Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tafsir Hosea 6:3_Hosea dan Pengenalan akan Tuhan_

Deflit Dujerslaim Lilo's picture

Pendahuluan

Ketika kita membahas atau membicarakan perihal sejarah kerohanian bangsa Israel atau sejarah bangsa Israel itu sendiri, kita juga harus memperhatikan dengan seksama mengenai sejauh mana keterlibatan para nabi. Hal ini disebabkan oleh betapa pentingnya peran para nabi pada saat itu. Seorang teolog sekaligus penulis buku “The Prophets of Israel” atau “Nabi-nabi Israel” yang bernama Leon J. Wood menyatakan bahwa para nabi Israel mempunyai tempat yang unik dalam sejarah bangsa Israel. Bahkan, profesi sebagai nabi adalah sebuah profesi yang unik di seluruh daerah di wilayah Timur Tengah pada zaman Perjanjian Lama dan karena tulisan-tulisan mereka juga yang memiliki pengaruh yang sangat penting dalam sejarah dunia hingga masa kini. Nabi-nabi telah dianggap sebagai orang-orang yang benar, berani, dan pemandu bagi kepercayaan agamawi.

[1]

Bagi bangsa Israel sendiri, nabi dianggap sebagai orang yang mendapat panggilan khusus. Bahkan hal yang sangat unik adalah bahwa sepanjang kitab-kitab Perjanjian Lama, kita dapat menemukan banyak sekali nabi yang melayani di Israel dari sejak sebelum terbentuknya Kerajaan Israel sampai masa setelah pembuangan. Oleh karena begitu banyaknya para nabi yang melayani di Israel, maka para ahli Alkitab di kemudian hari mulai membagi para nabi tersebut ke dalam beberapa periode. Pembagian tersebut sesuai dengan penanggalan waktu dimana nabi tersebut melayani.

Saya mencatat paling tidak ada 3 periode yang digunakan para ahli Alkitab untuk membedakan masa pelayanan para nabi:

  1. Zaman Pra-Kerajaan  :  Miryam, Debora, Samuel
  2. Zaman Kerajaan         :  Samuel, Gad, Natan, Zadok & Heman (Pelihat), Ahia, Ido, Semaya, Azarya, Hanani, Yehu, Yahaziel, Eliezer, Elia, Mikha, Zakharia, dan Elisa.
  3. Nabi-nabi Penulis       :  Obaja & Yoel (nabi abad ke-9 SM); Hosea, Amos, Yunus (?), Yesaya, Mikha (abad ke-8 SM); Nahum, Zefanya, Habakuk, Yeremia (abad ke-7 SM); Daniel & Yehezkiel (masa pembuangan); Hagai, Zakharia, Maleakhi (setelah masa pembuangan).

Karena begitu pentingnya peran para nabi bagi sejarah bangsa Israel, maka perlu untuk mempelajari siapa itu nabi dan apa pesannya secara khusus bagi umat Israel dan kita pada saat ini. Salah satu nabi yang akan kita bahas bersama yaitu Hosea.

Berdasarkan pembagian periode masa pelayanan yang telah disebutkan tedi, kita dapat mengetahui bahwa Hosea termasuk dalam kelompok nabi-nabi penulis yang melayani pada sekitar abad ke-8 SM. Hosea sendiri adalah nabi yang melayani di kerajaan utara (Israel) selama 40-50 th (± 760 – 715 SM).

1.     

Siapakah Hosea?

a.   Pribadi dan Pekerjaannya

Ø 

Taat => taat kepada perintah Tuhan untuk menikahi Gomer yang tidak setia.

Aplikasi: sangat sedikit orang yang dapat hidup taat pada perintah orang lain. Ketaatan kita sangat bergantung pada situasi dan kondisi.

Ø 

Bukan orang yang picik => melayani di kerajaan utara (Israel) tetapi juga menaruh perhatian bagi kerajaan selatan (Yehuda) dengan memberikan saran dan peringatan (4:15; 5:5, 10, 12-14; 6:4, 11).

Aplikasi: kita seringkali tidak ingin orang lain juga mendapatkan sesuatu yang baik atau bahkan acuh tak acuh dengan orang lain yang melakukan pelanggaran. Tindakan yang benar adalah kita mau menegur orang lain yang bersalah agar orang tersebut selamat dari jerat iblis.

Ø 

Pekerja Keras dan melayani umat Allah meskipun pernikahannya sangat menyedihkan.

