Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sekilas dari Keabadian (26)

John Adisubrata's picture

Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata  

KEMULIAAN WAJAH-NYA 

“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.” (Lukas 9:29) 

Di tengah-tengah segala kegemilangan itu, karena saya merangkak di bawah, saya melihat dengan jelas sekali di depan mata saya sepasang kaki manusia yang memancarkan cahaya berkilau-kilauan indah tak terlukiskan. Sepasang kaki SEORANG LAKI-LAKI yang berperawakan gagah sekali, yang berdiri tegak di hadapan saya mengenakan sebuah jubah panjang berwarna putih bersih. (1)

Kain jubah-Nya memancarkan berkas-berkas cahaya terang-benderang, seolah-olah bahannya terbuat dari rajutan sinar-sinar murni yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya.

Perlahan-lahan saya mengarahkan pandangan mata saya dari bawah ke atas. Saya melihat laki-laki itu berdiri tegap, memandang penuh kewibawaan dengan kedua lengan dan tangan-Nya terbentang lebar. Seakan-akan Ia ingin menyatakan kepada saya, bahwa Ia menyambut kedatangan saya di sana dengan hangat sekali. Bahkan jika memungkinkan, Ia ingin mendekap diri saya erat-erat.

Oh, … detak jantung saya terhenti sejenak, ketika saya menatap wajah-Nya. Karena pada saat itu juga saya menjadi sadar, bahwa saya benar-benar sedang berada di dalam hadirat Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segenap alam semesta! (2) 

Kedua mata saya hanya mampu untuk mengenali sinar kemuliaan yang mengelilingi wajah-Nya saja, karena berkas-berkas cahaya tersebut tujuh kali lipat lebih terang dari pada sinar-sinar yang saya saksikan sebelumnya. Seolah-olah sinar dahsyat yang berkilau-kilauan itu dipancarkan keluar melalui setiap pori-pori yang ada pada kulit muka-Nya.

Oleh karena ketajaman pancaran sinar-sinar yang mengelilingi kepala-Nya, kedua mata saya tidak bisa mengenali lekuk-liku paras-Nya. Cahaya kemuliaan tersebut tampak begitu dominan, sehingga raut muka-Nya hanya kelihatan samar-samar belaka. Begitu juga rambut di kepala-Nya yang berkibar-kibar, tampak berkilau-kilauan terang, tajam dan putih sekali, laksana petir-petir yang sedang menyambar kian-kemari! (3)

Hanya memandang sejenak saja berkas-berkas sinar kemuliaan yang dipancarkan oleh wajah-Nya, saya segera bisa mengenali kesucian dan kekudusan kasih-Nya, yang seketika itu juga langsung mengalir memenuhi diri saya. (4)

Saya menjadi semakin yakin akan kedaulatan-Nya: “Sungguh tidak dapat dipungkiri lagi, … Dia-lah Tuhan yang menciptakan segenap alam semesta ini!” 

Ketika mata saya masih terus berusaha keras untuk bisa mempelajari paras-Nya, tiba-tiba dengan cekatan sekali Ia bergerak menggeserkan diri-Nya ke samping kanan. Seakan-akan melalui tindakan itu Ia ingin memperingati saya untuk segera berhenti melakukannya. (5)

Bersama dengan diri-Nya, berkas-berkas cahaya intensif yang luas mengelilingi tubuh-Nya itu juga ikut terpindah ke samping kanan.

Oleh karena hal itu terjadi dalam waktu yang amat singkat, dan juga kepadatan berkas-berkas cahaya luar biasa tersebut sudah tidak menghalang-halangi pandangan mata saya lagi, saya yang masih tetap menatap ke depan, … menyaksikan suatu keajaiban sorgawi yang baru!

Ternyata tersembunyi di belakang tubuh-Nya, dan juga di balik kebesaran pancaran-pancaran sinar kemuliaan-Nya, suatu pemandangan dahsyat lainnya, yang tidak pernah saya duga sebelumnya!

(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini)

SEKILAS DARI KEABADIAN (27)

Kesaksian Ian McCormack

LANGIT DAN BUMI YANG BARU