Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Post Credit Scene
Post credit scene adalah sebuah film clip pendek yang muncul di bagian akhir, mungkin di tengah-tengah ketika memunculkan nama-nama crew film atau bisa juga di bagian paling akhir setelah logo production film. Saya mengenal post credit scene ini pertama kali waktu menonton film-film Jacky Chen, di bagian akhirnya sering dimunculkan bagian-bagian “NG”, di situ bisa terlihat juga crew film seperti sutradara, camera man atau stunt man nya. Sejak film-film produksi MCU (Marvel Cinematic Universe), yang membuat film para tokoh marvel superhero post credit scene menjadi sesuatu yang diminati, ditunggu-tunggu, bahkan kalo bisa dicari untuk dilihat terlebih dahulu sebelum filmnya diputar dibioskop, sehigga waktu menonton filmnya, tidak perlu menunggu lama sampai dibagian akhir logo production house nya, karena post credit scene yang dibuat MCU akan memuat sedikit gambaran atau memberikan sedikit hint dari film tokoh superhero lainnya.
Beberapa penulis Alkitab pun punya keunikan yang mirip seperti Stan Lee, mereka suka memakai “kode” tertentu untuk merepresentasi dirinya, sebuah artikel yang saya baca menyebutnya sebagai “Sandi Asmo”, misal Yohanes penulis Injil Yohanes, tidak ada orang bernama Yohanes di dalam Injil Yohanes, yang ada adalah orang dengan sebutan murid yang dikasihi Yesus, lalu apakah sebutan ini menunjukkan Yesus pilih kasih atau arogansi Yohanes, jelas tidak mungkin, karena jika benar seperti itu maka dari sejak awal Injil Yohanes pasti “digugat” oleh rasul-rasul yang lain, saya rasa istilah itu justru ingin mengekspresikan ketidaklayakan Yohanes sebagai orang berdosa dan merasa dirinya seharusnya tidak pantas menerima kasih Yesus, sehingga Ia merasa begitu dikasihi Yesus, bukankah Paulus pun juga pernah berkata bahwa dia adalah orang yang paling berdosa di antara semua orang berdosa, yang sama artinya hanya cara ekspresinya yang berbeda. Yang lain seperti Matius sebagai pemungut cukai (Mat 9:9 & 10:3), Markus sebagai orang muda (Markus 14:51-52) dan Lukas sebagai murid lainnya (Luk 24:13-35), bukankah semuanya itu menggambarkan kelemahan/keburukan mereka, tidak ada kesan menonjolkan diri mereka sendiri dan tulisan mereka hanya berfokus kepada pribadi Yesus sebagai tokoh utamanya.
Kita sebagai orang Kristen jelas harus seperti keempat penulis injil tersebut, sebagai orang berdosa, tidak berharga/penting dan hanya berfokus kepada Yesus, ini di dalam konteks sebagai orang yang melayani orang-orang di sekitar kita, tetapi di sisi yang lain kita pun menerima pelayanan orang lain dari teman-teman seiman, maka sudah seharusnya mempunyai semangat seperti MCU yang memberikan penghargaan terhadap para crew film atau orang-orang di belakang layar yang sepertinya berperan kecil dan tidak penting. Sama dengan itu, selama 2 bulan ini kita masih bisa tetap beribadah secara online di rumah kita masing-masing, semuanya itu berkat orang-orang di belakang layar yang membuat semuanya, hingga kita bisa tetap “menikmati” ibadah, dan juga tentunya untuk para guru KA yang membuat bahan online untuk anak-anak, walaupun tidak ada post credit scene yang menampilkan “nama-nama crew” tersebut, tetapi biarlah tulisan ini sebagai salah satu ungkapan terima kasih untuk semuanya itu :)
- yujaya27's blog
- Login to post comments
- 2631 reads