Sampai Akhir Zaman

     KITA hanya perlu waspada dan berjaga, karena dalam keadaan ini mata kita akan melihat Sang Penyelamat dan semuanya menjadi tidak penting lagi! Hal-hal yang menyenangkan dalam hidup di dunia ini sejatinya penuh dengan kegelapan dan kepedihan walau kita berusaha hidup dalam kesucian. KESUCIAN bukan PRESTASI. Kesucian adalah RAHMAT. Rahmat adalah KESADARAN, PENGLIHATAN, PENGAMATAN dan PEMAHAMAN. Dan TERANG itu telah lahir untuk memberi cermin kesadaran secara akurat, jelas, pasti, tanpa bias dan pengaruh dunia!

     Sambil merenung seperti gunung, melihat pasar yang meriah di akhir tahun, melihat ke dalam diri sendiri, apakah masih layak menganggap diri ini suci? Aku hanya ingin menulis puisi untuk menyatakan hati seraya bercermin, apakah aku layak menerima rahmat-Mu?

PUISI

SAMPAI AKHIR ZAMAN

Bintang gelisah menunjukkan arah
menembus pekat angin yang bungkam
tiga raja tergerak terus mendongak
kidung pujian menggema
membelah malam yang bungah.

Ayat-ayat terbuka
ikut gelisah tanpa jeda
menantikan suara embik
pasrah pada hening
pasrah pada malam.

Kain lampin tergelar
bintang terang berhenti
tiga raja menyembah lega
Anak Manusia yang dijanjikan telah tiba
Dia datang untuk membangun kerajaan baru
yang sulit dimengerti orang  yahudi.

Orang-orang lupa hari
memeluk gelisah setiap pagi
"Pergilah!" Amanat Agung Tuhan Yesus.
"Jadikanlah semua bangsa murid-Ku
dan
baptislah mereka dalam nama
Bapa
dan
Anak
dan
Roh Kudus."

Gerimis yang mengiris
selalu saja tak memberi sapa
gelisah yang membuat kita patah
selalu bisa mematut sunyi
"Aku menyertai kamu senantiasa
sampai akhir zaman!"
Raja telah bersabda
untuk kita
demi kita.

Sampai akhir zaman kita bicara
sampai akhir zaman bersama Sang Sabda
sampai akhir zaman ada pertemuan
kerajaan baru yang dijanjikan
Firdaus yang menyimpan pohon kehidupan.

Apakah kita malu-malu melangkah ke sana?
sementara tiga raja tiga bangsa
tanpa ragu menyembah Bayi Maha Mulia.

SS.141209.

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat