Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sifatku
Mungkin kali ini aku belum membuka tempat komentar, tapi aku mengajak semua tamu dan user untuk memberi komentar
Kak riyanti, this one is for you.
Ada yang sudah tahu, ada yang belum, atau jangan-jangan pada sabdaspace atau aku sendiri belum posting.
Ini khusus kubuat dari segalanya yang kupertimbangkan. Hai hai, jangan lupa untuk kamu juga nih.
Kali ini aku mau cerita tentang sifatku.
Aku orangnya suka banget bercanda, tapi, yaa gitu deh, gak suka yang keterlaluan, kalau terjadi, urusan sama guru-guru karena aku tidak suka candaan keterlaluan. Aku juga suka banget yang namanya biologi, dan warna biru. Aku mencoba menyesuaikan diri terhadap semuanya, karena jujur banget nih, aku orang yang terlalu dewasa, atau hai hai sudah menyadari hal itu? Kamu bilang aku brilian, thanks, tapi ini membuat kamu nggak terkesan lagi. Semua bacaan di kamarku itu adalah buku untuk 'orang dewasa'. Let's see. Aku baca buku Smart Emotion karya Anthony Dio Martin, Menari di Tepian Bumi aku lupa karya siapa, yang jelas buku itu habis kubaca sehari (sekitar 198 hal.) Dan selemari ensiklopedia. Semua puisiku bertemakan tentang kedewasaan, semua tentang hal yang sepertinya terlalu dewasa bagi anak umur 13 tahun, karena itu aku suka dipanggil anak kecil, daripada dewasa dini hehehe.
Itu sebabnya aku menulis artikel ini. Bahkan, suaraku sudah hampir menyamai wanita dewasa sehingga guru biologiku tertipu mentah-mentah. Dan aku tidak suka sih sebenarnya. Tapi apa daya, semua sudah terjadi dan aku menjadi seorang 'anak' yang 'terlalu cepat dewasa'. Tapi aneh sekali, aku tidak bertumbuh layaknya teman-temanku yang 'terlau cepat dewasa' juga, yang mereka mulai merasa cinta terhadap kakak kelas atau sekelas mereka, tapi melompat lebih jauh lagi, seperti orang kantoran. Sejujurnya, aku lebih suka menjadi 'penunggu' laboratorium ketimbang orang yang kantoran. Dan lebih nikmat lagi menjadi guru.
Semua mempengaruhi hidupku, yang awalnya cuma secara intelektual, sampai ke perubahan khas, suaraku malah seperti orang dewasa. Ah, jalan-jalan aja ke Neverland deh.
Seandainya aku diberi pilihan, aku lebih suka untuk menjadi sama seperti yang lain, dan nggak melompat kejauhan kayak gini. Tapi Tuhan sendiri yang nyuruh, apa daya?
Aku tahu ini 'gak beres' alias ada maksud Tuhan, tapi setelah merenung berhari-hari, apaan sih?
Aku tahu aku punya karunia untuk mengajar, tapi aku nggak mau mengajar di sabdaspace, itu bagian hai hai, nanti semua melotot ke arah anak kecil mur 13 tahun mengajar orang dewasa yang berumur 20-40 tahun. Duh, aku ntar dikemplang atau dipempek lagi ma admin.
Artikel ini kubuat dengan susah payah, lagian sih, aku usaha bagaimana cara aku menyampaikan artikel dengan bahasa omongan khas anak umur 13 tahun.
Nah, aku suka marah, tapi baru-baru ini aku mengambil langkah pertama, Tidak marah sama sekali sampai aku berhasil menahan amarahku.
Aku juga baru saja, masih hari ini, penasaran apakah ada karunia lain yang Tuhan kasih sama aku. (terlalu kekanak-kanakan?) Kejadian hari ini aneh banget deh. Seakan-akan sebelum terjadi sesuatu aku sudah diberi bayangannya. Maksud aku seperti penglihatan bukan, bukan itu, sudah diberitahu deh sebelumnya didalam hati, dan rasanya itu kuat banget.
Aku tidak mau menceritakan kejadian menjijikan tadi, cuma itu salah satu kejadian aneh ketika sebelum terjadi aku sudah diberi bayangannya, sudah diberitahu sebelumnya, dan mungkin nanti lewat mimpi atau semacamnya.
Kemudian waktu pulang sekolah aku kembali memikirkannya, sambil bertanya, dan menguji, Tuhan bila benar, adakan lagi sekali lagi. Lalu Rasa itu datang bahwa ada mobil panther di sebuah tikungan yang akan kulalui, sekitar 2-3 kilometer dari tempat aku diberitahu. Aku penasaran, lalu terjadi!! memang ada mobil panther didepan motor yang kutumpangi, di belokan yang sama, ketika aku diberitahu!! Ada comment?
Sifatku yang kedua akan keluar sekitar beberapa saat lagi,tunggu aja tanggal mainnya.
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
- Raissa Eka Fedora's blog
- 4307 reads