Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Lakukan yang Benar Terhadap Mereka yang Memperlakukan Kamu dengan Salah
Yakobus 5:7-12 Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan bodoh yang sering ditanyakan: 1. Pernahkah Saudara mengalami di mana seseorang memperlakukan Saudara dengan salah? Tentu saja sudah pernah! 2. Pernahkah saudara ingin menghadang seseorang dan mengadakan suatu pembalasan? Tentu saja pernah!! Tetapi sebagaimana akan kita lihat hari ini, ada cara yang lebih baik! Di dalam surat Yakobus ini, kita melihat bahwa buku ini ditulis untuk beberapa orang Yahudi yang sedang menghadapi saat-saat yang sangat sulit: 1. Beberapa diantaranya mereka tidak dapat menolong – pasal 1 – Mereka telah dicerai-beraikan oleh penganiayaan. 2. Beberapa di antaranya disebabkan oleh diri mereka sendiri – Pasal 2 – Penganiayaan yang mereka derita ditangan orang-orang kaya yang mereka telah bawa ke dalam jemaat. Tetapi bagaimana orang-orang percaya miskin ini bersikap ketika penganiayaan berubi-tubi datang kepada mereka? Jawabannya terdapat dalam ayat 7: “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!” Ketika seseorang menganiaya kamu dan memperlakukan kamu dengan kasar – Saudara tidak harus menanggapinya dengan roh kemarahan dan pembalasan dendam. Tetapi Saudara harus menjadi sabar melalui waktu-waktu ujianmu dengan keyakinan bahwa Yesus Kristus akan datang lagi – dan ketika Dia datang, Dia akan membuat segala sesuatu benar – Dia akan menyeimbangkan buku – buku ini. Roma 12:19-21 – “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!” Dalam teks ini, Yakobus akanb memberikan tiga contoh praktis dari kesabaran oraang saleh – Marilah kita mempertimbangkan tiga contoh utama ini bersama-sama selama beberapa menit: I. Kesabaran petani . – Ayat 7. “Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.” --KJV “until he receive the early and latter rain.” Petani pergi keluar dan bekerja keras dan cukup lama. 1. Membajak tanah. 2. Menanam benih. 3. Memberikan pupuk 4. Mencangkul rumput 5. Menyemprot hama. Mengapa? Karena dia tahu akan datang waktunya musim menuai. Dan karena pengetahuan ini dia mau menunggu dengan sabar sampai “hujan awal dan hujan akhir.” Bagi kita orang-orang Yunani, tidak memiliki banyak arti – tetapi bagi orang-orang Yahudi ini yang kepadanya Yakobus sedang menulis, sangat jelas sekali artinya. Ulangan 11:14 – “maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu,” Karena dosa, Israel merasakan hukuman Tuhan – negeri mereka mengalami kekeringan. Tetapi Allah dalam kemurahan hatinya memberikan suatu janji yang sangat indah: Yoel 2:23 – “Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.” Ayat ini telah menjadi benih yang mendasari doktrin karismatik yang palsu. Mereka mengatakan bahwa “hujan awal” adalah Pentekosta dan “hujan akhir” adalah kebangunan rohani kharismatik yang kita lihat sedang berlangsung. Tetapi Kharismatik membelokkan firman Allah untuk membuat doktrin mereka menjadi cocok. Kebenarannya adalah, kalau kita membaca konteksnya: 1. Nubuatan ini adalah untuk bangsa Israel – bukan untuk gereja. 2. “Petani dan hujan akhir” ini sama sekali tidak berhubungan dengan kedatangan Roh Kudus. Ini berbicara tentang hujan secara literal – satu dari permulaan musim dan satu sampai tujuah bulan kemudian, sebelum penuaian. Dan menurut nubuatan Yoel, akan datang waktunya ketika kedua hujan ini akan datang selama bulan pertama. Apa hasilnya? Yoel 2:24 – “Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.” Point yang mau disampaikan Yakobus adalah ini -- Petani harus menunggu waktu yang lama untuk menikmati rasa manis dari ganjarannya. Ayat 8 – “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” Sebagaimana petani harus menunggu waktu yang lama untuk tuaiannya, kita juga perlu menjadi sabar dan menegakkan – menguatkan – hati kita karena kedatangan Tuhan Yesus Kristus sudah dekat. Dan dengan pengertian ini, Yakobus memerintahkan kita: Ayat 9 – “Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut (KJV -- Grudge not one against another) dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Ketika Saudara dianiaya, jangan menyimpan dendam dan berusaha membalas – jika Saudara berbuat demikian, Saudara akan dihukum sama seperti pelaku kesalahan – tunggu Tuhan yang akan menghakimi semua orang dan menjadikannya segala sesuatu benar. II. Kesabaran Para Nabi -- ayat 10 Ayat 10 "Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.” Kesakitan apa yang dirundung para nabi yang menderita. Ibrani 11:32-38 -- Nabi-nabi PL menderita semua ini – Mereka dianiaya dengan sangat kasar/keji/kejam; namun dengan sabar mereka terus menyampaikan pesan yang Allah telah berikan kepada mereka. Bagaimana seharusnya respon kita ketika orang-orang menyerang kita dan berusaha menyakiti kita? 1. Apakah kita akan berhenti membaca Alkitab kita? 2. Apakah kita akan berhenti berdoa? 