Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Arti Kesesatan
Ketika saya menginjakkan kaki di Papua, sebuah jemaat yang dinyatakan sesat “mengibarkan bendera” jemaatnya. Kesesatan mereka telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, sehingga mereka menjadi pengikut aliran terlarang. Kehidupan jemaatnya dikucilkan dari pergaulan masyarakat. Di intimidasi merupakan hal yang sering diterimanya. Beberapa tahun kemudian aliran yang dinyatakan sesat tersebut diakui oleh pemerintah.
Kesesatan ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor. Waktu, tempat, dan pemahaman merupakan tiga faktor yang sangat dominan. Pada waktu yang lalu kekristenan sendiri dipandang sebagai sebuah kesesatan. Saat ini, sepertiga penduduk dunia tercatat sebagai orang Kristen. Ada perubahan yang terjadi bila kita simak dari waktu ke waktu. Yang dulu sesat, telah mempengaruhi banyak orang dan dianggap sebagai sebuah kebenaran. Hal pertama yang dapat kita katakan adalah waktu dapat mengikis anggapan kesesatan atau kesesatan memiliki batasan waktu.
Faktor kedua, tempat. Saat ini kita dapat menyimak bahwa Ahmadiyah merupakan salah satu sekte dari Islam yang dinyatakan sesat di Indonesia. Namun demikian, di Pakistan dan beberapa tempat lain, Ahmadiyah bukanlah sebuah kesesatan. Hal yang sama ketika kita berbicara tentang aliran Mormon maupun Saksi Yehova dalam kekristenan. Di Australia, Saksi Yehova dapat berkembang dengan leluasa tanpa takut adanya intimidasi. Di Indonesia, sangat sulit berkembang pada masa orde baru, walaupun saat ini keberadaannya sudah diakui oleh pemerintah. Aliran Bahai, misalnya. Di India dapat berkembang dengan aman, tetapi di Malaysia aliran tersebut dianggap sesat. Sesat di satu wilayah, belum tentu di wilayah lain dianggap sesat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tempat juga mempengaruhi anggapan kesesatan atau kesesatan memiliki batasan ruang.
Faktor ketiga adalah masalah pemahaman atau doktrin. Perbedaan paham atau doktrin, sering kali menjadi pembenaran untuk menyatakan pihak lain adalah sesat. Ironisnya lagi, banyak yang tidak memahami ajaran yang dimilikinya tetapi menyatakan ajaran lain sebagai sebuah kesesatan. Ketika orang menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, maka ada pihak yang menganggap bahwa itu sesat. Sementara, ketika ada yang menyatakan bahwa Yesus bukan Tuhan, pihak lain menyatakan itu sesat. Semua adalah adanya perbedaan pandangan, pemahaman, maupun pengertian. Contoh sederhana yang lain adalah bagaimana Gallileo Galilei dan Copernikus yang beraliran heliosentris dianggap sesat oleh yang beraliran geosentris. Dengan demikian, kesesatan tak lebih dari batasan keyakinan seseorang terhadap sesuatu.
Dimanakah arti kesesatan tersebut? Kesesatan merupakan sebuah konsep yang dimiliki oleh setiap orang dan merupakan sikap seseorang terhadap pandangan, anggapan, pemahaman, dan pengertian yang berbeda. Satu hal yang perlu kita jaga, “jangan sampai ketika kita mengatakan ‘X’ sebagai ajaran yang sesat, ternyata ajaran kita tidak jauh dari kesesatan itu sendiri”.
- Ulah's blog
- 6949 reads
Sesat Manggut
Sesat Oh Sesat
And benar ulah. Sebelum kita menuduh orang sesat, sebaiknya kita ajukan dulu penggaris yang digunakan untuk mengukurnya. Saya punya penggaris, di bagian yang satu menunjukkan Centi Meter, di bagian lainnya menunjukan Inchi. Bisa dibayangkan bila keduanya saling menuduh yang lain sesat?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak