Dia-pun menolaknya

Mar 15:23 Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya.

Mur adalah satu dari sekian banyak rempah-rempah yang disebutkan dalam alkitab. Dia dikenal sebagai campuran dalam minyak urapan, selain juga dikenal sebagai salah satu dari 3 macam persembahan yang dipersembahkan orang Majus pada bayi Yesus. Beberapa waktu yang lalu sempat membaca kisah penyaliban Yesus di Injil markus, dimana Yesus menolak ketika dikasih minum anggur yang telah dicampur dengan mur.
Sejauh yang aku baca, peristiwa golgota diwarnai 2 kali pemberian anggur campuran kepada Yesus, yang pertama anggur campur mur dan yang terakhir anggur asam. Kenapa mur begitu istimewa? Tentunya karena dia amat berharga pada jaman itu, Saking berharganya ia disandingkan dengan emas ketika peristiwa natal.

Secara tradisional mur telah digunakan sebagai obat-obatan dan juga bahan tambahan dalam makanan. Bahkan the Council of Europe telah memasukkan mur dalam kategori N2, yaitu bahan yang dapat ditambahkan dalam makanan dalam kuantitas yang terbatas. Mur sendiri berasal dari tanaman dengan nama latin Commiphora molmol. Secara empiris digunakan dalam pengobatan sebagai antimikroba, karminativa dan juga sebagai obat pada infeksi tenggorokan serta pilek.

Jaman Yesus ternyata mur juga digunakan sebagai campuran dalam anggur, yang digunakan khusus untuk menghilangkan rasa sakit akibat siksa penyaliban. Jadi orang sebelum disalib dikasih minum anggur bercampur mur sebagai obat analgesic ---- tertera jelas dalam terjemahan Contemporary English Version:

Mar 15:23 There they gave him some wine mixed with a drug to ease the pain, but he refused to drink it.

Penelitian di jaman modern juga menunjukkan kebenaran kekuatan mur sebagai obat analgesic. Tikus yang telah diberi mur dengan dosis 1 mg/kg secara per oral, terbukti memiliki ketahanan ketika menjalani tes di atas plate panas. Di ketahui juga nama zat yang bertanggung jawab terhadap aktivitas analgesic mur adalah furanoeudesma–1,3–dione.

Jadi merenung, Yesus bener-bener ingin merasakan SALIB, tanpa manipulasi apapun. Dia ingin merasakan SALIB dengan seluruh kemanusiaanNya. Bahkan obat penghilang rasa sakit-pun ditolaknya demi hal itu.