3. Apakah kita akan berhenti pergi ke gereja? 4. Apakah kita akan menjadi marah dan berusaha membalas? Tidak! Dengan kesabaran yang sama yang nabi-nabi itu miliki – dengan setia kita terus mengerjakan kehendak Allah. III. Kesabaran Ayub . Ayat 11 – “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” Baca kisahnya – Ayub diuji dalam situasi yang buruk sekali. Allah mengijinkan Setan menyerang Ayub dan mengambil : 1. Kekayaannya . 2. anak-anaknya. 3. kesehatannya. Ayub kehilangan segalanya kecuali istrinya dan ketiga “teman-temannya” – tetapi mereka tidak menjadi berkat baginya! Lebih baik keduanya tidak ada. a. Istrinya menyuruhnya supaya mengutuk Allah dan mati. b. Teman-temannya bersama-sama seperti burung yang menggerogotinya. Sementara Anda membaca kisahnya, menarik untuk memperhatikan bahwa Allah tidak pernah menjelaskan kepada Ayub mengapa hal ini terjadi kepadanya. Tetapi Ayub sabar ditengah-tengah penderitaannya. Menarik sekali dibawah point ini, Yakobus sekali lagi memperingatkan kita mengenai dosa lidah. Ayat 12 " Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman.” Ketika seseorang diperlakukan dengan kasar, biasanya mereka mulai berdosa dengan lidahnya. Ketika Ayub kehilangan kekayaan dan anak-anaknya, mudah sekali menjadi marah dan mengatakan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dikatakan: 1. "Allah adalah kejam dan tidak adil.” 2. “Allah tidak mengasihi saya atau mempedulikan saya.” Ayub 1:22 " Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.” Ketika Ayub kehilangan kesehatannya, mudah sekali baginya untuk menjadi marah dan mengatakan hal-hal yang dia sesali – kenyataannya, justru istrinya yang menginginkannya berbuat demikian. Dia berkata, “Mengapa kamu tidak mengutuki Allah dan mati?” Ayub 2:10 " Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.” Jadi peringatan yang Yakobus berikan kepada kita adalah ini – Ketika kita sedang menghadapi kesukaran – ketika ada orang yang menyerang kita - kita tidak harus berdosa dengan lidah kita dengan bersumpah bahwa kita akan: 1. membalas dendam. 2. Mengadakan pembalasan. Tetapi dengan kesabaran, kita harus memikul yang Allah telah ijinkan datang ke dalam hidup kita supaya kita boleh memiliki sukacita dan keyakinan pada hari penghakiman ketika Dia: a. mengimbangkan kitab-kitab. b. Membuat segalanya benar. Dan Allah akan melakukan itu – Dia melakukanya untuk Ayub: Ayub 42:10 – “Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.” Dia akan melakukannya untuk Anda! Roma 8:18 "Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Betapa besarnya ganjaran yang Allah telah sediakan untuk kita jika kita – daripada berusaha membalas dendam – menanggung dengan sabar segala perlakukan kasar atau kejam yang ditunjukkan untuk menyerang kita. Kesimpulan Bagaimana kita berespon ketika kita diperlakukan dengan kasar dan kejam? Yakobus mengatakan supaya kita mengambil sikap sabar – bentuk kesabaran yang kita dapatkan melalui ilustrasi : 1. Petani – Dia menunggu dengan sabar dengan pengetahuan bahwa mereka akan menuai – dan kita menanggung dengan sabar dengan pengetahuan bahwa Yesus Kristus akan datang segera dan bahwa Dia akan menghakimi semua orang dan akan menempatkan segala sesuatunya dengan benar. 2. Nabi-nabi. – Mereka dengan sabar menanggung penderitaan mereka dan terus dengan setia melakukan kehendak Allah. 3. Kehidupan Ayub – Dia dengan sabar menanggung penderitaan yang menimpa hidupnya dan tidak berdosa melawan Allah dengan lidahnya. Apakah waktu ini saudara sedang menghadapi pencobaan dan ujian dalam kehidupan Saudara – apakah Saudara menjadi korban dari perlakuan kasar dan teraniaya? Kalau demikian, bagaimana Anda berespon? 1. Apakah saudara sedang menunjukkan kedewasaan rohani dengan menanggung hal-hal ini dengan sabar? 2. Atau apakah saudara sedang bereaksi terhadap kesukaranmu secara natural, yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang belum selamat?
Gmb.Yakub Harianto, GBII (Gereja Baptis Independen Indonesia) Malioboro, Jogjakarta
- yakub harianto's blog
- Login to post comments
- 4074 reads