Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

PENAMPILAN

Ulah's picture

“Sudahkah anda rapi ?” Sebuah kalimat yang sering muncul dalam beberapa pos penjagaan atau kantor-kantor pemerintah.  Inti dari pernyataan tersebut tak lain dan tak bukan untuk mengingatkan bagaimana penampilan kita.  Setidaknya, ini merupakan suatu perhatian orang terhadap diri kita.  Jika kita amati dengan baik, maka kalimat tersebut tidak akan pernah jauh dari cermin.  Dengan demikian, kita dapat memperhatikan penampilan kita sendiri.Jika bicara penampilan, saya teringat dengan artikel yang berjudul ”bergaya”. Penampilan selalu terkait dengan gaya seseorang.  Seorang penyanyi rock akan berbeda penampilan dengan penyanyi keroncong.  Seorang polisi akan berbeda penampilan dengan seorang tahanan. Penampilan merupakan salah satu sisi dalam bergaya.Penampilan seseorang akan dipengaruhi oleh berbagai hal.  Budaya merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penampilan seseorang.  Penampilan dapat pada pakaian atau aksesoris yang dimiliki.  Orang yang menggunakan ”beskap” atau ”kemben” identik dengan budaya jawa.  Orang berpakaian ”baju bodo” menunjukkan orang dari Bugis.  Orang yang menggunakan ”koteka” menunjukkan  suku di Papua.  Orang yang membawa ”kujang” menandakan orang sunda.  Orang madura menggunakan ”clurit” sebagai aksesorisnya, sedangkan yang membawa ”rencong” menunjukkan orang Aceh.Penampilan ternyata tidak hanya pada pakaian maupun aksesorisnya.  Rumah juga menunjukkan adanya pengaruh budaya.  Rumah ”joglo” menunjukkan rumah yang dipengaruhi adat jawa.  Rumah ”gadang” dipengaruhi oleh Minang, Honai menunjukkan rumah orang Papua, dan sebagainya.  Dengan demikian, penampilan fisik seseorang maupun lingkungan dipengaruhi oleh budaya.Pengaruh penampilan lainnya adalah profesi.  Seorang militer akan menggunakan aksesoris yang berbeda dengan seorang sipil.  Seorang guru akan berpenampilan yang berbeda dengan seorang dokter.  Seorang pendeta akan berpenampilan yang berbeda dengan seorang biksu maupun ustadz.  Pekerjaan seseorang ternyata juga berpengaruh terhadap penampilan seseorang.Etika profesi menuntut bagaimana seseorang seharusnya berpenampilan.  Mungkin masih ingat dibenak kita semua, bagaimana seseorang yang tidak berprofesi sebagai seorang polisi menggunakan penampilan seornag polisi ? Jawaban akhir adalah ditangkap atau dituduh sebagai seorang polisi gadungan.  Penampilan seseorang tidak boleh digunakan untuk mengelabui atau berpura-pura.Penampilan juga dipengaruhi oleh aturan yang ada.  Contoh di atas, dimana profesi juga mempengaruhi penampilan seseorang, penampilan juga dipengaruhi norma atau aturan yang berlaku. Di kalangan pelajar perlu mengikuti aturan penampilan.  Seorang pelajar SD, SMP, dan SMU akan menggunakan pakaian yang berbeda.  Walaupun memiliki fisik yang sama besarnya, tetapi dengan penampilan yang berbeda akan dapat disimpulkan siapakah dia sesungguhnya.Aturan atau norma tersebut banyak dan mudah disaksikan dikalangan masyarakat.  Pada masyarakat ”timur” akan berpenampilan berbeda dengan masyarakat ”barat”.  Aturan atau norma kedua masyarakat tersebut berbeda.  Orang di Eropa terbiasa dengan berpakaian bikini, sementara itu orang di Asia tidak semuanya bisa menggunakannya.  Norma masyarakat itulah yang memberikan batasan.  Aturan tersebut bisa berasal dari masyarakat atau adat maupun berasal dari keyakinan seseorang atau masyarakat.Tanpa disadari, sesungguhnya penampilan seseorang merupakan bentukan dari karakter seseorang.  Karakter tersebut juga terbentuk karena adanya budaya maupun aturan yang membatasinya.  Walaupun rona dasar karakter dimiliki tiap individu berbeda, tetapi budaya maupun norma yang ada turut memiliki andil dalam kehidupan seseorang.  Penampilan merupakan identitas bagi sebagian orang.  Walaupun demikian, tidak menjadi sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan hanya melihat sebuah penampilan. Satu hal yang perlu diingat, pada saat mengenakan penampilan yang tidak sesuai, maka akan mendapat komentar ataupun kesan dari orang disekitar.  Kesan yang sering muncul adalah aneh atau norak.  Saya kembali teringat ketika sekelompok mahasiswa menampilkan pujian. Aksesoris yang digunakan dalam pakaian adalah menggunakan ”ulos”.  Seorang undangan berkomentar, ”Lah, itu orang-orang jawa kok pakai pakaian Batak”.  Hal ini menunjukkan bahwa apapun penampilan kita, akan dapat mengundang komentar orang lain. Artinya ada yang selalu memperhatikan diri kita dalam setiap penampilan kita.Pada waktu saya di suatu daerah, saya melihat seorang kakek-kakek dengan menggunakan jas mengangkut rumput.  Hal ini sangat unik dimata saya, bagaimana mungkin seorang mencari rumput dengan mengenakan jas.  Demikian pula ketika saya menyaksikan seorang anak mengenakan baju ala penyanyi dangdut pada saat berkunjung ke kebun binatang.  Dengan rumbai-rumbai, ia berjalan berkeliling kebun binatang.  Menjadi pusat perhatian, merupakan kalimat yang tepat untuk mereka.Bagaimana dengan penampilan seorang kristen ?  Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus menunjukkan bagaimana seharusnya orang percaya berpenampilan.  Jemaat di Efesus diharapkan mampu mengenakan kelengkapan rohaninya dengan ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, berkasut kerelaan menginjil, berperisaikan iman, berketopongkan keselamatan dan berpedang Roh yaitu Firman Tuhan (Efesus 6: 13-17).  Sementara itu kepada jemaat di Tesalonika dikatakan agar jemaat mengenakan penampilan dengan berbajuzirahkan iman dan kasih dan berketopongkan pengharapan keselamatan.(I Tesalonika 5:8).

Jika dicermati, maka akan tampak bahwa penampilan yang lebih sesuai bagi orang percaya adalah penampilan rohaninya.  Orang yang melakukan kebenaran, keadilan, memberitakan firman Tuhan, memiliki iman, pengharapan, dan kasih.  Sudahkah itu menjadi penampilan kita ?