Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jangan Tinggalkan Betlehem...
”Jangan Kau Tinggalkan Betlehem Kalau kau tak mau jatuh, jangan tinggalkan Tuhan Yesus kalau kau mau dapat teduh …”
Penggalan pujian lama itu mengingatkanku pada banyak hal, terutama sosok seorang pendeta yang seringkali di sela-sela khotbahnya menyisipkan lagu pujian ini, dan hari ini, kembali pujian ini mengingatkanku kepada sebuah cerita.
Kemarin aku begitu terpukul dengan pengakuan seorang teman. “Aku sudah tinggalkan YESUS”; nada yang terdengar sangat enteng itu sampai hari ini masih terngiang-ngiang rasanya ditelingaku. “Ga perlu banyak komentar, juga ga usah sok mengajari aku, aku sudah belajar Theologia, bahkan aku sudah pernah sekolah di Theologia dan yang kutemukan saat ini adalah TIDAK ADA APA-APA DI DALAM KEKRISTENAN”.
Aku tersentak mendengarnya, namun kumaklumi juga itu sebagai sebuah usaha mencari pembenaran...
Ketika ada kesempatan untuk bicara, aku hanya bercerita; “Semester yang lalu seorang dosen dikeluarkan karena protes yang aku lontarkan bersama beberapa mahasiswa lain lantaran dosen bersangkutan seringkali -- saking seringnya hampir bisa dikatakan selalu -- melakukan kesalahan dalam hal materi. Tak penting siapa namanya, yang jelas dosen tersebut sudah bergelar M.Kom yang artinya dia sudah menyelesaikan pendidikan hingga Strata 2.”
Bandingkan dengan kami yang hanya mahasiswa semester IV. Apakah berarti level pendidikannya menjamin dia tidak pernah salah...?
Aku dapat info (keliru tolong diralat) Bill gate (Microsoft), Dell, Hendri (Ford),Thomas Alfa Edison, Liem Siu Liong (BCA Group) adalah orang-orang pintar yang ternyata tidak pernah mendapat gelar S1.
“Pertama kali aku pindah ke kota ini (2007) aku adalah orang yang belum pernah sama sekali mengenyam pendidikan komputer, bukankah tidak lucu ketika seorang dosen mata kuliah sistem operasi datang ke tempatku dan minta diajarkan bagaimana menginstal Ubuntu 7.04...?”
Bukannya sedang membanggakan diri, hanya memberikan gambaran, mudah-mudahan tidak menuai protes...
“Aku tak perduli apapun alasan kamu melakukannya, apakah kamu sudah serahkan semuanya, HARGA dan DIRImu, atau apapun kepada kepada laki-laki itu -- seperti biasa dengan gaya blak-blakan ku -- sehingga kamu tak bisa bisa dan tidak rela meninggalkannya, kamu mengerti FIRMAN dan kamu juga tentunya tahu ketika NAOMI meninggalkan BETLEHEM untuk mencari kehidupan yang lebih baik, dia kehilangan banyak bagian terindah dalam hidupnya...”
Dan menurutku bagian terindah tidak selalu berbicara soal materi...
“KARMA bukan bahasaku, tapi aku percaya siapa yang MENABUR kelak harus MENUAI... Aku tidak sedang mengancam, aku hanya menyanyikan kembali lagu-lagu yang mungkin kamu sudah lupa lirik-liriknya. Bukankah itu gunanya seorang sahabat...?”, lanjutku mengutif dari satu kalimat bijak.
“Dua Minggu terakhir aku terusik dengan 1 pertanyaan; PENGERTIAN dan PEMAHAMAN.
Dan aku temukan jawaban dari ceritamu hari ini, banyak diantara kita berpikir bahwa kita sudah memiliki PEMAHAMAN yang benar tentang YESUS dan KEKRISTENAN, tapi sadarkah kita bahwa ketika kita katakan kita paham, terkadang sebenarnya kita sedang melakukan pembenaran dengan menganggap PEMIKIRAN kita sendiri, PENGERTIAN kita sendiri sebagai sebuah PEMAHAMAN...?”
“Awal tahun 2002, waktu itu aku masih duduk di kelas 2 SMK, pertama kali aku belajar tentang komputer, aku membaca banyak buku tapi hampir tak satupun yang aku pahami. Tahun 2002 akhir aku hampir tidak pernah membaca buku komputer lagi, keterbatasan orang tua memintaku memanfaatkan waktu luang sepulang sekolah untuk bekerja di sebuah percetakan. Ini adalah awal mula aku mempelajari komputer secara face to face, hasilnya? Aku tidak tahu apa itu rectangle tool, apa itu pick tool, apa itu freehand tool, yang pasti dalam 2 minggu aku sudah mendesain puluhan undangan dan kartu nama tanpa bantuan selembar buku pun...“
So...?
“Apakah artinya percuma aku membaca buku hampir satu tahun terakhir, sedangkan aku dapat menguasai CorelDRAW – yang menurut kebanyakan orang sulit – hanya dalam 1 minggu...?”
“TIDAK...!!!”
“Aku MEMAHAMI dengan lebih baik ketika apa yang aku pelajari secara teori itu aku praktekkan... “
Aku bukan seorang theologi atau Hamba Tuhan, aku hanya seorang pelayan. Dari itu mohon maaf jika dalam tulisan ini terkesan aku berusaha meminimalisir pengutifan dari Alkitab. Terimakasih kepada yang sudah bersedia membaca. Demikian ceritaku, sekarang aku hanya menunggu, seraya berdoa laguku ini bisa mengingatkannya pada banyak hal-hal indah yang sudah TUHAN berikan...
Dengan gayaku, saran/kritik/protes/koreksi atau apapunlah namanya, aku harapkan agar menjadi berkat bagi kita bersama....
"Seumpama kristal kaca, sembari bercermin, kamu juga bisa melihat luka di dalamnya..."
- Adhietrima's blog
- Login to post comments
- 7026 reads