Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

SOMEONE IS WAITING FOR YOU

chanworks's picture


Saya ingin mensharingkan suatu pengalaman yang sangat menarik
selama saya menjadi guru les. Kira-kira awal januari 2007, saya pernah
menjadi guru les dari saudara teman saya, dan nama anak les saya adalah
Chai Riandri Kasindra, saya panggil riandri. Banyak pengalaman yang
saya dapatkan dan ini adalah salah satunya.

Saya mulai ngelesin
kira2 tanggal 15 januari. Pertama kenal, anak les saya asyik, masi imut
banget, ganteng juga, dan polos. Dia agak susah belajar, karena dia
pindah dari medan, mungkin karena standar pendidikan di Jakarta yang
lumayan tinggi. Saya pun mulai mengajarinya dan ternyata Rian adalah
anak pintar, hanya perlu diarahkan, seperti cara belajar, cara
menangkap( semester 1 dia rangking 7 tapi merah di mana-mana, tapi di
semester 2 dia jadi rangking 4 dan gak ada merah lagi).

Pernah
suatu saat, saya mengajarinya pelajaran matematika tentang sudut dana
garis-garis sejajar. Dan dia sangat cepat menyerapnya. Palingan saya
hanya mengasah dan kasih latihan-latihan soal. Pokoknya da ok dah.
Walaupun, kasi latihan soal, dia da bisa de, mau soalnya diputar
sana-sini. Jadi saya sudah tenang dah.

Saya ingat benar, hari
itu tanggal 19 maret 2007, hari besar nyepi, dan sedang ada seminar di
gereja mengenai " Tradisiku dan Kekrtistenan". Saya juga janji-an
dengan Rian supaya nanti malam jam 7 untuk les karena besoknya ada
ulangan mengenai sudut dan garis2 sejajar. Dalam hati saya sudah
percaya dah ama Rian bisa dapat 100 setidaknya dan gak perlu les dah,
karena dia sudah bisa materi tersebut, tetapi dia yang minta les
tambahan, saya berpikir sudah kasi contoh2 soal aja. Akhirnya saya pun
mengikuti seminar dan selesai jam 3. Selesai seminar, saya diajak pergi
main bilyard sama2 anak2 gereja. Ok dah pergi tar pulang dari sana baru
ngelesin. ternyata, kita tuh jalan jam 5, dan saya pun main. Dan
keasyikan jg, pas jam setengah 7, harus pulang neh, siap2 mandi lalu
ngelesin ( SEMANGAT CARI UANG!! >.< ). Tetapi anak2 bilang kalau
ngapain ngelesin, kan hari merah, harusnya dipakai buat refreshing,
apalagi dari pagi sudah ikut seminar, kan sudah capek, da deh istirahat
dah. Mulai dah ada kebimbangan, apalagi saya pikir RIandri juga sudah
bisa, gak usa ngeles hari ini jg bisa besok ulangannya. Tapi, saya
mulai jalan juga setelah pamit-an dengan temen2 . Di parkir, saya pikir
da ah telpon rian aja da, apalagi kan dia da bisa, buat dia istirahat
aja da. Lalu saya telpon dia.
"Rian, kamu mau les hari ini?"
" Iya lah! "(biasa jawabnya hanya seperlunya aja)
" ok dah, koko ke sana yah."

Dalam
hati sich, pengen ngomong hari ini tidak ada les, tetapi gak
kesampaian, gak tega, lagi-an gak benar aja g lupa-in janji sama orang.

Akhirnya
jalan pulang, mandi lalu sampai ke rumahnya. Waktu saya tiba, rumahnya
agak kosong karena saudaranya sedang pergi ( Kan dia dari medan,
ortunya masih di Medan, jadi dia tinggal sama saudaranya di jakarta).
Saya pun datang jam 7.15 , telat juga. Sebelum les, saya tanya dulu,
"Rian, saudara kamu mana? Sepi bener neh rumah!"
"lagi pergi ke pasar baru, jalan-jalan, kan tanggal merah'"
"kamu gak ikut pergi? kan lebih enak pergi, kan lagi liburan?"
"maunya
pergi, tapi katanya mau ngeles, jadi gak pergi. tar kalau pergi,
takutnya pas koko datang jadi gak bisa les, jadinya gak ikut de,
nonton2 aja di rumah. Lagi-an, kok koko baru datang jam segini? Rian
dah nunggu neh dari jam 5. Kan janjinya jam segitu kan?"
"Hah? emang koko janji jam berapa yah?"
" jam 5"
"yang bener?"
" ya, masa aku lupa."
"Aduh sori bener. yg koko inget jam 7."

Pas
denger dia ngomong begitu, saya jadi tersentuh. Saya jadi mikir, kalau
tadi saya batalin tambah parah deh. Kecewa abis dah Rian! Padahal saya
kalau jadi dia, pasti ikut jalan2 aja dan telepon guru les kalau saya
sudah bisa, tapi Rian emang luar biasa! Besok pun dia ulangan dapat
100. Sayang, nilai mat nya semester 1 adalah 5, dan menurut peraturan,
cuma boleh naik 2 jadi 7, padahal, dengan rata2 nilai mat dia, bisa
dapat 9 di rapor.

Kadang-kadang kita sering berpikir dengan cara
tersendiri dan tidak mengerti apa yang dilakukan oleh orang lain. Kita
selalu berpandangan negatif, terlalu santai. Padahal di luar sana ada
seseorang yang bener2 merindukan kehadiran kita dan memikirkan kita,
tetapi kita menghiraukannya.

Hari ini Tuhan selalu menanti
engkau. Apakah engkau mau taat padanya dan menfengar perkataan-Nya? Dia
merindukanmu dan saya percaya Dia selalu memegang fotomu. Yah seperti
seorang kekasih. Merindukanmu, menanti,mengharapkanmu, mendo'akanmu,
tersenyum untuk engkau, bahkan menangis untukmu. Apakah engkau
mendengar panggilannya dan meresponnya?

 

TAKEN FROM CHANWORKS.COM