Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menjadi Pria Sejati Yang Maksimal - Sunanto

callmefay's picture

Roma 5:19 “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.”

Alkitab berkata oleh ketidaktaatan satu orang maka semua orang telah menjadi orang berdosa. Dalam terjemahan bahasa Inggris kata satu orang dituliskan dengan kata ‘Man’ yang artinya adalah pria. Mengapa Alkitab mengatakan karena satu orang (pria) meskipun sebenarnya yang berbuat dosa lebih dahulu adalah wanita (Hawa)? Bukankah seharusnya ditulis oleh karena wanita maka semua orang telah menjadi orang berdosa? Bukankah lebih adil bila ditulis oleh karena pria dan wanita maka semua orang menjadi orang berdosa ?

Oh tidak, Tuhan itu maha adil, Alkitab mengatakan oleh karena seorang pria semua orang menjadi berdosa sebab memang prialah diberi tanggung jawab oleh Tuhan. Sebagai pemimpin, pria harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh isteri dan anak-anaknya. Sebenarnya dosa Adam yang terbesar bukanlah karena ia telah memakan buah terlarang melainkan karena ia menolak bertanggung jawab atas kesalahannya dan isterinya sehingga akibat penolakannya untuk bertanggung jawab itu semua orang menjadi berdosa. Akan tetapi Yesus Kristus, sang pria sejati itu datang mengambil tanggung jawab atas dosa semua orang sehingga oleh ketaatanNya semua orang menjadi orang benar.

Beberapa waktu silam air mata saya sempat menetes ketika menyaksikan pengakuan Lidya Pratiwi tersangka pembunuh Naek Gomgom H.  Yang membuat saya terharu, Lidya mengatakan dia sangat sedih (dia mengatakannya sambil menangis) sebab ayahnya sama sekali tidak memperdulikan keadaannya yang sedang sulit itu. Tidak adanya figur seorang ayah yang bertanggung jawab menyebabkan Lidya Pratiwi bertumbuh menjadi seorang gadis remaja yang labil sehingga mudah dipengaruhi untuk melakukan hal yang salah. Anak lakil-laki dan anak perempuan memperoleh identitas diri mereka dari Ayah sehingga mereka yang tidak memiliki figur Ayah yang baik akan bergumul dengan identitas (gambar) dirinya.

Dari Ibu, kita menerima kasih sayang dan pemeliharaan tetapi indentitas diri kita diperoleh dari Ayah. Sayangnya bagi banyak orang kata Ayah, Bapak atau Papa hanya melambangkan kepedihan, teror, ketakutan dan kehilangan. Yakub merupakan contoh seseorang yang mengalami krisis identitas akibat kurangnya penerimaan dari seorang ayah. Yakub memang lebih dikasihi oleh ibunya tetapi ayahnya lebih mengasihi Esau.

Akibat krisis identitas itu Yakub bertumbuh menjadi seorang penipu dan pembohong.

Yakub menipu ayahnya sebab ia menginginkan hak kesulungan, padahal sebenarnya yang dibutuhkannya adalah penerimaan ayahnya.

 

Amsal  28:13 “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.”

Dale Carniege, penulis buku best seller ‘How to Win Friends and Influence People’ mengatakan agar berhasil bergaul dengan orang lain, anda harus memberi cara mereka berubah tanpa membuat mereka harus mengakui kesalahan mereka. Akan tetapi , ini bukanlah cara yang dipakai oleh Tuhan untuk mengubah kita. Bila kita ingin berubah menjadi pria sejati yang maksimal maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah bertobat.

 

Salah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh pria adalah mengakui bahwa dirinya bersalah. Pria lebih suka menyalahkan orang lain daripada menghadapi kebenaran bahwa dirinya perlu berubah. Banyak pria yang lebih baik mati daripada kehilangan muka dengan mengakui kesalahannya.

Yesus memberikan sebuah perumpamaan tentang dua orang yang datang berdoa di bait Allah yaitu orang Farisi dan pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya : “Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.”  Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.”  Yesus mengatakan pemungut cukai ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang Farisi itu tidak. Pemungut cukai itu dibenarkan Allah sebab ia datang berdoa dengan sikap yang rendah hati sedangkan orang Farisi berdoa dengan sikap hati yang sombong.

