Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Untuk orang-orang bodoh
Teks: Matius 5:2-12 (Khotbah di atas bukit)
quote: "Here's to the fools who dream."
Demikian sepotong kalimat yang dinyanyikan oleh Emma Stone dalam film musikal "La la land."
Memang tulisan ini bukan dimaksudkan sebagai resensi atas film tersebut, namun mari kita simak kalimat-kalimat Yesus 2000 tahun lalu kepada sekelompok orang dusun yang berkerumun di kaki bukit:
2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Betapa menghiburnya kalimat-kalimat ini bagi orang-orang dusun yang kemungkinan besar jauh dari kata terpelajar tersebut. Kalimat ini bukan saja sekumpulan puisi indah, namun seuntai janji bagi semua orang yang percaya kepada Yesus, Sang Putra Allah dan Firman Yang Hidup (Yoh. 1:1).
Khotbah di atas bukit juga telah memukau begitu banyak orang dari segala zaman. Bahkan kabarnya Mahatma Gandhi yang dianggap sebagai guru bagi seluruh India dalam meraih kemerdekaan, menuliskan kalimat-kalimat tersebut di dinding kamarnya.
Standar dunia
Namun kalau mau jujur, hanya sebagian orang Kristen hari ini yang sungguh-sungguh mengamini dan berharap akan janji Tuhan dalam Khotbah di atas bukit. Mengapa? Karena janji-janji tersebut kedengaran seperti olok-olok saja bagi orang-orang "dunia."
Coba bayangkan, betapa kontrasnya kalimat-kalimat di atas dengan apa yang sering kita sebut sebagai standar dunia:
- celakalah orang yang miskin: karena mereka akan dipermainkan oleh orang-orang berkuasa (diktum Hobbes: manusia adalah serigala bagi sesamanya). Lihat (2)
- celakalah orang yang berdukacita: karena mereka akan ditinggalkan (ingat peribahasa ini: tertawalah maka seluruh dunia akan tertawa bersamamu. Menangislah maka kamu akan menangis sendirian)
- celakalah orang yang lemah lembut: karena mereka akan diinjak-injak mereka yang beringas
- celakalah orang yang lapar dan haus akan kebenaran: karena kepalsuan lebih berkuasa dan memabukkan.
dst.
Philosopher atau foolosopher?
Dengan kata lain, jika kita membaca dengan teliti kalimat-kalimat janji Tuhan dalam Khotbah di atas bukit, itu sebenarnya merupakan panggilan agar kita siap untuk merelakan diri menjadi kebodohan dan olok-olok di mata dunia.
Pdt. Joas Adiprasetya dalam salah satu paper juga menulis tema yang senada, bahwa seringkali kita sebagai murid Kristus mesti memilih apakah akan menjadi orang bijak (philosopher) atau orang bodoh (foolosopher). Lihat (1).
Dan agaknya itu juga kesimpulan Rasul Paulus. Meskipun dia adalah seorang Yahudi tulen dan Farisi dan dididik secara ketat oleh Rabbi Gamaliel, namun ia rela melupakan segala "keuntungan" lahiriah tersebut:
Filipi 3:7
"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus."
Rasul Paulus menyadari bahwa sejatinya Injil memang adalah kebodohan bagi orang-orang Yunani (yang memuja kebijaksanaan dan ilmu), dan sekaligus batu sandungan bagi orang-orang Yahudi:
1 Korintus 1:23
"...tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,"
Karena itu janji Tuhan Yesus dalam Khotbah di atas bukit hanya dapat kita amini jika kita bersedia merendahkan diri di kaki Dia, Sang Anak Domba Allah, yang juga telah merendahkan diri sedemikian rupa, mengosongkan diri-Nya dan menerima penghinaan paling kejam dalam sejarah manusia: mati di kayu salib.
Filipi 2:7
"...melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."
Bagaimana dengan Anda dan saya, maukah kita menerima semua olok-olok yang juga diterima Guru dan Juruselamat kita?
Jika kita malu untuk mengaku Dia, maka kelak Dia juga akan malu untuk mengakui kita di hadapan para malaikat:
"Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." (Markus 8:38)
Penutup
Tetap kobarkan semangatmu sobat, dan hendaklah kian tekun dalam mempersiapkan dirimu menyongsong Dia yang akan datang. Bersiaplah menerima mahkota kemuliaan yang telah tersedia bagi semua pengikut Tuhan yang setia sampai kesudahannya:
"Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan kamu Kerajaan itu." (Luk. 12:32)
versi 1.0: 12 februari 2018, pk. 20:24
VC
Catatan: artikel ini ditulis bagi semua umat percaya di berbagai tempat yang kini sedang teraniaya karena iman mereka kepada Yesus Kristus.
Referensi:
(1) Joas Adiprasetya. Following Jesus the clown. Theology today, 69/4 (2013). Url: https://www.researchgate.net/publication/258197984_Following_Jesus_the_Clown
(2) http://www.minerva.mic.ul.ie/vol6/hobbes.html
(3) https://www.dailykos.com/stories/2014/3/29/1288231/-Origins-of-English-Silly-Fool-Bufffoon
(4) https://forum.wordreference.com/threads/foolosophy.53283/
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 3182 reads