baptisan anak saya cuma inggin melakukan apa yang Thn Yesus lakukan. Apa yang Thn Yesus lakukan didalam Alkitab itu yang akan saya lakukan. Pendeta bisa salah, gereja bisa salah, erwin apalagi biangnya salah, tetapi yang saya percaya Thn Yesus tidak pernah salah.
erwin tujiyanto, Saya Menulis ...
Saudara Erwin, inilah yang saya tulis pada komentar sebelumnya:
Saudara Erwin, apabila anda membaca tulisan saya tersebut di atas dengan teliti juga komentar-komentarnya, maka anda akan tahu bahwa tulisan tersebut saya maksudkan untuk menguji AJARAN yang menentang baptis anak.
Melalui tulisan tersebut saya menjelaskan bahwa AJARAN menentang BAPTIS ANAK sama sekali SALAH. Itu berarti apabila anda TIDAK membaptis anak anda berdasarkan AJARAN tersebut maka anda sudah melakukan KESALAHAN.
Saya tidak tahu apa alasan anda tidak membaptis anak anda. Saya hanya menunjukkan fakta bahwa ajaran menentang baptisan anak tersebut di dalam tulisan saya, SALAH. Saya mereferensikan tulisan saya tentang baptis anak untuk dibaca, selanjutnya anda sendiri yang harus mengujinya.
Tentang Natal, Inilah tulisan saya. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Contoh Tuhan
Ko hai yang saya hormati, saya sudah membaca tulian ko hai. Kesimpulan saya tetap bahwa baptisan anak memang tdk ada dasar Alkitabnya. Memang saya seperti membabi buta, itu memang fakta. Saya tdk membaptis anak karena memang didalam Alkitab tdk ada baptisan anak. Saya mempunyai pemahaman seperti ini ko dan ini menjadi keyakinan saya :
1. Thn Yesus waktu kecil diserahkan, stlh dewasa Dia membaptiskandiri.
2. Anak sy waktu kecil sy serahkan, stlh dewasa nanti dia dibaptis.
3. Anak saudara sy waktu kecil dibaptis, stlh dewasa dia pengakuan percaya.
Didalam Matius 3 : 11, tertulis seperti ini : " Aku (Yohanes pembaptis) membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan,..." Dalam hati saya timbul pertanyaan, apakah waktu dibaptis Thn Yesus sebagai orang berdosa, Sehingga Dia harus melakukan baptisan pertobatan? Karena Thn Yesus memberikan contoh yang tercatat didalam Alkitab, maka itulah yang saya ikuti. Masa saya harus mengikuti teladan orang yang tidak sesuai apa yang Tuhan lakukan? Ko Hai, salahkah saya melakukan apa yang dilakukan Thn Yesus?
Dalam hal ini antara saya dan ko hai memang bedakeyakinan, biarkan yang menjadi hakim Firman Tuhan. Pendeta bisa salah, gereja terbukti bisa salah, Tuhan Yesusku tidak mungkin bisa salah.
Baptisan Yohanes adalah teladan???
Dear bro,
Baptisan Yohanes Pembaptis adalah teladan yang harus kita ikuti??
Emang sama ya baptisan Yohanes dan baptisan dalam nama Yesus?
Ahh yang benar aja,
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
@des14 : TOLONG LO PUT TO (in bahasa : kepada)...NYA
maksud gw put @nya atau kepada siapa lo arahkan pertanyaan lo.
soal baptisan Yohanes ?
gw pernah "berantem" sama SF tuh. klik DISINI...
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Baptisan Yohanes Adalah Teladan
Des14, sebelum Yohanes tidak nabi Israel yang MEMBAPTIS. Yoneselah yang pertama dan baptisannya adalah TELADAN yang diikuti para rasul. Namun ketika Roh kudus turun, baptisan Yohanes disempurnakan menjadi baptisan Kristen (pengiktu Kristus).
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai Hai: Maksud saya Ttg Baptisan Yohanes adalah teladan?
Maaf kok Hai Hai, ternyata komentar anda ini baru saya perhatikan sekarang. Maksud saya adalah fungsi baptisan Yohanes Pembaptis dan baptisan dalam nama Tuhan. Untuk mengetahuinya, saya sudah menulisnya di kamar sebelah. Silakan klik di sini. Terima kasih!
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
[*LET'S B' HUMBLE, KEEP ON LEARNING
AND BE TEACHABLE ABOUT THE TRUTH*]
@ Mengenai perjamuan kudus
Pak Hai2 saya mau tanya :
1.Kalo ada temen saya yg katolik masuk ke ke gereja lain yg bukan katolik (GBI,GKI, Reformed,dll) berarti Dia tidak perlu di Baptis Ulang lagi ?
