Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

DIPANGGIL UNTUK MENJADI PELAYAN

rizky_purukan's picture
Bacaan: GALATIA 5 : 13 – 15
Tidak ada seorang pun yang menjadi Kristen lalu berdiam diri. Ini  keliru! Mengikut  Yesus berarti giat melayani dunia dengan talentanya masing-masing. Sayangnya,  banyak orang berpikir  menjadi Kristen  yang penting sudah percaya, habis perkara. Mengikut Yesus sesungguhnya dipanggil untuk melayani dunia. Ya, seperti yang Yesus lakukan ketika  Ia berada di bumi ini. Orang lapar diberi makan. Yang sakit disembuhkan. Orang asing diberi tumpangan. Yatim-piatu serta janda-duda yang miskin dipelihara. Malas diajak  bekerja. Yang bodoh diajar jadi pandai. Yang sombong menjadi rendah hati. Pemarah menjadi peramah. Yang bringas  menjadi lembut penuh cinta kasih. Dan sebagainya. Ya, kita dipanggil melayani untuk merestorasi yang telah rusak oleh dosa.  
Saat ini kita menyaksikan orang yang melayani Tuhan dengan setia tinggal sedikit. Banyak terjebak dengan motivasi mencari keuntungan. Tak sedikit orang yang mengaku pelayan Tuhan, berubah menjadi pekerja yang mencari  keuntungan di ladang Tuhan. Banyak yang mengaku budak Tuhan, justru memperlakukan Tuhan sebagai budaknya. Fenomena ini semakin menggejala. Tragisnya Injil yang adalah Kabar Baik dari Tuhan telah menjadi komoditas bisnis yang sangat laku dijual.
  Siapakah hamba  Tuhan itu? Dalam Alkitab hamba itu adalah seseorang yang menyerahkan dirinya seanterunya kepada seseorang. Jadi hamba berarti segala haknya digugurkan demi kepentingan tuannya dan tidak  mencari keuntungan dari tuannya. Apalagi mau menipu tuannya, sungguh jauh dari niatnya. Seorang pelayan bukanlah pekerja atau orang upahan. Pelayan itu seperti Yesus: dari perbendaharaannya, dilayankan kepada orang lain tanpa menuntut imbalan jasa. Seorang pekerja adalah seorang penjual jasa yang bekerja bila ada upah menanti.
Kalau kita  perhatikan pelayanan Kristen saat ini,  mulai menyimpang dari pola pelayanan Yesus. Saat ini ada hamba Tuhan yang suka melayani kalau imbalan materinya besar. Hal ini nampak juga pada sebagian pendeta jemaat yang hanya suka melawat  orang kaya daripada jemaat miskin. Tragisnya semakin banyak pelayan Tuhan yang dilayani daripada melayani alias lebih suka menerima daripada memberi.
 
 
Haruskah pola-pola yang tidak sesuai dengan Injil Kristus kita pertahankan lagi? Tentu tidak! Sebagai murid Yesus kita harus rela berkorban bukan menjadikan orang lain korban kepentingan kita. Kita harus punya prinsip iman: sekalipun semua hamba Tuhan menjual Yesus, saya tidak! Ini tidak gampang, tetapi sikap ini harus  dipegang agar  banyak orang miskin, teraniaya, terlantar dan berdosa dapat merasakan  pelayanan Yesus melalui kita!