Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mati Ketawa ala Penyintas Gempa (2)

Purnawan Kristanto's picture

  4. Sepeda Terjatuh

Seperti biasa, pagi itu mbak Widi belanja ke pasar. Dia mengayuh sepeda dengan santai sambil menikmati suasana pagi. Tapi tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang menggoyang sepedanya. Dia merasa sesuatu yang aneh terjadi pada sepedanya.

Kereta anginnya itu mendadak tidak bisa dikuasai sehingga akhirnya dia jatuh terjerembab.Mbak Widi segera bangun dan mengamati sepedanya untuk mencari tahu apa yang membuatnya terjatuh. Dia menjadi sangat heran karena tidak menemukan sesuatu yang tidak beres pada sepedanya. Jalan yang dilaluinya pun juga tidak ada yang berlubang.

Ketika sampai di pasar, dia baru menyadari apa yang terjadi.  Rupanya sepedanya baru saja digoncang oleh gempa berkekuatan 5,9 skala Richter.

 

Untuk menjaga kebugaran tubuuhnya, mbak Indri dan bu Yono punya kebiasaan bersepeda pagi. Pada saat melewati perumahan, tiba-tiba bu Yono berteriak, "Lho...lho...lho...rumah-rumah itu kok pada ambruk!!!" Mbak Indri mengikuti arah tangan bu Yono. Dia menyaksikan rumah yang bergetar hebat dan ambruk.

Rupanya dia baru saja menyaksikan demonstrasi kekuatan alam, yaitu gempa bumi.

 

 5. Plesetan GKJ

Tiga bulan setelah gempa, saya bertemu dengan teman dari GKJ (Gereja Kristen Jawa) Sedayu, pepanthan Sungapan.

Saya bertanya, "Bagaimana gereja Anda setelah gempa?"

Teman saya menjawab, "Akibat gempa, gereja kami benar-benar menjadi GKJ?"

"Maksudnya apa? Apa selama ini belum menjadi GKJ?” tanya saya dengan heran.

"Maksudnya, GKJ itu singkatan dari 'Gereja Kurang Jejeg'", kata teman saya sambil tersenyum.

Dalam bahasa Jawa "Kurang Jejeg" berarti tidak berdiri tegak.

 

 6. Mobil Jenazah

Untuk mengantarkan bantuan pak Yoyok merelakan truknya. Koh Yoyok yang menyopiri. Saya duduk di sampingnya. Beberapa relawan duduk di bak belakang.

Suatu kali, saya turun dari truk dan menutup pintu mobil. Sambil tertawa koh Yoyok berkata, “Rupanya mas Wawan ini terbiasa menumpang mobil jenazah!”

“Kenapa emangnya?” tanya saya heran.“Anda tadi menutup pintu keras sekali, sampai saya terkaget-kaget. Tapi kalau itu mobil jenazah, penumpangnya ‘kan tidak pernah terkejut meskipun sekeras apapun Anda membanting pintu,” katanya sambil terkekeh.

Saya hanya tersenyum kecut karena merasa tersindir. Oke deh, lain kali saya akan pelan-pelan dalam menutup mobil. 

© Purnawan Kristanto (relawan tim Gerakan Kemanusiaan Indonesia di Klaten)Penyintas=orang yang selamat dari musibah

__________________

------------

Communicating good news in good ways