Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Pendahuluan

Denny Teguh S-GRII Andhika's picture

BAGAIMANA MENAFSIRKAN ALKITAB DENGAN BERTANGGUNGJAWAB?

 

oleh: Denny Teguh Sutandio

 

 

 

PENDAHULUAN

Menafsirkan adalah problema yang cukup penting. Di dunia ini, kita mau tidak mau pasti menafsirkan sesuatu, entah itu artikel, buku, koran, dll, dan penafsiran itu didasari oleh suatu presuposisi di balik penafsiran itu. Misalnya, ketika kita sudah memiliki presuposisi bahwa Allah itu tidak ada, maka otomatis kita menafsirkan gejala alam atau apa pun dari presuposisi kita dan bahkan tidak memedulikan pendapat orang lain. Begitu juga di dalam memahami Alkitab. Penafsiran Alkitab bukan sesuatu yang mudah yang bisa dipermainkan seperti yang dilakukan oleh banyak pemimpin gereja dari pihak gereja arus utama maupun yang kontemporer (banyak Karismatik/Pentakosta). Bagaimana kita menafsirkan Alkitab didahului oleh presuposisi theologi dan iman kita. Presuposisi inilah yang harus dipertanggungjawabkan. Salah satu presuposisi di dalam menafsirkan Alkitab adalah presuposisi theologi Reformed. Bagaimana theologi Reformed khususnya dari sayap Calvinisme memandang otoritas Alkitab dan tafsiran Alkitab serta implikasinya bagi kehidupan Kristen? Itulah yang akan kita pergumulkan bersama di dalam makalah saya, "Bagaimana Menafsirkan Alkitab Dengan Bertanggungjawab?"

 

Semoga menjadi berkat dan mencerahkan kita. Soli Deo Gloria. GBU

__________________

“Without knowledge of self there is no knowledge of God”

(Dr. John Calvin, Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter I, Part 1, p. 35)