Alkitab berkata, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.  Inilah saatnya bagi kita sebagai pria Allah untuk bertobat dan memikul tanggung jawab yang telah Tuhan berikan kepada kita. Biarlah kita tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya yang tidak memikul tanggung jawab. Bila pria berubah maka keluarga akan berubah, bila keluarga berubah maka masyarakat akan berubah dan bila masyarakat berubah maka bangsa akan berubah !

 

Mat 6:14-15 “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. "

Hampir tidak ada orang yang tidak pernah mengalami luka batin dalam hidupnya.

Walaupun dalam kadar yang berbeda, setiap kita pasti pernah mengalami sakit hati dengan orang lain. Namun bila luka batin itu terjadi pada waktu masa kanak-kanak maka hal itu akan berpengaruh besar dalam kehidupan kita sebagai orang dewasa. Kemanusiaan yang dewasa berakar pada masa kanak-kanak dan banyak pemikiran kita hari ini yang berasal dari pengalaman kita sebagai anak-anak. Harga diri, kesadaran batin mengenai jati diri, seksualitas yang kita miliki sebagai seorang pria dewasa berakar dari pada masa kanak-kanak kita.

Langkah kedua untuk menjadi pria sejati yang maksimal adalah mengampuni.

Mengampuni bukanlah perasaan melainkan sebuah keputusan. Mengampuni juga bukan berarti kita menyangkal kesalahan orang yang telah melukai hati kita. Melepaskan pengampunan merupakan kunci utama untuk mengalami kesembuhan batin. Melepaskan pengampunan akan mematahkan kutuk generasi sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya.

Saya sendiri mengalami luka batin yang parah karena penolakan yang terjadi ketika saya masih kanak-kanak. Dibutuhkan waktu selama sekitar 12 tahun sehingga luka-luka batin itu bisa pulih sampai ke akar-akarnya. Setelah melalui krisis demi krisis dan banyak air mata akhirnya luka-luka batin itu bisa sembuh sampai ke akar-akarnya. Saya percaya Tuhan tidak pernah menentukan saya lahir sebagai anak yang ditolak sehingga mengalami depresi yang berkepanjangan ketika beranjak remaja. Saya tidak tahu mengapa Tuhan mengijinkannya terjadi (nanti akan saya tanyakan di surga) tetapi saya percaya Tuhan berdaulat menggunakannya untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup saya. Salah satu kebaikannya adalah agar saya bisa menolong orang lain yang mengalami masalah yang sama.

Satu waktu Petrus bertanya kepada Yesus, sampai berapa kali ia harus mengampuni orang yang telah berbuat dosa kepadanya. Petrus mengira mengampuni tujuh kali sudah cukup tetapi Yesus malah menjawab bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali (490 kali). Bayangkan kita disuruh mengampuni kesalahan orang lain selama 490 kali. Dengan kata lain, Yesus bermaksud mengatakan bahwa berapa kalipun orang lain berbuat kesalahan kepada kita maka kita harus mengampuni mereka.

Satu waktu seorang pemimpin rohani yang saya sangat hormati menghina dan mengecam saya di depan umum. Waktu itu saya sangat terluka sebab orang yang saya hormati dan doakan setiap hari malah melakukan hal yang begitu menyakitkan. Bila menuruti keinginan daging, saya ingin membalasnya tetapi saya memutuskan untuk melepaskan pengampunan dan memberkatinya. Akhirnya pemimpin tersebut menyadari kesalahannya dan sampai hari ini hubungan kami tetap baik. Saya percaya bila waktu itu saya tidak melepaskan pengampunan maka kerohanian saya pasti akan mengalami stagnasi. Saya tidak akan menjadi seperti hari ini bila tidak memutuskan untuk mengampuni setiap orang yang telah berbuat kesalahan terhadap saya.

Saya tahu banyak diantara saudara yang membaca tulisan ini memiliki luka batin akibat perlakuan orang lain yang tidak adil. Bukan saya, melainkan Tuhan yang memerintahkan anda untuk melepaskan pengampunan bagi setiap orang yang telah bersalah kepada anda.

