Sang Pemburu Undian Berhadiah

Penampilannya bisa dibilang memprihatinkan, dengan perawakannya yang masih terlihat sisa sisa kegagahannya.

namun dia tidak menunjukkan diri sebagai orang yang perlu diprihatinkan atau dikasihani.

seorang pensiunan DLLAJ kalau gak salah, tinggi besar, bersendal jepit, berkendaraan sepeda, dan sepertinya selalu bertopi.

dia seorang PEMBURU UNDIAN BERHADIAH.

seseorang yang begitu BANGGA dan MENIKMATI dengan apa yang dilakukannya untuk Hidup atau mungkin bertahan Hidup.

berbagai macam jenis undian berhadiah dia ikuti, baik media cetak maupun media elektronik. tujuannya tentu saja simple, MEMENANGKAN hadiah.

dari TTS, kirim bungkusan, kirim tutup botol, gosok-gosok semuanya pernah dia ikuti dengan begitu semangat. dari kesemuanya dia sudah mendapatkan sekitar 60 hadiah. ada voucher, tape, radio hingga televisi dan berbagai jenis hadiah lainnya. dan tentu saja hasilnya itu yang tidak berupa uang di jual kembali ke tetangganya atau orang lain.

keseriusannya mengikuti undian inilah yang membuat saya salut, walaupun saya merasa kasihan, termasuk merasa gak enak untuk mencoba mempertanyakan "profesinya" tersebut. secara halus saya coba memberikan perhitungan-perhitungan antara biaya yang dikeluarkan dengan hadiah yang didapat. namun saya tidak memaksanya untuk dia meninggalkan atau melepaskannya, karena saya lihat karena itulah dia "HIDUP", hidup bukan soal ekonomi, tetapi soal eksistensinya.

bayangkan saya dalam mengikuti undian, dia tidak tanggung tanggung untuk mengirimkan puluhan amplop dan beberapa kantor pos berbeda, dari beberapa kabupaten. saya rasa itulah fungsi topi dan sepeda yang digunakan, dia mengayuh sepeda puluhan kilometer, menggunakan topi tentu saja untuk menghadapi debu, terik panas dan hujan, agar bisa mengirimkan amplop amplop undian berhadiah tersebut dari kantor pos yang berbeda beda.

masih ada janji saya waktu itu dia bertanya tentang undian berhadiah suatu produk yang saya jual. namun saya tidak terlalu paham, karena tidak ada leaflet ataupun keterangan yang jelas. dia bilang, apa boleh saya datang lagi nanti pak ? saya bilang, silahkan saja. mungkin kalau bertemu lagi, saya akan traktir dia makan dan minum.

semoga menang pak ! itu saja harapan yang terlintas dalam benakku.