Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Namanya Bina Kasih AGAPE

Alia's picture

Bila di Solo, ada mbak Muji yang merintis persekutuan anak Betania, di Jakarta ada ci Lily yang saat ini bersama suaminya dan 6 pasangan suami-istri berkomitmen untuk mengadakan "Bina Kasih AGAPE". Serupa tetapi tidak sama … Serupa karena AGAPE berkomitmen untuk menolong anak agar bertumbuh dalam karakter yang sesuai dengan firman Tuhan.

Berawal dari cerita ci Lily yang mengikutsertakan anaknya, Lala, dalam kelas bina kasih Sahabat Kristus di Kelapa Gading. Sejak usia dini, Lala mulai dikenalkan dengan pujian dan firman Tuhan yang sederhana di kelas Sahabat Kristus yang diadakan setiap hari Sabtu. Tidak hanya Lala yang "sekolah", tetapi ci Lily dan suaminya pun mengikuti KTB bagi para ortu yang anaknya mengikuti kelas Sahabat Kristus. Kurikulum anak dan ortu pun disesuaikan. Jika anak belajar tentang ketaatan, ortu pun belajar hal yang sama supaya ketika di rumah bisa saling penerapan. Ada PR juga para ortu yang ikut KTB. Mereka wajib menulis jurnal mingguan tentang perkembangan dan pertumbuhan rohani anaknya. Saat membaca jurnal mingguan ci Lily tentang Lala, rasanya menyenangkan sekali karena seakan aku sendiri bisa mengikuti perkembangan si kecil Lala … waduh, jadi ingat ama Dinar, my little sister.

Namun, karena letak sekolah yang amat jauh dari rumahnya di Cengkareng, terpaksa ci Lily tidak lagi mengikutkan Lala ke kelas Sahabat Kristus. Namun, hal itu tidak berarti nganggur begitu saja. Kerinduan untuk menanamkan firman Tuhan kepada anak-anak itu tetap menyala di hati ci Lily dan Tuhan mempertemukannya dengan 6 pasang suami istri yang memiliki beban yang sama. Dari merekalah muncul ide untuk membuka cabang kelas Sahabat Kristus di Cengkareng. Namun, pihak Sahabat Kristus kekurangan tenaga untuk memantau perintisan cabang baru itu. Oleh karena itu, mereka memberikan kebebasan supaya mereka bergerak secara mandiri.

Terus terang hal itu memunculkan banyak ketakutan dalam hati dan pikiran ci Lily yang ditunjuk menjadi ketua perintisan. Bagaimana mencari tempat, siapa nanti yang akan menjadi pengajar, bagaimana dengan dananya, apakah akan ada yang berminat untuk mengikuti kelas ini, dsb.? Namun setiap ketakutan itu dijawab satu per satu ….

Dari ketujuh pasangan itu, mereka sepakat mendirikan kelas bina iman AGAPE. Rencana launching akan diadakan awal Maret dengan mengadakan Seminar Keluarga Kristen yang dibawakan oleh Ibu Charlotte Priatna. Kelas ini secara resmi akan dimulai pada bulan Agustus, setiap hari Sabtu di Gepembri Pos PI Daan Mogot. Terdiri dari 3 kelas: kelas BATITA (1,5 - 3th), kelas BALITA (4-6th), dan kelas TANGGUNG (7-10th) … hampir mirip dengan kelas-kelas di PA Betania zaman dulu :)

Karena tidak menginduk kepada gereja tertentu, kebutuhan dana pun ditanggung oleh ke-7 pasangan tadi. Mereka sepakat untuk mengadakan iuran rutin setiap kali pertemuan. Dari dana yang terkumpul, mereka bisa membiayai kebutuhan untuk pelaksanaan seminar dan launching. Mungkin ada orang yang berpikir bahwa mereka adalah pasangan yang kurang kerjaan. Namun, tidak demikian. Mereka adalah pasangan-pasangan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Di tengah-tengah kesibukan mereka dalam ngurus kerjaan dan rumah tangga, mereka masih bisa meluangkan waktu untuk rapat guna membahas kelangsungan AGAPE. Aku salut untuk mereka, meskipun capek tetapi masih bisa menyediakan waktu.

AGAPE sendiri bukan playgroup, atau saingan SM, atau tempat penitipan anak, dan juga bukan sekolah formal. AGAPE lebih merupakan kelas bina iman untuk anak dan kelompok tumbuh bersama (KTB) untuk pasangan suami-istri. Fokus dari pelayanan bina iman AGAPE ini memang lebih komplit dibandingkan dengan PA Betania. AGAPE menjangkau tidak hanya anak-anak, tetapi juga orangtua sehingga bervisi untuk menjadikan keluarga Kristen yang tangguh dalam memengaruhi zamannya dimana ortu sebagai pemeran utama dalam pendidikan iman anak.

Entah kenapa, aku sendiri langsung menaruh minat dalam pelayanan ini ketika mendengar sharing ci Lily. Aku pengin ikutan bergabung dalam pelayanan ini meski aku sendiri belum menjadi ortu :) Tawaran untuk bergabung dalam pelayanan bina iman AGAPE sudah ditawarkan ci Lily. Namun, ada ketakutan-ketakutan yang muncul … salah satunya adalah aku tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan jam terbang mereka dalam pelayanan anak. Namun, kesempatan bagus tidak mungkin dilewatkan begitu saja. Aku memutuskan untuk bergabung dalam pelayanan baru ini. Aku ingin belajar lebih banyak lagi tentang pelayanan anak dan kali ini ada pelayanan baru yang bisa kugeluti. Thanks ci Lily atas tawarannya …

Di sisi lain, aku juga bersyukur karena bisa bertemu dan bersahabat dengan orang-orang seperti mbak Muji dan ci Lily. Thanks my dear Father for their friendship ...

Jakarta, 20 Februari 2008