Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tubuh Kristus

Mas Ded's picture

Kita sering kali terlalu sibuk mengenal Tuhan, sampai-sampai lupa bahwa kita perlu mengenal orang-orang disekitar kita. Baik itu keluarga, saudara seiman,  teman-teman kita, dan orang-orang disekitar kita. Akibatnya kita dapat menjadi salah paham dengan perkataan atau tindakan orang-orang disekitar kita.

Kalau sudah salah paham, kita membutuhkan kerendahan hati untuk saling memaafkan dan saling membuka diri. Kalau kita saling menyalahkan, dan mencari kambing hitam, maka yang terjadi adalah perpecahan. Dan yang sangat suka melihat tubuh Kristus pecah adalah setan.

Dalam bersosialisasi sangat wajar menemui masalah Miss komunikasi. Karena itu, penting untuk kita sadari bahwa kita masih manusia biasa, yang terkadang melakukan suatu kesalahan. Bila kita terlalu gengsi untuk meminta maaf ataupun memaafkan. Maka dapat dipastikan kita telah gagal menjadi Kristen.

Percuma saja mengikut Yesus bertahun-tahun, membaca Alkitab dari kejadian sampai Wahyu puluhan kali. Jika kita tidak mau mengasihi dan menerima kekurangan dan kelebihan orang lain, maka sia-sialah pengorbanan Yesus diatas kayu salib.

Karena itu, marilah kita membuka hati, membuka diri, supaya komunikasi dapat berjalan dengan baik. Jika kita saling mempertahankan ego, sedangkan kita berada di pelayanan yang sama. Maka hanya ada dua pilihan, kita yang mundur, atau orang lain yang mundur. Dan kedua-duanya bukan opsi yang benar Dimata Tuhan.

Prinsip Firman Tuhan haruslah win-win solution. Jika ada salah satu pihak yang kalah maka yang senang adalah iblis. Apalagi jika kedua pihak sama-sama merasa kalah, maka siapakah yang merasa diuntungkan?

Apakah begitu susah untuk mementingkan orang lain dibandingkan ego atau kepentingan kita? Andaikan Yesus mementingkan egonya, tentu Yesus tidak akan mau mati dengan cara tersiksa seperti itu.

Ayo kita rujuk kembali, mencari jalan keluar yang terbaik. Bukan yang penting gue menang, atau yang penting dia harus kalah atau pihak lain harus mengaku salah. Bila hal itu yang kita kejar, siap-siaplah Kekristenan tidak lebih baik daripada sampah. Dan tidak ada orang yang suka atau dapat mencintai sampah. Silahkan tanya ke tukang sampah. Kalau saja mereka mempunyai kesempatan untuk kerja di bidang lainnya, maka mereka tidak akan mau kerja sebagai tukang sampah.

Untuk melepaskan ego kita memang tidak mudah. Perlu menundukkan diri kepada otoritas Firman Allah. Bila kita gagal dalam menundukkan diri maka dapat dipastikan bahwa kehidupan kekristenan kita tidak akan dapat bertumbuh lagi.

Menundukkan diri bukan sekedar menjadi pelayan Tuhan. Tetapi menundukkan segala kepentingan diri kita sendiri, kepada kepentingan ilahi. Bila tidak demikian maka pelayanan yang kita lakukan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan jasmani saja.

Sulit! Sekali lagi sulit! Tetapi inilah yang harus kita perjuangkan bila mau melihat adanya persatuan diantara tubuh Kristus. Bila ada salah satu anggota tubuh yang merasa lebih superior dari pada bagian tubuh lainnya. Maka bagian tubuh yang superior itu akan menindih dan menjepit bagian tubuh yang dianggapnya tidak berguna.

Andai saja kaki bisa berkata kepada tangan. "Hei tangan, apa sih kerja elu? Buat jalan nggak bisa. Buat main bola nggak guna. Malah menyusahkan bila bola kena elu, maka kita kena pelanggaran. Elu bener-bener nggak penting. Lebih baik elu nggak ada."

Kalau tangan ikutan bales: "eh elu kaki, songong amat lue. Elu kira hidup ini cuma main bola doank. Bayangin kalau nggak ada gue, elu pakai sepatu pasti akan susah. Dan bila nggak ada gue, pasti saat berlari juga akan sulit menyeimbangkan tubuh. Sesekali ngaca. Kalau nggak ada gue, maka elu gak mungkin bisa berguna seperti saat ini."

Kalau kita masih merasa lebih superior dibandingkan dengan orang lainnya. Maka siap-siap saja. Cepat atau lambat kita akan menerima getahnya. Percaya?