Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Zootopia
Seharusnya malam ini beberes mempersiapkan barang-barang yang harus dibawa untuk camp anak besok, tetapi karena sudah terlanjur janji sama anak-anak untuk menonton film Zootopia, saya malahan lupa sudah janji ke mereka :P, jadinya malam ini kami sekeluarga menonton Zootopia di Junction8.
Zootopia sebuah film yang menggambarkan kehidupan manusia pada umumnya, hanya di dalam film ini diperankan oleh binatang, pada masa itu semua binatang telah bersatu (sebuah impian manusia yang belum berhasil hingga saat ini), tidak ada lagi perbedaan antara binatang buas dan binatang yang menjadi santapan binatang buas, dan justru disinilah keunikan dari film ini, disertai sindiran-sindiran terhadap kita manusia itu sendiri, tokoh binatang di dalam film ini menjadi potret kita, dari awal cerita hingga di bagian akhir film ini, dipenuhi dengan berbagai stereotype, yang umumnya sering kita lakukan terhadapa manusia lainnya.
Dimulai dari tokoh utamanya seekor kelinci (Judy Hopps) yang bercita-cita ingin menjadi polisi, dianggap sebagai sebuah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan, bahkan setelah dia lulus dari akademi polisi dengan hasil yang baikpun, ketika hari pertama dia bertugas sudah tidak dianggap dan dipandang rendah oleh pimpinannya, dengan hanya memberikan tugas sebagai polisi yang menilang mobil-mobil yang parkir melewati batas waktu.
Temannya seekor rubah (Nick Wilde), pada masa kecilnya bercita-cita ingin menjadi seorang pramuka, tetapi siapa sangka malahan dibully oleh teman-temannya, karena tidak pernah ada di dalam sejarah seekor rubah bisa menjadi pramuka, karena rubah diibaratkan sebagai binatang yang licik dan tidak dapat dipercaya, sindiran ini menjadi lebih tajam lagi, sebuah ironis karena semua teman pramuka yang membully dia adalah binatang lemah seperti domba dll, yang bukan binatang buas, ternyata kejahatan dosa tidak selalu identik dengan "binatang buas".
Siapa yang akan menyangka tokoh godfather, kepala mafia di dalam film ini hanya seekor binatang mungil Arctic Shrew, begitu juga dengan tokoh antagonisnya, di luar dari film-film pada umumnya yang biasa dilukiskan kuat, sangar dan garang, tetapi di sini malahan tidak terlihat sama sekali.... maaf rasanya menjadi kurang seru kalau saya katakan semuanya :)
Stereotype membuat kita menjadi prejudice terhadap orang lain, akibat yang lebih fatal lagi menjadi diskriminasi terhadap sesama kita, bukankan sampai sekarang pun masih sering kita lihat keadaan seperti ini di tanah air kita, khususnya jika sudah mendekati suasana pemilu atau pilkada, yang paling mudah lihat saja berita mengenai pilkada DKI, yang belakangan ini sangat rame sekali tentang Ahok yang dari double minoritas, kita akan menemukan komentar-komentar stereotype dan prejudice yanga ditujukan kepadanya.
Kita sering mengatakan belajarlah dari pengalaman(sejarah), tetapi kenyataannya untuk kata stereotype, hal itu tidak berlaku sama sekali, bukankah dua ribu tahun yang lampau Tuhan Yesus pun mengalami hal seperti ini, sebagai seorang Yahudi tidak seharusnya dia makan bersama dengan seorang pemungut cukai, tidak bergaul dengan orang berdosa, sebagai seorang pemimpin tidak seharusnya seperti seorang hamba, mencuci kaki murid-muridnya, sebagai Mesias tidak seharusnya mati begitu hina disalibkan. Kedatangan Tuhan Yesus tidak hanya sekedar menebus umat pilihanNya, tetapi juga merombak system tatanan dan cara pandang manusia, seperti ada tertulis di dalam 1 Kor 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.
Selamat mempersiapkan hati menyambut Jumat Agung dan Paskah
Singapore 10 Mar 2016
- yujaya27's blog
- Login to post comments
- 4794 reads