2. Pernah saya berkesempatan ke gereja Katolik, Tapi waktu perjamuan kudus berlangsung, Pastornya mengatakan bahwa bahwa kalo ada jemaat(Pengunjung) yg bukan dari katolik tidak diperbolehkan mengambil roti perjamuan kudus tsb, Saya ngak ngerti kenapa tdk boleh, mungkin Pak Hai Hai mengetahui alasannya. (maaf agak out of topic)
GBU
Huanan
@ Huanan, Perjamun Kudus Gereja Katolik
Huanan, Baptis adalah TANDA bagi manusia, bukan bagi Allah. Baptis adalah tanda bagi yang dibaptis juga tanda bagi jemaat lainnya. Baptis adalah diterimanya seseorang menjadi jemaat atau anggota gereja yang AM atau Katolik.
Walaupun banyak menentang ajarannya namun kita mengakui bahwa Gereja Katolik adalah bagian dari gereja Kristus yang AM. Itu sebabnya kita mengakui bahwa baptisan yang dilakukan oleh gereja Katolik itu Alkitabiah. Namun sesuai dengan tradisi gereja, bila seseorang pindah dari gereja yang tidak sama aliran Theologianya dengan gereja kita, maka dia harus mengikuti katekisasi.
Di dalam gereja Katolik, Perjamuan Kudus dilakukan setiap kali MISA (kebaktian), umumnya, roti (hosti) dibagikan namun anggur di glek sendiri oleh pasturnya. Sesungguhnya tradisi demikian menentang doktrin gereja Katolik sendiri, namun saya tidak tahu, kenapa walau melanggar doktrin gereja hal itu terus dilakukan?
Di dalam gereja Katolik, diajarkan ketika perjamuan Kudus, maka roti dan anggur secara mujizat dan mistik berubah menjadi tubuh dan darah Kristus. Dengan doktrin demikian, maka menerima hosti (roti) saja berarti tidak SEMPURNA.
Sejak Konsili Vatican II, sebenarnya Gereja Kristen sudah diakui sebagai sesama Gereja Kristus oleh Gereja Katolik. Dengan kondisi demikian, itu berarti Gereja Katolik juga mengakui baptisan gereja Kristen. Baptis dan Sidhi adalah dua hal yang berbeda. Baptis adalah tanda masuknya seseorang ke dalam PERJANJIAN Allah sementara SIDHI adalah PROKLAMASI menjadi Kristen yang diputuskan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani. Syarat untuk mengikuti perjamuan Kudus bukan Baptis namun Sidhi yang di dalam gereja Katolik disebut sakramen penguatan.
Saat ini banyak gereja yang menahbiskan orang jadi pendeta seenak jidatnya. Juga banyak gereja yang membaptis orang dewasa seenak jidatnya. Gereja yang menjadikan Perjamuan Kudus sebagai ajang cari duit juga banyak. Kondisi-kondisi demikian membuat banyak pastor prihatin. Itu sebabnya mereka mengumumkan agar selain orang Katolik tidak ikut mengambil hosti. Itulah cara untuk menyaring, hanya orang-orang yang mengerti makna perjamuan Kudus dan syarat perjamuan Kudus yang ikut mengambil hosti.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
at hai-hai, soal artikel di atas
hai-hai, dari artikel anda di atas, bagaimana bila anda melihat bahwa PL adalah bayangan dari apa yang lebih baik yaitu PB.
Jadi bila argumen anda ttg baptisan anak dikarenakan abraham melakukannya pada Ishak yg masih bayi, bagaimana bila anda melihatnya sebagai bayangan secara utuh dari apa yang adadi dalam perjanjian baru ...?
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground, Maksud Anda
Saudara ground, saya kurang memahami apa yang anda jelaskan. Maukah menjelaskannya lebih detail lagi sehingga saya dapat memahaminya?
Apakah Perjanjian Baru lebih baik dari Perjanjian Lama?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
at hai hai
maksud saya, bila anda telah menulis di atas bahwa abraham menyunat ishak yg masih bayi itu supaya mendapat bagian dalam perjanjian Allah. Lalu anda juga lakukan pada anak anda hal yang sama namun secara berbeda yaitu dengan baptisan anak supaya menjadi bagian dari perjanjian juga (METERAI).
Kenapa tidak melihat juga bahwa Ishak yang masih bayi itu sebagai "bayangan" dari apa yg akan datang (yang baru/perjanjian baru). Jadi tidak hanya soal METERAI, namun juga soal masih "anak" yg mengambil bagian dari METERAI itu seperti yg anda tulis. Jadi tidak hanya setengah-setengah saja.?
Perjanjian Baru tentu lebih baik dari perjanjian lama karena ada sesuatu yang lebih baik disediakan Tuhan di dalamnya selain dari penggenapan apa yang ada di PL.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ Ground, Saya Paham
Ok saya paham maksud anda. Terima kasiha tas masukannya.
Saya tidak pernah setuju ketika ada yang menganggap Perjanjian Baru lebih baik dari Perjanjian Lama. PL VS PB? nampaknya bukan itu yang diajarkan oleh Alkitab. Itu sama saja dengan mengatakan bahwa OTAK lebih baik dari anggota tubuh lainnya. PB dan PL adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sama seperti Taurat dan Injil mustahil dipisahkan atau SALING MENIADAKAN.
apakah karena ada Kristus maka PB lebih baik dari PL? Kristus justru menyatakan bahwa dia datang untuk menggenapi PL.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
at hai hai; soal pl dan pb?
