Pelukis ternama

Selamat pagi teman2...pagi ini , selagi ada kesempatan untuk menulis sedikit kata2 dalam ruang ini....saya manfaatkan sepenuh nya untuk berbagi kepada bapa inu saudar/i sekalian...kiranya cerita ini boleh menjadi suatu intropeksi pada diri kita masing2.

Adapun cerita ini berawal dr seorang pelukis yang gemar melukis...dan hasil lukisan nya ini sangat indah....kalau dijual ,akan menghasilkan banyak uang....

suatu hari dia berada di lantai paling atas disebuah gedung mewah mulai melukis....saat itu banyak sekali orang yang ikut melihat dia melukis serta memperhatikan nya.

setelah lukisan itu selesai...dia berdiri dan mulai memandang lukisan nya itu sambil melangkah mundur...hati nya berpikir ...sudah cukup indah lukisan ini...perlukah di tambah apa lagi ?  Berapa harga nya ta..kalau saya jual ?...tanpa sadar saat dia memperhatikan lukisan itu sambil melangkah mundur...dia sudah berada diujung gedung...selangkah lagi dia akan jatuh kebawah....tiba2 ada pengunjung melihat hal itu...ingin menolong dia....tapi ..kalau dia berteriak...pelukis ini kaget ,pasti jatuh...kalau dia kejar menghampiri nya...juga tidak keburu lagi..lalu dia dengan gerak cepat mengambil kuas ..dan mencoret coret lukisan nya...akhirnya si pelukis lari menghampiri orang tersebut..dia dengan marah berkata mengapa anda merusak lukisan saya?...orang itu menjawab..saya menolong kamu agar tudak terjatuh kebawah..kamu tau selangkah kagi kamu akan jatuh kebawah.

Dari illustrasi ini....pelajaran apa yang dapat kita ambil ? Kadang kita juga seperti pelukis itu...hidup dalam kenikmatan dunia...tanpa sadar kita akan masuk ke jurang dosa....tapi Allah telah merusak semua inpian indah kita...guna menyelamatkan kita dari lembah maut...

Biarlah cerita ini boleh selalu mengingatkan kita....agar kita hidup bersandar pada Tuhan jangan berlarut dalam kenikmatan dunia...karena dunia bukanlah milik kita....undang Tuhan untuk selalu mengoreksi dan memperbaiki hidup kita...karena apa yang Tuhan lakukan kepada kita...kelihatan nya buruk tapi mendatangkan kebaikan.

Salam,

Eveline Tay