Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Tiga Kisah, Berawal dari Hati

Felly Sotanto's picture

 

Ini bukanlah sebuah judul film, atau sebuah sinetron. Tapi Ini adalah tiga kisah menarik yang endingnya memang menyedihkan, tapi ternyata ketiga kisah dibawah ini punya awal yang sama. Yakni dimulai dari hati.

 

Kisah Adam

Adam ini mestinya orangnya baik cuma sayangnya dia tergelincir dalam kasus Hawa. Tapi memang Adam harus bertanggung jawab karena Adam dan Hawa kan satu paket. Tapi gimana ya jalan ceritanya jika seandainya hanya Hawa aja yang di hukum ? J Tapi kalo mau direnungkan kayaknya memang Adam salah ya, karena mau menuruti keinginan Hawa (maaf, saya gak bermaksud menghakimi J ). Intinya mereka berdua memberontak terhadap Allah. Pemberontakan adalah klimaksnya, yang pastinya di awali dengan ketidakpercayaan. Di pemerintahan manapun pemberontakan pasti diawali dengan ketidakpercayaan. Apalagi kalo ada si provokator. Orang kalo sudah gak percaya, pasti akan muncul ketidaktaatan, yang diakhiri dengan pemberontakan. Nah, dalam kejadian ini Adam dan Hawa tidak percaya lagi kepada Allah, kebetulan ada si provokator yang memang sudah mengincar kekuasaan Allah. Si provokator ini memang sudah dari sononya ingin mendongkel Allah dan merebut kekuasaan dari tangan Allah. Rencana pun disusun dengan memanfaatkan orang dalam. Orang dalam ini adalah orang kepercayaan Allah, bahkan orang yang sangat dikasihi oleh Allah. Untuk orang kesayangan-Nya ini Allah rela mau melakukakan apa saja, karena Allah sangat mencintai orang tersebut. Orang tersebut selalu duduk bersama dengan Allah. Dan orang itu adalah Adam dan Hawa. Si provokator yang menanamkan benih-benih ketidakpercayaan kepada Allah yang kemudian melahirkan ketidaktaatan dan yang diakhiri pemberontakan terbesar dalam sejarah umat manusia (seandainya dulu sudah ada CNN, Al-Jazeerah atau Metro TV dan TV One, mungkin ada siaran langsung J ) Tapi Allah memang luar biasa, provokatornya di tumpas, dan Allah pun segera mengambil tindakan penyelamatan untuk Adam dan Hawa. Allah memang luar biasa, Adam dan Hawa di hukum, tetapi kasih karunianya tetap berlaku dalam hukuman itu. Pemberontakan Adam dan Hawa tidak menghapus kasih-Nya kepada mereka. Allah kita memang Allah yang luar biasa.

 

Kisah Kain

Kasus Kain ini mestinya kasus yang sepeleh. Kasus ini melibatkan Habel sebagai korban. Kedua orang ini pada dasarnya adalah orang yang diberkati Tuhan. Masalah mulai muncul ketika keduanya mempersembahkan korban persembahan kepada Allah. Persembahan Habel menyenangkan hati Tuhan, sedangkan persembahan Kain ditolak oleh Tuhan. Sejak kejadian itu hati Kain menjadi panas, Kain menjadi iri hati dan muncul kedengkian, sakit hati Kain memuncak menjadi kemarahan yang mengerikan. Kain pun merancang pembunuhan berencana terhadap Habel. Kasus ini sangat menghebohkan dan untuk pertama kali terjadi dalam sejarah umat manusia. ( Seandainya waktu itu sudah ada media massa atau media elektronik pasti kasus ini akan menjadi headline J ). Our desires make us sin, and when sin is finished with us, it leaves us dead.

 

Kisah Banjir Besar Jaman Nuh

Waktu terus berjalan, jaman terus berganti. Sejak peristiwa pembunuhan yang menggegerkan tersebut kehidupan manusia kembali berjalan normal. Mereka kawin, punya anak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Tapi sejak kejadian pembunuhan itu demoralisasi terus terjadi. Praktek poligami mulai terjadi. Pencetusnya adalah seorang yang bernama Lamekh, jadi pantaslah kalau Lamekh disebut Bapak Poligami. Selain melakukan praktek poligami, terjadi pembunuhan lagi yang dilakukan Lamekh. Pembunuhan kali ini dilatarbelakangi balas dendam. Meskipun demikian, ditengah dosa yang terus terjadi, masih ada orang-orang yang mencari nama Tuhan. Sebut saja Enos, Henokh dan juga Nuh. Dan puncaknya terjadi di Jaman Nuh, sebuah bencana alam terjadi, banjir besar melanda seluruh kawasan itu. Banjir besar tersebut menewaskan seluruh jiwa, hanya Nuh dan keluarganya yang diselamatkan. Tuhan mengambil keputusan untuk menghukum manusia akibat dosa yang semakin parah. Saya jadi merenung dengan semua bencana alam yang terjadi, tsunami di Aceh dan Mentawai, Banjir di Wasior, dan meletusnya Gunung Merapi. Apa semua bencana yang terjadi hanya sebuah peristiwa alam biasa atau karena hukuman Tuhan ?

 

Berawal dari Hati

Membaca dan merenungkan kembali semua kejadian tersebut, ternyata ada benang  merah diantara ketiga kejadian tersebut. Dalam kasus Adam dan Hawa, dalam sebuah catatan penting, tertulis : “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian”. Kemudian dalam kasus Kain, catatan itu juga menulis : “Lalu hati Kain menjadi sangat panas”. Sedangkan dalam bencana alam banjir besar jaman Nuh, juga tercatat : “bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Ternyata semua berawal dari hati. Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Dalam hati mereka menghamilkan bencana dan melahirkan kejahatan, dan tipu daya dikandung hati mereka. Dosa bertutur di lubuk hati orang fasik. Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. Karena itu jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

 

 

Sumber : http://pikirankristus.blogspot.com/