Tx juga ya.
PL dan PB tentu tak dapat dipisahkan apalagi ditiadakan. Tapi itu adalah rangkaian pertautan yang berisi tentang Allah sendiri, jalan-jalan-Nya dan janji-janji-Nya yang saling berkaitan.
Benar bahwa Kristus datang menggenapi hukum taurat dan kitab para nabi. Nah, dari sini bisa kita lihat bahwa karena Kristus menggenapi hukum taurat dan kitab para nabi, maka orang-orang yang percaya Kristus sekarang dapat hidup di bawah yang baru ( PB) yang mana artinya lebih baik daripada orang-orang yang hidup selama masa PL. Dan di PB, setelah Kristus menggenapi apa yang ada pada Hukum Taurat dan kitab para nabi, maka kita memiliki pengharapan yang lebih baik dalam mengenal Tuhan (Ibrani 7-10).
Itulah kenapa PB "lebih baik" dari pada PL, karena justru setelah apa (PL) yang digenapi Kristus maka kita bisa memiliki pengharapan yang lebih baik (Ibr.7:19), persembahan yang lebih baik, janji-janji yang lebih baik (Ibr.9:1 ; 11:40) dan tentu saja penggenapan yang luarbiasa nantinya.
Tapi tetaplah kita ingat bahwa di PL masih banyak janji-janji yang belum digenapi. Jadi jangan menganggap PL lebih buruk atau malah jatuh ke ekstrim kiri atau kanan (PL saja atau PB saja).
(The proof of the pudding is in the eating)
@ Ground, Kita Tahu Lebih Banyak
Saudara Ground, orang-orang PILIHAN Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama sama-sama hidup dengan IMAN dan PENGHARAPAN. Iman dan pengharapannya sama walaupun yang DIPAHAMINYA berbeda.
Menurut saya, orang PB merasa lebih MUDAH menjalani hidupnya karena TAHU lebih banyak namun kepada yang memiliki banyak juga dituntut lebih banyak pula dan MASALAH yang dihadapi juga lebih banyak. Misal, orang-orang PB, gak punya TV, Bioskop, Internet, cafee, panit pijat, Shabu-shabu, hotel jam-jaman, dll, dll, dll.
Dalam masalah PB dan PL, menurut saya, pada hakekatnya kita memiliki pemahaman yang sama walaupun kita mengungkapkannya dengan kalimat yang berbeda.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Pak Hai, trims atas komennya
Pak Hai, trims atas komennya yah.
Bicara masalah PL dan PB. ada pendeta yg mengatakan bahwa PL membahas soal bani Israel yg di pimpin oleh musa utk mencapai tanah kanaan, yaitu tanah yg dijanjikan oleh Tuhan. Jadi Tuhan berikan adalah sesuatu yg masih duniawi, dalam arti: makan,minum. tanah. Tapi dalam PB pendeta tsb mengatakan bahwa kita juga termasuk orang israel (dlm arti rohani), dan sekarang kita dipimpin oleh Tuhan Yesus yang akan membawa kita ke Tanah yg dijanjikan yaitu memperoleh kehidupan kekal. Jadi kita sebagai orang2 PB tidak lagi membicarakan masalah sesuatu yg bersifat duniawi seperti di PL, dgn kata lain sebagai orang2 di PB hal2 tsb bukan lagi menjadi tujuan utama hidup kita. Masalahnya sekarang masih ada gereja yang mengajarkan doa2 Yabes. Menurut Anda apakah Doa yabes itu masih diperlukan bagi kita, dan masih didengar oleh Tuhan ?. Trim's sebelumnya.
GBU
Huanan
@ Huanan, PL dan PB
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. 1 Tawarikh 4:10
Saudara Huanan, ayat tersebut di atas adalah doa Yabes. Bukankah walau dengan kalimat berbeda namun kita umumnya berdoa demikian? Kita beriman akan ke surga setelah mati nanti. Namun, selama hidup di dunia, hiduplah dengan wajar sebagai bagian dari dunia ini. Taklukkanlah bumi dan berkuasalah atas binatang. Itulah amanat Tuhan.
Bekerjalah dengan keras, bekerjalah dengan cerdas, bekerjalah dengan bijaksana untuk menggapai kemakmuran.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@HAI-HAI, om hai...saya buka lagi ya.
Om, sebelum nya saya mo tanya dulu...
arti Baptisan buat om hai-hai itu apa tho?
trus seperti baptisan anak dan sidi, sidi itu artinya apa? hubungan nya sama baptisan anak apa? dan hubungan nya sama Firman Tuhan itu gimana?
thx banyak om hai-hai
DAN-DAN
saya suka bebek panggang...
Saya Suka Bebek Panggang...