Aplikasi => banyak hamba Tuhan dan anggota jemaat justru mulai meninggalkan pelayanan dan persekutuan ketika masalah muncul dalam kehidupannya dan keluarganya.  Akankah masalah menjadi penghambat kita datang kepada Tuhan?

b.

Fungsi Utama Hosea:

menyampaikan seruan terakhir kepada Israel untuk bertobat sebelum negeri itu benar-benar binasa. Jika bangsa Israel tetap tidak bertobat maka mereka akan mendapatkan hukuman yang berat (4:6).

 Salah satu seruan yang disampaikan terdapat pada pasal 6:3. Pertanyaannya, mengapa Hosea mengajak orang Israel untuk mengenal Allah dengan sungguh-sungguh? Mari selidiki bersama.

Hosea mulai melayani pada masa pemerintahan Yerobeam II. Pada masa ini bangsa Israel berada dalam masa kemakmuran dan dipulihkan. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa dikemudian hari mereka mulai meninggalkan Tuhan sedikit demi sedikit.

Aplikasi => ada orang yang bila dalam keadaan yang sulit justru mengingat Tuhan sebaliknya jika ia dalam keadaan baik, ia cenderung merasa puas dan melupakan Tuhan. Fenomena seperti ini seringkali terjadi dalam kehidupan kita bukan?

Menurut Hosea, bangsa Israel belum mengenal Allah dengan sungguh-sungguh. Lalu, apakah benar demikian? Bukankah sudah banyak peristiwa yang dapat membuat mereka mengenal Allah dengan sungguh baik?apakah konsep sebenarnya tentang pengenalan akan Allah yang mau ditekankan oleh Hosea?

Tafsiran

Tafsiran Alkitab yang kita baca setiap hari seringkali tidak terlalu menonjolkan makna sebenarnya yang terkandung di dalam setiap kata dan kalimat. Oleh karena itu, kita perlu membandingkannya dengan tafsiran-tafsiran yang lain. Salah satu tafsiran yang saya pakai yaitu tafsiran NASB (The New American Standard Bible). Pada ayat 3a, tafsiran ini memiliki arti yang agak berbeda:


“jadi marilah kita mengenal, marilah kita menekankan pengenalan kepada Tuhan....”

Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa ada sebuah penekanan yang penting pada kalimat ini. Untuk mencari tahu penekanan tersebut maka kita perlu terlebih dulu menelaah dua kata penting dalam ayat 3a ini, yaitu “mengenal” dan “berusaha sungguh-sungguh.”

1.     

Mengenal (to know)

Pengenalan kita tentang sesuatu atau seseorang disebabkan oleh beberapa hal. Paling tidak ada 4 tingkatan pengenalan yang sering terjadi di antara kita setiap hari, yaitu:

  • Kita mengatakan mengenal seseorang karena kita tahu namanya

  • Kita mengatakan mengenal seseorang karena kita tahu apa jabatan/profesinya

  • Kita mengatakan mengenal seseorang karena sikap/jasanya kepada orang lain/kita

  • Kita mengatakan mengenal seseorang karena kita pernah/sedang hidup bersama dengannya sehingga kita dapat berinteraksi dengannya setiap saat.

Apakah pengenalan seperti ini yang dimaksud oleh Hosea?

Dalam bahasa Ibrani kata ‘mengenal’ diterjemahkan dari kata yada’ yang dapat berarti:

  • Peduli tentang sesuatu (care about something)

  • Memperhatikan seseorang (be concerned about someone)

  • Mengamati

  • Mencoba untuk mengerti

  • Memiliki pengetahuan yang dalam tentang sesuatu

Berdasarkan arti-arti tersebut, ada beberapa hal yang dapat saya simpulkan sebagai tafsiran saya tentang sejauh mana pengenalan akan Allah yang dimaksud oleh Hosea:

  1. Mengenal Allah adalah sebuah pengenalan yang dalam. Pengenalan bukan saja nama dan sifat secara umum tetapi juga menyangkut perasaan dan kehendak-Nya secara khusus. Mengenal Allah berarti mengenal bagaimana kehendak/keinginan-Nya terhadap kita sebagai umat-Nya. Mengenal Allah juga berarti berupaya memahami bagaimana perasaan Tuhan; apakah Tuhan akan merasa senang jika umat-Nya berbuat dosa dan kejahatan?
  2. Ketika kita mau mengenal Allah, kita juga harus mencoba untuk peduli kepada DIA, dalam arti kita berupaya untuk menyenangkannya. Contoh: suami menyenangkan istri dan sebaliknya. Atau sepasang kekasih yang saling mengasihi.
  3. Mengenal Allah juga adalah sebuah penekanan yang sangat penting sehingga membutuhkan perhatian dan seluruh keberadaan diri kita. perlu untuk mengarahkan seluruh hidup untuk mengenal Tuhan.

