Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

FIFA, antara bodoh dan munafik

SAMMY SIGA's picture

FIFA menjunjung tinggi sportivitas!

Slogan menawan.

Membubungkan asa ke awan.

Seorang ksatria dan arif, dalam suatu pertarungan, pertandingan atau perlombaan, akan menerima dengan kebesaran jiwa kekalahan yang dilakukan dalam atmosfir bebas dari polusi kecurangan.

Sang lawan pantas sandang kemenangan.

Namun di lapangan hijau, arena di mana hukum FIFA bertahta, slogan menawan itu tak lebih pepesan kosong!

Tidak belajar dari hand's ball Maradona.

Tidak juga membuka mata hati pada hand's ball Henry kala bertemu Keane cs.

Bersikukuh dengan ego atas gol Lampard ke gawang Jerman yang tertinggal dalam sepotong rekaman ulang.

Paling up date, tanpa beban atas kerugian Chelsea yang layak menerima hadiah penalti atas pelanggaran Evra.

FIFA, FIFA!

Apakah definisi sportivitas  yang bercokol di  benakmu?

Bukankah dalam banyak hal anda memanfaatkan jasa teknologi?

Namun entah mengapa seolah antipati terhadap sebentuk tayang ulang guna merujuk keputusan wasit??

Mereduksi wibawa sang pengadil?

Membuang waktu?

Malu?

FIFA yang terhormat, apa pun itu, sesungguhnya anda telah membredel slogan mulia anda.

Sportivitas sejati adalah kebenaran. Kebenaran pantas tersaji utuh di lapangan hijau. Jika itu mesti didukung sebentuk tayang ulang, terapkanlah.

Saya percaya, penggila bola sejati menanti saat itu mewujud nyata.

Jangan jadi bodoh atau munafik kawan.

Viva FIFA!

 

 

 

__________________