Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

400

pakdokter's picture

Kalau anda menduga ini ada hubungannya dengan judul cerita film 300, maka anda salah besar. Apalagi kalau anda menduga ini adalah judul lanjutan dari film 300, maka anda sudah salah besar, malu-maluin dech.

Apaan 400? Begini lho, aku mendengar seorang novelis bercerita bahwa dia menulis novel dengan 100.000 kata. Maka kalau dia mendisiplin dirinya dengan menulis hanya 400 kata setiap hari (seminggu misalnya 5 hari menulis maka jumlahnya menjadi 2000 kata seminggu) maka novel 100.000 kata akan dapat selesai dalam
waktu 50 minggu.

Ini kalau anda menulis hanya 400 kata, kalau anda menulis 800 kata
maka proses kepenulisan novel tersebut akan semakin pendek separuhnya,
dan total penulisan hanya menjadi 25 minggu alias kira-kira 6 bulan
atau setengah tahun.

400 kata kalau diketik dalam program Microsoft Word dengan 2 spasi
maka hasilnya kira-kira hanya 2 halaman. Kalau 800 kata ya tentu
menjadi sekitar 4 halaman. Misalnya saja 400 kata, wah masa 2 halaman
per hari kagak bisa sich?

Khaled Hosseini dalam novel terbarunya A Thousand Splendid Sun, kira-kira menulis
103.700 kata. Jika ditulis dalam program Microsoft Word dengan 2 spasi
di atas kertas folio A4 akan menghasilkan sekitar 438 halaman.

Tapi kalau kita berangan-angan, wah apa begitu mudah ya menulis
novel itu? Sehari 2 halaman. Lah wong aku menulis blog ini aja sampai
disini baru berjumlah 210 kata. Maka wejangan penulis kondang lainnya
mengatakan untuk membuat outline, kerangka atau frame. Supaya kagak
lupa cerita besarnya itu gimana. Dan tidak membingungkan supaya alur
cerita yang mau ditulis juga mengalir dengan baik serta enak dibaca
oleh pembaca.

Pembuatan kerangka atau outline juga ada penulis yang menentang
dikarenakan seakan frame itu membatasi ide menulisnya. Tergantung juga.
Kalau ada penulis yang bisa cermat mengingat di kepalanya tentang apa
mau diceritakan dalam novelnya, tanpa harus membuat outline, ya monggo
aza.

Semua yang hendak kita kerjakan atau capai tentu tidak salah kalau
kita mempunyai satu sifat yang baik yakni ketekunan. Ketekunan
dibutuhkan kesabaran dan kedisiplinan. Kehidupan Kristen tidak luput
dari ketekunan. Ketekunan dalam mengikut Kristus. Tekun untuk belajar
FirmanNya. Tekun untuk berdoa.

Kadang karena disibukkan oleh kehiudpan sehari-hari maka kita tidak
dapat tekun lagi dalam bersaat teduh dan berdoa. Saat teduh seperti
memasak mi instant, 3 menit selesai dan siap dimakan. Berdoa, sambil
berlalu melakukan pekerjaan kita lainnya bahkan sambil tiduran (padahal
kita masih mempunyai waktu untuk berdoa dengan tenang).

Priska's picture

Tekun... Ok degh...

Ketekunan itu memang perlu dan baik. Tapi menyangkut masalah doa yang harus tenang, buat sebagian orang kadang terasa susah apalagi kalau sudah disibukkan dengan berbagai urusan yang sudah ditunggu deadline. Berdoa sambil melakukan pekerjaan atau bersaat teduh instant, menurutku itu ok koq. Apakah Tuhan pernah menuntut kita untuk berdoa dengan diam dan tenang dalam suatu ruangan?? Tidak kan??
__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

josh putra's picture

500

kalo kita sepakat satu gereja / satu kelas / satu kantor / satu geng tekun juga ngumpulin uang sehari gopek(500)tiap mau natal kita bisa berbagi kasih dengan saudara-saudara kita di panti asuhan (sekadar mengingatkan bentar lagi natal)