Hobi Videografi

Meski pernah kuliah di jurusan Komunikasi, namun saya tidak pernah memegang dan mengoperasikan kamera video selama kuliah.

Baru sekitar 5 tahun terakhir ini, saya memegang, mengelus-elus dan mengoperasikan kamera video, sertanya menekuninya sebagai hobi videografi.

Semuanya saya pelajari secara otodidak. Selain mendapat kepuasan batin, hobi ini juga mendatangkan uang. Lumayan bisa untuk membeli garam dapur.

Berikut ini adalah klip karya saya. Masih kelihatan kasar karena hanya menggunakan camcorder dan laptop.

---------------------------------

Sayangnya, karena SS ini tidak menyediakan fasilitas untuk embed video, maka hanya disajikan berupa tautan. Silakan klik pada tautan yang ada. 

Video pertama menceritakan tentang Priska mengalami kebutaan sejak lahir karena orangtuanya mencoba menggugurkan sejak Priska masih dalam kandungan. Sadar bahwa dirinya tidak dikehendaki, Priska mengalami kepahitan dan membenci orangtuanya. 

Namun akhirnya dia memutuskan mengampuni orangtuanya. Sekarang, bersama Fandi--suaminya--, Priska mengelola The School of Life di Semarang yang merawat dan mengasuh orang-orang terbuang.

Video kedua, tentang Mas Mono sebenarnya lahir dengan tubuh yang lengkap. Dia bertumbuh dewasa dengan cita-citanya. Namun tiba-tiba sebuah kecelakaan kerja merenggut kedua tangannya dan membuat salah satu kakinya cacat permanen.

Pupuslah semua impian indahnya. Satu-satunya yang diinginkan mas Mono saat itu adalah mati. Sebanyak 3 kali dia mencoba bunuh diri. Bagaimana mas Mono menemukan semangat hidupnya? Bagaimana pergumulannya dalam menerima keadaan tubuhnya? Tunggu video selanjutnya