Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Mati Muda
Yang paling beruntung adalah mereka yang mati muda. Mereka yang mati muda mungkin bisa diibaratkan sebagai petinju yang menang KO, sedang yang tua adalah petinju yang menang angka. Ah memangnya begitu ya? Tergantung juga sih. Mati muda disebut beruntung karena muda identik dengan semangat berkobar, tulus, tidak kompromi dan dosanya lebih sedikit. Perasaan orang lain ketika ada yang mati muda, kalau diibaratkan barang yang dicuri atau hilang, adalah seperti jika yang dicuri atau hilang tersebut adalah barang baru. Kalau barang sudah lama atau malah sudah rusak dan menjadi rongsokan, kalaupun ada yang sayang, lebih karena nilai kenangan atau kesejarahannya. Namun lebih banyak lagi barang lama, rusak atau rongsokan yang ingin dibuang daripada disimpan dalam museum atau lemari kenangan. Masih mending ditaruh di gudang, bagaimana kalau di tempat sampah?
Masalahnya lain lagi kalau barang itu sudah tidak berguna sejak masih baru. Mungkin karena salah desain, kalau barang elektronik ya karena boros energi, perawatannya mahal sementara fungsinya sedikit, mungkin juga keberadaan barang baru tersebut malah bikin susah pemiliknya atau merusak barang lain, dsb. Dalam wujud manusia, sudah semakin banyak dilihat mereka yang masih muda saja sudah tidak peduli, malas, atau sudah puas atau malah bangga dengan dirinya yang tidak peduli, malas dan sudah merasa puas dan bangga tadi. Kalau waktu baru (masih muda) saja sudah seperti itu, jangan heran kalau saat dia mati/hilang/rusak/dicuri pun tidak akan disesali, atau malah disyukuri. Mati mudanya adalah keberuntungan bagi orang lain.
Sebaliknya, ada juga barang yang makin tua makin berharga. Makin tua makin dihargai, bahkan dikeramatkan. Menjadi tua sama sekali bukan kesalahan atau sesuatu yang harus disesali. Tua bisa diidentikkan dengan kebijaksanaan, kenyang pengalaman yang membuat ia punya pengetahuan yang tidak dimiliki oleh pemuda paling pintar sekalipun. Apa benar begitu? Tergantung juga sih, banyak tergantung bagaimana waktu mudanya juga. Yang jelas, saat ini masih sangat terlalu banyak hal-hal/kegiatan/aksi/pencapaian yang kalau ingin hasil maksimal membutuhkan kebugaran fisik. Dan kebugaran fisik manusia jelas mencapai masa puncak waktu ia muda. Jadi, yang paling beruntung mungkin memang mereka yang mati muda. Namun mati sekarang atau mati besok sebenarnya bukanlah masalahnya, bagaimana ia hidup itulah intinya.
- masih tidak habis pikir setelah mengamati tabiat seorang anak muda di sebuah forum maya (bukan disini :)
- y-control's blog
- 4787 reads