Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pandangan Hidup ini
Memandang kehidupan dari Sudut Pandang Allah
Didalam menjalankan kehidupan ini, kebanyakan kita hanya melihat, mencontohkan, mendengar, membaca dan hanya mau melakukan sesuatu hanya mau menurut keinginan kita tanpa mau peka lagi apa kata orang lain dan nasehat-nasehat orang lain dll. Padahal kalau kita mau membaca Alkitab di Yakobus 4:14b apakah arti hidupmu? Jelaslah kita akan semakin mengisi kehidupan semakin berarti lagi agar kehidupan kita didunia ini lebih berarti lagi buat bagi orang lain dan dapat menjadikan contoh bagi anak-anak kita yang telah dikaruniakan kepada kita atas kepercayaan Allah kepada kita untuk dididik, dibimbing ke arah jalan yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk mengetahui pandangan kehidupan dari sudut pandang Allah jelaslah Alkitab berkata. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2)
Menurut Rick Warren dalam the Purpose Driven Life bahwa kehidupan dapat dijabarkan dalam tiga metafora dalam memandang kehidupan dari sudut pandang Allah yaitu: Kehidupan adalah sebuah ujian, kehidupan adalah sebuah kepercayaan, dan kehidupan adalah sebuah penugasan sementara.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kehidupan di bumi ini adalah sebuah Ujian dalam hal ini banyak contoh-contoh didalam kisah-kisah di seluruh Alkitab. Seperti kisah-kisah yang gagal dan lolos dalam ujian. Tentunya kita tahu bahwa kisah Adam dan Hawa gagal dalam ujian mereka di Taman Eden. tetapi Allah masih memberi kesempatan dalam memperbaiki sehingga kita tahu sampai dengan air bah dicurahkan yang mana kita dapat baca di kejadian 7,8,9 pada masa Nuh, yang mana Allah berkenan kepada Nuh dan sekeluarga sehingga lolos dari murka Allah. Dan masih banyak contoh-contoh kisah hidup yang lolos dari ujian yaitu Abraham. Allah menguji Abraham dalam menyuruh mempersembahkaan anaknya Ishak. (Kej 22) Allah menguji Yakub ketika dia harus harus bekerja beberapa tahun tambahan untuk mendapatkan Rahel sebagai istrinya (kej 29) dan paling dan sangat bagus contoh teladan Yusuf dilihat grafik perjalanan hidup sampai akhir hidupnya sungguh luar biasa Alkitab mencatat Yusuf mempercayai hidupnya kepada Allah (dapat dibaca Kej 36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50) Kalau kita lihat dan baca lagi Alkitab tentunya kita tidak akan kuatir dan takut dalam menjalankan hidup ini segala ujian akan dapat kita atasi asal saja kita serakan segala permasalahan dan mempercayakan kepada Tuhan Yesus sebagai juru selamat pribadi kita masing-masing pastilah kita sanggup lolos dari ujian yang kita hadapi amin Ketika kita memahami bahwa kehidupan adalah ujian, kita akan menghargai hal-hal terkecil dalam setiap kejadian dalam kehidupan ini untuk menjadi baharu selalu sehingga kita akan mendapatkan membedakan mana kehendak Allah yang berkenan dalam menjalankan hidup ini. Tiap hari merupakan hari yang terpenting , dan setiap detik adalah kesempatan bertumbuh untuk memperdalam karakter kita, untuk menunjukkan kasih, atau untuk bergantung pada Allah. Yang mana kabar baik bagi kita yang percaya bahwa Alkitab berkata “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 kor 10:13) Marilah kita peka dalam menjalan hidup ini sehingga kita tahu bisikan dan pikiran kita serta sifat kita diperbaharui selalu (Luk 15:20-22) Setiap kali kita lulus dalam sebuah ujian, Allah melihat dan membuat rencana untuk memberi kita upah didalam kekekalan. Yakobus berkata, “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima makkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia (Yak 1:12).
Kehidupan di bumi adalah sebuah kepercayaan. Inilah metafora jenis kedua dalam kehidupan. Waktu yang kita miliki dibumi serta tenaga, kepandaian, kesempatan, hubungan dan kekayaan kita, semuanya adalah pemberian dari Allah yang telah Dia percayakan dalam pemeliharaan dan pengelolan kita. Kitalah penatalayan dari segala sesuatu yang diberikan Allah kepada kita. Pengertian penatalayan ini dimulia dengan pengakuan bahwa Allah adalah pemilik segala sesuatu dan semua orang di muka bumi. Alkitab berkata, “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (mzm 24:1) Kalau kita sadar bahwa kita ini tidak pernah benar-benar memiliki apapun selama kediaman singkat kita di bumi. Allah hanya meminjamkan bumi kepada kita pada waktu kita berada dibumi ini. Bumi adalah milik Allah kita hanya bisa menikmatinya sesaat. Ketika Allah menciptkan Adam dan Hawa, Dia mempercayakan pemeliharaan atas ciptaan-Nya kepada mereka dan menunjuk mereke sebagai pengelola atas milik-Nya. Alkitab berkata, “ Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak: penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi “ (kej 1:28) Jelaslah bahwa kepercayaan yang Allah berikan kepada kita hanya untuk dikelola dan memelihara “barang-barang” Allah di bumi. Segala sesuatu yang kita nikmati harus diperlakukan sebagai sebuah kepercayaan yang Allah tempatkan di dalam tangan kita. Alkitab berkata, “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya? (1 kor 4:7) Bukankah segala sesuatu kita terima dari Allah? Jadi. Mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada kita itu bukan sesuatu yang diberi?” Sesungguhnya alangkah baiknya kita menyadari dan menyerahkan segala persoalan dan ucapan syukur sama Tuhan Yesus bahwa Dialah yang memampukan kita berjalan di dalam lembah yang kelam ini sehingga kita dapat mendapat upah sesuai kehendak-Nya seperti di Alkitab menyatakan, “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia: engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah daalm kebahagiaan tuanmu” (Mat 25;21) Pada akhir kehidupan kita didunia akan dievaluasi dan diberi upah sesuai dengan seberapa baik kita telah mengurus apa yang Allah percaya kepada kita. Ini berarti segala sesuatu yang kita kerjakan, bahkan tugas-tugas harian yang sederhana, memiliki implikasi kekal. Jika kita memperlakukan segala seuatu sebagai kepercayaan, Allah menjanjikan tiga imbalan dalam kekekalan, pertama diberikan peneguhan, Allah berkata “Baik sekali perbuatanmu! (Mat 25:21b) berikutnya kita akan menerima promosi dan diberikan tanggung jawab yang lebih besar di dalam kekekalan “Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar” (Mat 25:21e) Kemudian kita akan dihormati dengan suatu perayaan;”Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:21f)
Kehidupan Adalah suatu penugasan sementara yang ketiga baiklah disini inti saja bahwa “Ya Tuhan, beritahukanlah kepadaku ajalku, dan apa batas umurku, supaya aku mengetahui betapa fananya aku! (Mzm 39:5) dan “Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-peritah-Mu terhadap aku (Mzm 119:19)
Bersambung untuk yang ketiga akan dikupas lebih dalam lagi dengan memohon urapan dari AllaH Bapa di Surga untuk penuhi hambamu dalam menyadur lebih sempurna lagi iya Tuhanku yesus Kristus mohon belas kasihMu iya Tuhan amin.
GBU for of us
- sujinto's blog
- 9452 reads