Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Limit Berpikir

josia_sembiring's picture

Ilmu pengetahuan yang menjadi favorit saya adalah matematika. Ada teori yang beredar mengatakan bahwa umumnya matematika disukai oleh para lelaki, karena lelaki lebih senang dengan angka-angka pasti (hal-hal pasti?). Hal ini bisa kita perhatikan didalam kehidupan sehari-hari. Misalnya contoh :

Ada kasus seorang jatuh dari gedung bertingkat dan selamat. Mayoritas penanya pria akan bertanya : Dari tingkat berapa? Kapan? berapa umurnya? Sedangkan mayoritas wanita akan bertanya : kenapa? Ada masalah apa? Mungkinkah dia patah hati?

Nah dari kasus itu kita bisa melihat bahwa memang pria memiliki kecenderungan berhubungan dengan angka-angka (Sesuatu yang pasti). Tak heran apabila seorang laki-laki yang telah menyatakan hatinya kepada wanita, sangat menginginkan kejelasan ketimbang membaca situasi yang mencerminkan jawaban si wanita. Istilahnya sih fakta hukum bukan katanya-katanya (mengutip ucapan Bung Nazar).

Dengan sekilas cerita diatas, saya mengaminkan bahwa memang laki-laki seperti itu sebab saya mengakui bahwa saya pun seperti itu.

Matematika sendiri adalah ilmu yang sangat mengasyikkan, karena secara umum matematika selalu menyajikan ilmu yang memiliki aturan-aturan dan ketetapan-ketetapan. Ketetapan itulah yang membuat ilmu matematika tidak bisa ditarik kekiri maupun kekanan. Kalau bahasa Yesus : Kalau iya katakan iya, kalau tidak katakan tidak, selebihnya adalah dari si jahat. Jika manusia menetapkan sesuai dengan kesepakatan bahwa 1= satu, 2=dua, 3=tiga dst, dan berlaku secara universal di bumi ini maka 1+1 = 2 adalah kepastian yang tidak bisa dibantah. 1+1 tidak bisa kita tarik kekiri menjadi 1,9999 atau kita tarik ke kanan menjadi 2,0001. Itulah sebabnya matematika disebut ilmu pasti, sepasti udara segar yang kita hirup :)

Didalam ilmu agama, logika matematika bisa dipastikan hampir selalu dipakai, terutama bila dikaitkan dengan Sang Pencipta. Sifat-sifat dan karakteristik Sang Pencipta didefinisikan didalam kerangka berpikir matematis dan logis. Contohnya : Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Adil, Maha Hadir, Maha Cerdas dll. Ungkapan Maha adalah definisi logis matematis yang dipakai untuk menyatakan sesuatu yang tanpa batas (unlimit). Berbicara mengenai tanpa batas (unlimit), matematika ternyata memiliki penjelasan khusus juga yang dituangkan didalam teori Limit. Bahkan teorinya sangat logis dan memuaskan. Secara umum saya katakan bahwa sesuatu yang unlimit itu memiliki limit, dan sesutu yang limit bisa menjadi unlimit.

Saya sendiri awalnya sangat bingung dengan teori limit ini, apalagi dosen yang mengajarkan sangat teoritis sehingga sangat menjemukan. Namun setelah membaca teori beserta kasus-kasusnya didalam kehidupan sehari-hari, ilmu limit ini menjadi sangat terang benderang (meminjam istilah Pak SBY) :).  Berikut akan saya uraikan kasus-kasus atau boleh dibilang cerita mengenai limit.

Contoh 1:

Seorang pria hendak menyebrang sebuah jalan melalu zebra cross. Pada saat itu lampu menyebrang sudah hijau dan jarak penyebrangan adalah sekitar 10 Meter. Jika pria tersebut berjalan dengan mengikuti pola 5, 2.5, 1.25, 0.625, ... apakah pria tersebut bisa sampai ke seberang? 

Jawabnya : Secara matematis, pola tersebut menimbulkan tak hingga (unlimit) urutan dan tidak akan habis. Namun secara fakta pria tersebut pasti sampai ke seberang dengan jarak 10 meter (konvergen 10 Meter). Konvergensi inilah dibuat teorinya sbb :  5 x (1+0.5+0.25+...) dimana limit tak hingga dari penjumlahan itu adalah 2.

Contoh 2:

Seorang wanita membutuhkan waktu berdandan selama 30 menit. Jika wanita tersebut berdandan dengan pola waktu 15, 7.5, 3.75,.. mungkinkah wanita itu akan selesai berdandan?

Jawabannya : sama dengan jawaban pada contoh 1.

Lalu, otak kita manusia terutama pria haus dengan yang namanya kepastian logis dan terukur. TUHAN yang "tak terukur"(?) dituangkan kedalam pola pikir logis manusia yang terukur (limit). Untuk itu mustahil menuangkannya dalam kerangka berpikir logis matematika. 

Saya jadi berpikir, jangan-jangan manusia memandang mengikuti pola matematis tersebut diatas sehingga menemukan ketakhinggaan dari pribadi yang disebut 'TUHAN", padahal jika memandang secara keseluruhan (The whole) maka "TUHAN" itu bukanlah unlimit (tak berhingga) melainkan berhingga. Jika Musa memandang "TUHAN" dari pola 1,0.5,0.25,... maka Musa menemukan "TUHAN" itu tidak berhingga. Lain hal dengan Hawking yang memandang "TUHAN" secara the whole cerita seperti jarak penyebrangan dan waktu berdandan yang memiliki limit 10 meter dan 30 Menit, maka bagi Hawking, "TUHAN" itu berhingga (terukur).

Saya punya cerita lain yang mungkin bisa menjadi catatan. Ceritanya begini :

Sebuah Planet X dihuni oleh segerombolan kera yang bisa berpikir seperti manusia. Suatu saat sebuah makhluk yang kemampuannya jauh diatas pola pikir kera itu datang dan melakukan hal-hal ajaib yang tidak terjangkau pola pikir kera tersebut. Anggaplah Makhluk itu disebut A. Dengan kemampuan berpikirnya, maka kera menobatkan A sebagai "TUHAN". Definisi untuk makhluk super duper sakti. Sementara setelah ditelusuri ternyata A berasal dari planet Z.  Suatu saat di planet Z yang daya pikirnya luar biasa maju kedatangan sebuah makhluk yang ternyata daya pikirnya jauh diatas A. Kita sebut makhluk ini B. Makhluk B ini datang dari planet Y. Makhluk B mendemonstrasikan kemampuan diluar daya pikir A. Lalu Makhluk A menganggap makhluk B sebagai "Elohim". Definisi untuk makhluk super duper sakti. Lalu planet Y dikunjungi oleh makhluk lain dst.... (Silahkan lanjut sendiri).

Menjadi pertanyaan : bagi kera, bagaimana status B? Jika ada makhluk lain C,D,E,... tak berhingga jenisnya dan tanpa diketahui batas dan kemampuannya, bagaimana mencermatinya?

Itulah sebabnya kitab agama selalu menggambarkan "TUHAN" itu manusiawi yang menggunakan "fenomena" alam sebagai senjata bagi manusia yang level berpikirnya masih rendah. Jika hujan belerang di kota sodom dan gomora terjadi di kota new york, kemungkinan besar ilmuwan akan menyatakan sebagai hujan meteor dari angkasa luar sebagai penjelasan yang logis dan terukur.

140911

"wait for champion league"