Orang yang menolak mengampuni akan menahan kesalahan orang yang telah melakukan kesalahan itu. Bila kita tidak mengampuni kesalahan Ayah kita maka kita akan mengulangi kesalahan tersebut kepada anak-anak kita. Ampunilah dan putuskanlah kutuk generasi itu supaya Tuhan jangan datang memukul bumi sehingga musnah !

 

Mzm 112: 1-3 “Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya.”

 

Gerakan reformasi pada abad ke 16 yang dipelopori oleh Luther, Calvin, Zwingli dan Knox telah memberikan dasar yang teguh bagi perkembangan gereja selanjutnya. Salah satu kebaikan yang dihasilkan oleh gerakan ini adalah dikembalikannya kewibawaan Alkitab sebagai otoritas tertinggi dalam gereja. Para reformator mempunyai pendapat yang teguh bahwa kewenangan Paus, dewan gereja dan teolog berada di bawah Kitab Suci. Bila kita ingin memiliki pondasi hidup Kekristenan yang kokoh maka kita harus menjadikan Alkitab sebagai otoritas yang tertinggi dalam hidup kita.

 

Langkah ketiga yang harus diambil bila kita ingin menjadi pria sejati yang maksimal adalah mencintai Firman Tuhan. Banyak isteri yang mengeluh sebab para suami lebih suka menonton televisi dan bermain video game berjam-jam daripada membaca Firman Tuhan. Pria merupakan seorang pemimpin dalam keluarga dan bertanggung jawab untuk mengambil keputusan yang sesuai kehendak Allah bagi keluarganya.

  

Untuk dapat mengambil keputusan yang benar dibutuhkan hikmat ilahi. Hikmat hanya dapat diperoleh bila kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Seorang pria sejati harus mendisiplinkan diri untuk membaca Alkitab secara teratur, merenungkannya dan mentaatinya. Janganlah membaca Alkitab bila hanya ketika anda sedang mengalami masalah. Bacalah Alkitab sebelum masalah itu datang sehingga anda akan siap menghadapi ketika masalah datang. Gagal mempersiapkan diri berarti bersiap-siap untuk menerima kekalahan.

 

Alkitab menubuatkan di akhir jaman ini akan terjadi sebuah goncangan yang dasyat di dunia ini. Hanya mereka yang mendasarkan dirinya pada kebenaran Firman Tuhan yang akan tetap bertahan sampai akhir. Langit dan bumi akan berlalu tetapi FirmanNya akan tetap kekal untuk selamanya. Biarlah kita menjadi pria-pria Allah yang mencintai FirmanNya!

 

Matius  26:41 “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Jika kebanyakan wanita paling takut mengalami perasaan kesepian, kebanyakan pria paling takut mengalami perasaan kecewa. Kaum pria menghindari mengucapkan hasratnya sebab kita takut akan dikecewakan. Kita berpikir selama kita tidak mengakui sebuah kebutuhan atau hasrat maka kita dapat bebas dari kekecewaan. Oleh karena itu banyak pria yang tidak suka berdoa sebab doa membuat kita mengakui hasrat kita. Selain itu pria juga dilatih untuk mengandalkan kemampuan diri sendiri; biasanya selama masih mampu, kita ini gengsi meminta pertolongan kepada orang lain.

Tetapi Yesus, sang Pria sejati itu memberikan sebuah teladan bagi kita sebagai kaum pria yaitu kebiasaannya untuk berdoa. Yesus membiasakan diri untuk berdoa di pagi hari saat hari masih gelap. Yesus berdoa semalam-malaman sebelum Ia memilih ke dua belas muridNya. Yesus berdoa ketika orang banyak mencariNya meskipun Ia dielu-dielukan karena mereka melihat mujizat yang dikerjakanNya. Yesus berdoa ketika Ia sedang bergumul di Getsemani, bahkan Ia berdoa sampai tiga kali lamanya. Langkah ke empat yang harus diambil bila kita ingin menjadi pria sejati yang maksimal adalah membiasakan (mendisiplinkan) diri untuk berdoa.

