Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Perbedaan cara menafsir menyebabkan perbedaan pemahaman

henso's picture

Perdebatan paling mendasar dalam filsafat pengetahuan adalah perihal objektifitas pengetahuan kita.

Pertanyaannya adalah : Bisakah kita objektif dalam memahami sesuatu? Apakah kita bisa memahami arti sesuatu sebagaimana maksud asli dari sesuatu itu?

Menurut aku, sangat sulit ( untuk menghindari kata tidak mungkin ) untuk menjadi objektif 100 % karena :

1. Setiap orang ketika mempersepsi sesuatu pasti berdasarkan kerangka berpikir ( framework) masing masing yang dipengaruhi oleh background seseorang.

2. Tidak ada orang yang mempunyai framework yang 100% sama.

Demikian juga pemahaman kita terhadap Alkitab adalah merupakan hasil tafsir kita terhadap kebenaran Alkitab.

Itu sebabnya terjadi banyak perdebatan untuk sesuatu hal, padahal menggunakan dalil Alkitab yang sama.

Misalnya :

  • Saya percaya bahwa apa yang dalam PL tidak dihapuskan oleh PB berarti masih berlaku dalam gereja jaman sekarang. Itu sebabnya saya percaya kewajiban perpuluhan masih berlaku.
  • Sementara yang lain percaya bahwa aturan ibadah dalam PL telah dihapuskan dalam PB. Sehingga disimpulkan bahwa perpuluhan juga sudah tidak wajib lagi, karena merupakan bagian dari  aturan ibadah.

Dengan demikian, memang tidak akan pernah ketemu.

Namun dengan berdiskusi terbuka maka ada 2 manfaat :

  1. Memperluas wawasan kita. Bahwa ada cara pandang lain selain yang kita punya.
  2. Mengurangi friksi karena perbedaan pendapat. Dengan memahami dasar pikiran orang lain, kita bisa hidup bersama memuliakan Tuhan dalam keunikan masing masing.

Namun tentu saja ada batasan batasn yang harus disepakati yang sering disebut perbedaan mayor. Misalnya Ketuhanan Yesus, Otoritas Alkitab sebagai sumber kebenaran tertinggi, dll.

Jika perbedaan itu merupakan perbedaan minor, maka mari kita teruskan perbedaan kita, sembari hidup bagi Tuhan.

Menurut aku, perpuluhan apakah wajib atau tidak merupakan perbedaan minor. Toh dua belah pihak setuju untuk memberi dengan kasih.

Betapa indahnya perbedaan dalam Tuhan.