Apakah pengenalan kita akan Allah sudah demikian? Tidak cukup sampai di sini. Mari kita telaah kata yang berikut untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam lagi.

2.     

Berusaha sungguh-sungguh

Kata kedua yang perlu diterjemahkan yaitu “berusaha sungguh-sungguh. ”Bahasa asli yang digunakan untuk terjemahan ini adalah “radaph’ yang berarti mengejar atau berlari mengejar, memburu. Kata ini juga digunakan untuk seorang pemburu yang memburu sesuatu. Ketekunan dan sikap pantang menyerah dari seorang pemburu juga hendak dimiliki oleh bangsa Israel ketika ingin mengenal Tuhan. Sebab mengenal Tuhan adalah hal yang mudah tetapi juga sulit untuk dilakukan.

Aplikasi => Kerinduan kita untuk mengenal Tuhan hendak juga dilakukan dengan tekun dan pantang menyerah oleh karena pengaruh baik dari luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Apakah kita sudah berbuat demikian?

Berdasarkan penafsiran tersebut, kita bisa mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada bangsa Israel pada waktu itu khususnya perihal pengenalan mereka tentang Allah.

Di awal saya telah katakan bahwa bangsa Israel adalah tipe bangsa yang akan selalu datang kepada Allah jika mereka susah/sulit. Namun, akan dengan cepat melupakan Tuhan bila telah mendapatkan keberhasilan dan kejayaan.

Aplikasi => tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai umat Allah kita pun sering berlaku demikian. Ketika susah, sakit, dan sulit, kita kita akan berteriak kepada Tuhan tetapi waktu senang dan sukses kita malah melupakan Tuhan. Pengenalan seperti ini adalah pengenalan yang semu/sementara. Allah menghendaki agar kita mengenalnya lebih dalam lagi, memahami perasaan dan kehendak-Nya bagi kita sebagai umat-Nya. Pengenalan seperti ini adalah pengenalan tingkat tinggi, melebihi keempat tingkatan pengenalan yang saya telah kemukakan tadi. Pengenalan akan Allah seperti ini perlu dimiliki olah setiap orang yang mengatakan dirinya sebagai umat Allah. Bukan hanya karena tahu nama, jabatan, sikap, jasa-Nya, dan atau karena kita sering datang ke gereja sehingga kita tahu siapa itu Allah. Pengenalan yang lebih benar adalah bahwa setiap orang percaya juga tahu apa yang Tuhan rasakan dan kehendaki bagi kita sebagai umat-Nya.

“The Greatest Thing in Life is to Know God”

“Hal Terbesar dalam Hidup ini adalah Mengenal Allah”

 
Mengapa Hosea menekankan betapa pentingnya bagi bangsa Israel untuk mengenal Allah dengan sungguh? Ada dua hal yang Hosea nyatakan mengenai alasan mengapa harus mengenal Allah dengan sungguh-sungguh (3b).

  • Muncul seperti Fajar => melambangkan Allah yang memberi kehidupan baru, kekuatan, dan harapan baru

  • Hujan pada akhir musim => melambangkan Allah yang memberi berkat dan kesejahteraan

Demikian juga kita pada saat ini. Kita harus mengenal Allah dengan sungguh-sungguh karena Dialah yang memberikan kehidupan yang baru, kekuatan, harapan baru, berkat, dan damai sejahtera yang sejati kepada kita. Bahkan, kedua hal tersebut seharusnya menjadi bagian dari pribadi kita, keluarga kita jika sungguh-sungguh bertekun untuk terus mengenalnya. Seperti yang pernah disampaikan oleh Daniel ketika ia berada di pembuangan di Babel: “…umat yang mengenal Allah-Nya akan tetap kuat dan akan bertindak” (Daniel 11:32b).

 

A M I N




[1]

Leon J. Wood, The Prophets of Israel, Malang: Gandum Mas, 2005, hlm. 13

 

 

__________________

 

LaughingNever Give UpCool