Hampir semua pahlawan iman pria yang ada di Alkitab dan sepanjang sejarah Kekristenan merupakan pria pendoa. Martin Luther berkata “ Jika aku tidak berdoa selama dua jam setiap pagi maka iblis akan menang pada hari itu. Saya mempunyai begitu banyak tugas yang tidak dapat saya lakukan tanpa menggunakan tiga jam sehari untuk berdoa.” John Calvin mengatakan doa merupakan nafas bagi orang percaya. John Wesley, sang pembawa kebangunan rohani di Inggris itu berdoa selama dua jam setiap pagi. John Knox berdoa sangat lama, bahkan kadang sampai selama enam jam sehingga saking lamanya dia berdoa salju di tempat dia berdoa sampai mencair. Smith Wigglesworth, hamba Tuhan yang membangkitkan 14 orang mati itu berdoa setiap setengah jam sekali.

Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Dr. Peter Wagner bahwa sasaran setiap orang Kristen adalah mencapai minimal berdoa satu jam setiap hari. Tentu saja kita tidak dapat langsung mencapai doa selama satu jam ini dalam sekejap. Kita bisa melatihnya mulai dari 15 menit setiap hari dan kemudian sedikit demi sedikit menambah waktu doa tersebut. Charles Spurgeon mengatakan, “ Berdoalah untuk memperoleh kebiasaan berdoa, berdoalah sampai anda dapat berdoa.” Philip Yancey berkata, “Kita hidup dalam masyarakat yang tidak bisa memahami mereka yang berpuasa atau meluangkan waktu dua jam untuk saat teduh, namun menghormati pemain football yang latihan beban selama lima jam sehari.”  

 

Mereka yang menulis tentang kehidupan Kristen seringkali memaparkan bahwa semakin lama kita menjalani hidup Kekristenan ini maka jalan yang ditempuh akan semakin sulit bukan semakin mudah. Perjalanan hidup Kekristenan itu ibarat mendaki gunung dimana semakin tinggi kita mendaki semakin sulit dan besar tantangan yang harus dihadapi. Seseorang yang ingin berhasil mendaki gunung yang tinggi harus mengandalkan latihan bertahun-tahun; kursus kilat sebelum pendakian tidak akan berhasil. Marilah kita latih kerohanian kita dengan mendisiplinkan diri untuk berdoa setiap hari agar tatkala ujian itu datang, kita mampu keluar sebagai pemenang. Jadilah pria-pria Allah yang suka berdoa!

 

I Korintus 6:18 “Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri.”

Dr. Edwin Lois Cole, pendiri dari Christian Men’s Network mengatakan bahwa dua masalah yang terdapat hampir dimana-mana dalam kebudayaan manapun adalah ketiadaan Ayah dan pornografi. Yang satu menghasilkan pria yang tidak pernah diajarkan untuk menjadi pria sedangkan yang lain menghasilkan pria yang menolak untuk menjadi pria. Dr. Doug Banister, penulis buku ‘Sacred Quest’ menceritakan bahwa tiga dari pengkotbah besar Amerika yang berbicara dalam ibadah kapel tengah minggu saat ia sedang kuliah jatuh ke dalam perzinahan yang mempermalukan keluarga dan pelayanan mereka.

 

Pornografi dan perzinahan (perselingkuhan) termasuk dalam dosa percabulan.

Kaum pria bergumul dengan hasrat seksual karena dorongan seks yang kuat yang diberikan Tuhan kepada kita. Lebih dari 80 persen pria yang berumur diatas 12 tahun, bergumul dengan harat seksual mereka setiap hari (sisanya tidak mengalami masalah ini mungkin karena usia lanjut atau masalah fisik). Langkah ke lima yang harus diambil bila kita ingin menjadi pria sejati yang maksimal adalah menjauhi percabulan.

Dengan ditemukannya teknologi internet memang mendatangkan banyak manfaat tetapi juga mendatangkan banyak bahaya, salah satunya bahaya pornografi. Saat ini terdapat jutaan situs porno yang dapat di akses dengan mudah oleh siapapun. Pornografi internet menjadi sangat berbahaya sebab orang yang melakukannya sangat mudah untuk menghilangkan bukti dalam sekejab agar tidak ketahuan. Ketika pikiran seorang pria sudah dikuasai oleh pornografi maka ia dapat dengan mudahnya melecehkan isterinya.

