Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Visi, Iman & Keberanian (Cerita Tentang Sukses Pak Abram (2))

Felly Sotanto's picture

Ada tiga hal yang saya tangkap dari kisah sukses Pak Abram, yakni  VISI, IMAN, DAN KEBERANIAN. Pak Abram menangkap sebuah VISI yang luar biasa. VISI itu adalah menjadi bangsa yang besar, memiliki nama besar, yang tujuannya menjadi berkat bagi banyak orang. Sebuah VISI yang tidak tanggung-tanggung, dan satu hal yang selalu saya percaya, VISI yang dari Tuhan memang tidak tanggung-tanggung, Tuhan tidak pernah setengah-setengah. Kalau Tuhan sudah memilih seseorang dan menaruh VISI dalam hidupnya, pasti itu dahsyat, melampaui akal sehat, tidak masuk akal, lebih besar dari apa yang dapat kita pikirkan ataupun bayangkan. Saya membayangkan mungkin ketika itu banyak orang yang menganggap kalau Pak Abram ini orang gila. Bahkan pasti ada orang-orang yang mengaggap itu bukan VISI, itu AMBISI. Namun itu hal yang biasa, selalu ada pro dan kontra, VISI yang besar biasanya membawa kontroversi. Tapi memang, VISI itu bukan VISI, kalau tidak mengandung pro dan kontra. Orang dengan VISI yang besar, siap-siaplah disebut orang gila, siap-siaplah untuk dicerca orang. Kadang memang sulit membedakan antara VISI dan AMBISI. Saya percaya VISI lahir dari kerinduan hati Tuhan yang mencari seseorang untuk menggenapi rencana-Nya, tapi kalau AMBISI lahir dari hati yang dipenuhi hawa nafsu dan keinginan untuk meniggikan diri atau mencari keuntungan atau kebanggaan pribadi.

Jauh sebelum Abram lahir, keinginan menjadi bangsa yang besar dan memiliki nama yang besar sudah ada di hati seorang yang bernama Nimrod. Sayangnya keinginan Nimrod hanyalah sebuah AMBISI pribadi, bukanlah sebuah VISI yang Tuhan taruh dalam hatinya. Sehingga ambisi Nimrod membangun Menara Babel kandas ditengah jalan. Sebenarnya antara Nimrod dan Abram ada hal yang sama, kecenderungan hati yang membedakan mereka berdua. Kecenderungan hati yang membedakan mana VISI dan mana yang AMBISI. Belajar dari kedua pengalaman ini, berabad-abad kemudian seorang raja yang bijaksana menulis dengan penuh hikmat, “The LORD sees everything, whether good or bad”. Bahkan jauh sebelum raja tersebut menuliskan hal itu, seorang yang telah mengalami tragisnya kehidupan menulis dalam kegetirannya, “Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya”.

VISI tidak akan ada artinya jika kita gak punya IMAN. VISI dan IMAN adalah dua sisi dari mata uang. VISI tanpa IMAN hanyalah sebuah angan-angan. IMAN tanpa suatu VISI yang jelas hanya sebuah upaya untuk menjaring angin. Dengan IMAN kita sudah bisa melihat VISI kita telah tercapai. Dengan IMAN kita memiliki dasar untuk berharap untuk melihat VISI kita tercapai.

Selain VISI dan IMAN diperlukan KEBERANIAN untuk melangkah. Dan Pak Abram sudah membuktikan hal itu. Dia berani tinggalkan kehidupan yang nyaman, dia berani percaya, dan yang paling luar biasa, Pak Abram berani untuk melangkah. Kisah yang menceritakan tentang Pak Abram ini mencatat dengan sangat jelas, “Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya”.  Saya percaya hari dimana Abram akan berangkat, dan ketika sebuah lambaian tangan mengucapkan selamat tinggal untuk orang-orang terkasih yang ditinggalkan, hari itu, tepuk tangan dari surga mengiringi keberangkatan Abram. Sebuah perjalanan yang akan mencatat sejarah dalam kisah hidup umat manusia sedang di mulai. Seorang pria sedang membuat sejarah. Kelak di kemudian hari, sejarah pun mencatat pria ini disebut ABRAHAM, Bapak Orang Beriman, dan itu di mulai dengan sebuah langkah kecil dengan keputusan besar di sebuah tempat yang kecil, Ur Kasdim. Kisah tentang KEBERANIAN pria ini bak bola salju terus bergulir menjadi rangkaian peristiwa sampai di suatu tempat yang bernama GOLGOTA. Bahkan masih terus berlanjut sampai pada kesudahan jaman ini.

Sebuah langkah kecil tapi dengan VISI yang besar, dengan IMAN yang luar biasa, serta KEBERANIAN yang mengangumkan inilah yang mewarnai perjalanan sukses seorang yang bernama Abram. Dari kisah Pak Abram ini saya belajar bahwa memang SUKSES memerlukan VISI untuk MELIHAT, IMAN untuk PERCAYA, dan KEBERANIAN untuk MELANGKAH. Untuk melengkapi kisah tentang Pak Abram ini, saya ingin menutupnya dengan kisah Sharon Christa McAuliffe, disini.

 

Sumber :  http://pikirankristus.blogspot.com/