Kunjungan Bush

Beberapa hari sebelum kunjungan Presiden AS, George Walker Bush, berbagai demonstrasi dilakukan oleh banyak kalangan. Ada yang berteriak keras bahwa upaya penyambutan Bush tersebut terlalu hebat. Saking hebatnya sampai memakan biaya milyaran rupiah. Namun, suka tidak suka, protes tersebut intinya tetap sama: menolak kedatangan Bush.

Penolakan paling ekstrim tampaknya dilakukan oleh Ki Gendeng Pamungkas. Mungkin sebagian besar kita yang menyaksikan tayangan di salah satu televisi swasta beberapa hari yang lalu masih ingat apa yang ia lakukan. Ia mencampur darah beberapa jenis hewan dengan darahnya sendiri lalu meminumnya. Namun, yang lebih heboh lagi, ia berikhtiar bahwa ketika Presiden Bush tiba, ia akan kesurupan karena melihat seolah-olah ada yang menyerangnya. Selain itu, pejabat di Bogor yang mendukung kedatangan Bush juga akan meninggal.

Kesannya mungkin sangat bodoh dan lucu. Saya sendiri sempat tersenyum simpul sampai akhirnya tersadar, bahwa perkara ini bukan main-main. Ketika kuasa kegelapan diundang untuk mendatangkan celaka, kita perlu menyikapinya secara serius. Saya langsung berpikir, Presiden Bush harus didoakan, pejabat Bogor yang entah siapa pun itu, juga harus didoakan.

Mengapa Mendoakan Bush
Kita harus mengakui bahwa semenjak menjadi presiden, George W. Bush memang banyak melakukan langkah-langkah yang kontroversial, terutama terkait dengan Perang Irak dan perburuan terorisme. Namun, jangan lupa kalau ia juga menjadi presiden yang paling keras menolak aborsi dan pernikahan sesama jenis. (Tentu saja kalau Anda adalah pendukung aborsi dan pernikahan sesama jenis paragraf ini tidak berlaku bagi Anda.)

Sebagai presiden negara yang paling berpengaruh, kebijakan-kebijakan yang diambilnya bukan tidak mungkin memengaruhi dunia pada umumnya. Oleh karena itu, meskipun kita bukan warga AS, kita perlu mendukung pemerintahan Bush dalam doa kita. Khususnya agar kebijakan-kebijakan yang diambilnya benar-benar tepat. Apalagi bila berkaitan dengan negara kita.

Presiden Bush akan tiba hari ini dengan sejumlah agenda. Apakah Anda mendoakan dia dalam kunjungannya ke Indonesia pada hari ini? Apakah Anda justru menantikan adegan sebagaimana yang diikhtiarkan oleh Ki Gendeng Pamungkas? Adakah Anda memandang pertemuan antara presiden kita dan Presiden AS ini sebagai sesuatu yang penting?