Ia menjadikan isterinya sebagai sumber pemenuhan khayalnya. Sang suami yang kecanduan pornografi sudah tidak melihat keberhargaan diri isterinya selain fisiknya. Tidak sedikit pernikahan yang hancur akibat sang suami terikat oleh pornografi.

Kita diperintahkan untuk menjauhi percabulan bukan melawan percabulan. Seorang hamba Tuhan menceritakan pengalamannya ketika satu hari dia hanya sekedar iseng membuka situs porno di internet. Pada awalnya dia mengira bahwa dia bisa menahan nafsu saat melihat gambar-gambar porno tersebut. Namun tanpa disadari kegiatan yang hanya iseng itu mulai mengikatnya secara perlahan. Bersyukur, Roh Kudus menyadarkannya sehingga dia langsung bertobat dan mematikan komputer.

 

Tidak ada orang yang dapat melawan dosa percabulan; ingatlah baik-baik setinggi dan sekuat apapun kerohanian seseorang kita tidak akan bisa melawannya. Satu-satunya cara adalah dengan menjauhi (lari), seperti apa yang dilakukan oleh Yusuf saat ia digoda oleh Tante Potifar. Jauhkanlah hal-hal yang dapat membuat anda jatuh ke dalam dosa percabulan seperti majalah pria dewasa, film, dan situs porno. Jangan pernah mengkonseling seorang wanita seorang diri. Jangan pernah sendirian satu mobil dengan seorang wanita kecuali dengan isteri atau ibu anda. Jagalah selalu keharmonisan dan kemesraan hubungan dengan isteri anda. Marilah kita menjadi pria-pria Allah yang menjauhi percabulan!

 

Pengkotbah 4:9-12 “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.”

Secara alamiah kaum wanita memiliki kemampuan untuk membangun hubungan lebih baik dibanding pria. Ketika dua orang wanita menjalin sebuah persahabatan, mereka biasanya berbagi hampir segalanya. Salah satu hal yang dapat dipelajari kaum pria dari kaum wanita adalah dalam hal keterampilan mereka membangun hubungan. Tuhan menciptakan wanita sebagai penolong bagi pria, salah satunya menolong pria dalam hal membangun hubungan.

Untuk dapat membangun hubungan dengan orang lain diperlukan kemampuan untuk berkomunikasi. Tetapi banyak pria dewasa yang sulit untuk berkomunikasi sebab ketika kanak-kanak kita disuruh duduk tenang dan diam tanpa boleh banyak bicara, apalagi menangis. Akibatnya sebagai pria dewasa kita tidak dapat berkomunikasi, siap meledak tetapi tidak berani menangis. Perasaan satu-satunya yang dapat kita ungkapkan adalah kemarahan. Kita marah sebab kita tidak tahu cara yang tepat untuk mengungkapkan perasaan dan kekecewaan dengan benar.

Sebuah survei yang diadakan oleh Fuller Institute of Church Growth menunjukkan sekitar 70 % pendeta tidak memiliki seseorang yang bisa mereka anggap sebagai sahabat dekat. Banyak pelayan Tuhan yang tidak memiliki seorangpun sahabat yang dapat berbagi hidup dengan mereka. Bila kita ingin tetap bertahan dalam menghadapi terpaan badai dalam kehidupan ini, kita memerlukan sebuah komunitas. Salah satu tanda orang yang tidak memiliki komunitas adalah dia tidak memiliki seseorang yang dapat bersehati untuk berdoa bersama  saat sedang berada dalam pergumulan. Salah satu sebab saya bisa bertahan sampai hari ini karena saya memiliki sahabat-sahabat yang bisa berbagi hidup terutama saat saya sedang mengalami pergumulan berat. Langkah ke enam yang harus diambil bila kita ingin menjadi pria sejati yang maksimal adalah membangun hubungan dengan sesama.

