Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
antara terlalu kreatif dan daur ulang
Dulu, semasa sekolah, kita pasti sering diberi nasehat oleh bapak ibu guru, juga oleh media-media agar kita lebih perduli dengan lingkungan, lebih spesifik yang mau saya doroti adalah bagaimana kita bisa "mendaur ulang" barang yang sudah pernah kita paka. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi semakin menumpuknya sampah-sampah yang semakin hari semakin memenuhi bumi. Ide awal yang bagus. Banyak ide-ide kreatif yang muncul.
Yah, kita harus mengakui kalau orang-orang Indonesia itu kreatif. Bahkan, kadang-kadang jadi terlalu kreatif. Mau tahu kenapa?
Mungkin beberapa dari Saudara pernah menonton liputan di televisi mengenai, sebutlah, menjual daging ayam yang sudah mati kemarin, bedak bayi palsu, shampo palsu dan yang terakhir kemarin sempat saya lihat adalah pasta gigi palsu.
Kesamaan di antara mereka yang saya tangkap adalah suatui kreatifitas untuk mendaur ulang barang yang sudah tak terpakai, yang sudah menjadi "sampah"
Bangkai ayam yang seharusnya sudah dibuang, botol bekas bedak bayi, sampo dan pasta gigi yang sudah dibuang. Untuk ketiga barang terakhir mungkin masih bisa ditolerir apabila yang melakukan pendaurulangan adalah pihak-pihak yang dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya [pabrik yang bersangkutan] dengan cara mengisinya dengan produk yang memang asli.
Sayang nya mereka bukanlah seperti yang dimaksudkan, mereka adalah orang-orang diluar perusahaan yang memang memanfaatkan barang-barang tersebut dengan "isi" yang mereka buat sendiri. Jadilah produk yang "asli tapi palsu."
Yang namanya palsu, pasti diragukan kualitasnya, dan bisa berdampak buruk bagi korban yang memakainya, yang tidak tahu keberadaan barang yang mereka beli, meski dengan harga yang miring.
Namun, kalau kita mau menilik sedikit, menurut saya, yah, kembali hal itu berporos pada masalah ekonomi. Minimnya lapangan kerja, kurangnya pendidikan dan pengetahuan, serta moral yang juga kurang akan sangat mendukung orang-orang untuk melakukan hal-hal semacam itu.
Salah siapa?
Tak perlu lah kita mencari-cari.
Pesan untuk kita semua:
Boleh lah kita kreatif, bahkan kita dituntut untuk jadi manusia-manusia kreatif. Tapi janganlah menjadi terlalu kreatif. Sesuatu yang terlalu biasanya tidak baik bukan?
Oya, untuk mengurangi resiko beredarnya barang-barang aspal [khususnya yang disebut di atas], kita dihimbau untuk memotong kemasan pasta gigi, sampo dan bedak [botolnya], sebelum membuangnya ke tempat sampah---begitu pesan di khir acara yang saya ikuti. Walaupun, mungkin kalau dikaji lebih dalam akan sedikit mengurangi income para pemulung....Tapi semoga pemulung masih bisa mendapat barang lain untuk dijadikan sesuap nasi, semoga. Amin.
- virtual_vignette's blog
- 8107 reads
tambahan...
BIG GBU!
Kreatif dan Daur Ulang
Kreatif itu kira2 begini ya :"Suatu kemampuan otak untuk memberi sentuhan terhadap sesuatu hal (bisa barang atau bisa juga hasil karya manusia sebelumnya), sehingga sesuatu hal tersebut menjadi lebih indah, bermanfaat, nilai ekonominya seningkat. Jika yang di sentuh tersebut barang/sesuatu hal yang rongsokan maka proses sentuhannya disebut mendaur ulang. Jika yang disentuh barang belum jadi, atau setengah jadi maka prosesnya kira2 disebut membuat(mencipta)./kali aja ya?.
Segala sesuatu yang masuk otak manusia merupakan konsep2 yang berbentuk abstrak. Konsep yg satu digabung dg konsep yang lain akan menghasilkan konsep baru. Menggabungkan konsep2 inilah tadi saya katakan memberi sentuhan. Kemampuan menggabungkan konsep2 saya menyebutnya sebagai memiliki daya pikir. Orang kreatif adalah orang yang memiliki daya pikir lebih banyak dibanding yang lain. Jika firman Tuhan yang kita masukkan ke dalam otak kita porsinya(prosentasenya) lebih banyak lagi dari pada hal2 dunia (firman Tuhan yg kita simpan di otak kita juga berbentuk konsep2), maka kreatifitas kita tentunya adalah kreatifitas yang didasari oleh konsep2 keAllahan, konsep2 kekudusan. Kalau kehendak bebas kita tunduk oleh otoritas firman Tuhan yang sudah mengkonsep kedalam pikiran dan hati kita (karena selalu merenungkan siang dan malam, sehingga masuk dalam bawah sadar), maka kreatifitas kita betapapun kreatifnya akan selalu memberikan sentuhan yang indah bagi dunia dan orang2 di sekeliling kita. Terlalu kreatif baik saja. Namun kita harus tenggelam dulu di dalam firmanNya, sehingga oleh kreatifitas kita, kita menjadi saluran berkat bagi banyak jiwa.
Sentuhlah orang2 disekeliling kita dengan kreatifitas.
Kreatif atau Manipulatif?