Para pendaki gunung tinggi di dunia tidak pergi seorang diri sebab mereka harus saling mengaitkan diri terutama saat mendekati puncak gunung. Saat mendekati puncak gunung, seutas tali diikatkan diantara mereka sehingga bila ada seseorang yang menginjak lubang yang tertutup es maka ada yang menahannya supaya tidak jatuh terjerembab. Di akhir jaman ini serangan musuh semakin intensif sehingga kita tidak bisa hidup sendirian. Sebagai kaum pria, kita harus belajar membangun hubungan dengan orang lain. Kita harus belajar saling berbagi hidup dan saling mendoakan dengan sesama orang percaya. Bila kita ingin sampai di puncak gunung Allah, kita harus memiliki sahabat-sahabat yang bersedia menopang saat kaki kita menginjak lubang. Sahabat sejati merupakan harta karun yang terbesar dalam kehidupan ini!

Filipi 1:29 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia “  Bagi sebagian orang Kristen khususnya yang karismatik, penderitaan bukanlah kata yang populer. Namun penderitaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup Kekristenan. Bahkan Alkitab menyebutkan, kepada kita bukan saja dikaruniakan keselamatan melainkan juga menderita bagi Kristus. Saya tidak dapat membayangkan akan betapa jauhnya saya hari ini dari Tuhan jika Ia tidak mengijinkan sejumlah penderitaan terjadi dalam hidup saya. Kita bertumbuh paling banyak bukan pada masa yang mudah melainkan justru pada masa yang sukar itulah kita bertumbuh paling banyak. Pengalaman yang menyenangkan membuat hidup menjadi indah tetapi pengalaman yang menyakitkan membuat kita bertumbuh. Oh betapa besar pertumbuhan yang akan kita alami bila kita tahu  cara memanfaatkan penderitaan dengan benar. T.D Jakes berkata, “Tunjukkanlah kepada saya seorang pria yang telah sangat mempengaruhi generasinya maka saya akan menunjukkan kepada anda seorang pria yang telah merasakan kepedihan, belenggu dan kesengsaraan.” Langkah ke tujuh yang diperlukan bila kita ingin menjadi pria sejati yang maksimal adalah tabah dalam menghadapi penderitaan. Yesus tidak pernah menjanjikan kehidupan yang mudah bagi mereka yang ingin mengikutiNya. Bahkan sebalikNya Ia memberi syarat bagi setiap orang yang ingin menjadi muridNya untuk bersedia memikul salib dan menyangkal diri. Banyak orang Kristen yang mengingini kemuliaan tetapi tanpa ada salib tidak akan ada kemuliaan.Salib melibatkan rasa sakit, tanpa ada rasa sakit berarti belum ada salib. Merasakan kesakitan karena penderitaan merupakan bagian prinsip daripada penderitaan itu sendiri. Tidak ada manusia normal yang suka mengalami penderitaan dan rasa sakit. Secara alamiah, kita tidak mengingini penderitaan yang diperlukan untuk terjadinya proses transfomasi manusia batiniah itu. Sebenarnya tanpa tangan Tuhan sendiri yang membawa kita pada proses yang merubah kita menjadi manusia baru yang memiliki karakter Kristus maka kita tidak akan pernah sampai ke tujuan tersebut. Sayangnya seringkali kita tidak menyadari bahwa tangan Tuhanlah yang sedang menenun kita saat kita sedang mengalami penderitaan. Seringkali yang kita lihat hanyalah penderitaan dan rasa sakit akibat salib itu. Padahal tanganNya sedang merenda sebuah karya yang agung mulia. Beban salib akan terasa ringan bila kita memiliki kerelaan untuk menerimanya. Terimalah dengan rela seperti dari Allah sendiri saat salib sedang ditimpakan dalam hidup kita. Segera serahkan diri kita kepada Allah; semakin cepat kita menyerah semakin cepat kita akan meraih kemenangan. Biarlah api pemurnian itu membakar setiap hawa nafsu, kesombongan, kekotoran dan ambisi dari diri kita. Tetaplah sabar dan tabah tatkala sepertinya anda sedang berjalan melewati panasnya api neraka. Melalui penderitaan itu, Tuhan sedang membentuk anda menjadi pria-pria sejati yang akan mengubah dunia ini!

Sumber: email forward-an dari Enjie

__________________

--------------------------------------- 

Come join me at www.jawaban.com community!