Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Di balik Topeng
“Give a man a mask and he’ll tell you the truth”
(narsis.com)
Iklan Fesbuk mudah dan murah tertempel di baliho-baliho dan spanduk-spandul di perempatan.. internet bisa di akses via hp dengan murah, semua berpesbuk ria. Dunia maya, membuat keajaiban, orang-orang dari berbagai kalangan yang tak pernah terpikirkan bisa menjadi “teman”, kawan-kawan lawas pun bisa conect lagi, kawan nya kawan juga bisa jadi “teman”
Cara berinteraksi di dunia maya, membuat kita bisa bebas, sebebas-bebasnya, termasuk menentukan nama dan karakter yang mau di mainkan. Satu orang bisa mempunyai banyak nick, dan mungkin banyak peran juga.. Ada teman kalau pas chat jadi “aneh” sangat beda dengan keadaan normal nya dia. Ada yang menjadi manja ke-kanak-kanak-an, ada yang mau nampak ceria sepanjang masa, ada yang mau peran antagonis..
Di usia Remaja, dunia maya juga sebagai ajang mengaktualisasikan diri, Narsis sudah menjadi hal wajar.. banyak photo model dadakan. Asik juga sih.. Joli bisa melihat dan mengikuti kegiatan Clair my daughter dari ledakan dunia maya ini..
Di balik perlindungan dunia virtual, sikap galak dan bermusuhan pun tidak canggung-canggung untuk di pamerkan ke kalayak dunia maya, bebas. Mungkin ini yang membuat dunia maya menjadi banyak penggemarnya.. Berlindung di balik nick name, kita merasa tak perlu jaim, mau ngamuk-pun bisa dengan leluasa mengeluarkan kata caci maki, tanpa rasa risi, bahkan bisa menjadi saluran unloading emosi..
Mau lempar batu sembunyi tangan pun bisa, bahkan nampak keroyokan pun sangat di mungkin-kan karena satu orang bisa mempunyai banyak Nick..
Nick name, seakan merahasiakan identitas. Apakah dengan tanpa di kenali kita bisa bebas dan benar-benar tak ter-kenal-i?
10 Oktober 2009, ada kegiatan bersama anak-anak compassion, semua memakai topeng, ketika memakai topeng, meski hanya secuil penutup muka, sensasi yang di rasakan berbeda.. Waktu itu bisa menjadi ceria bersama-sama 200 an anak, berteriak dan tertawa ngakak, lepas bebas, meski ketika berangkat-nya ni hati kemrungsung. Ya di balik topeng serasa bisa menyembunyikan sekaligus menampakan, hal yang kita inginkan..
"Give a man a mask, and he’ll show you his true face..’
Pepatah di atas benarkah? berilah seorang pria topeng, maka dia akan menampak-kan siapa dia sebenarnya..
Dua tahun lalu, ketika di SS, semua tamu tanpa menjadi member SS bisa berkomentar, wah seru, bisa macam-macam komentarnya, hingga erusi masuk jadi kacau.. lalu timbulah policy baru di launcing admin, pengunjung (bukan member tidak bisa komentar). Pada waktu itu, awal-awal Joli masuk SS, sometimes bila ada pertanyaan nyleneh atau pemikiran liar yang kira2 akan di omeli oleh gereja, aku tanyakan di SS ini tanpa nick, alias pengunjung. Bila mau komen yang normal-normal baru pakai nick Joli
Nah, aku ingat-ingat, ketika tanpa nama, hanya sebagai anonim, bisa berkomentar apa saja, bisa ngomel sekalipun. Apakah yang aku tulis itu tidak mencerminkan seorang Joli? Aku pikir tidak, wong aku bisa berperan sebagai apapun, bisa sebagai anak2, bisa sebagai istri, bisa sebagai apapun. Jadi ingat si Oma, dulu sebagai Esti, selalu memanggil siapa aja dengan kakak, kk Xaris, kk Dennis, dll..
Kembali lagi, ketika menulis sebagai anonim, berperan sebagai anak-anak, istri atau suami atau Opa sekalipun, apakah itu tidak mencerminkan diri seorang Joli? Setelah di baca ulang, merunut kembali, kalau mau jujur, itulah Joli.. meski sembunyi di balik anonim, dia tetap Joli, bahkan bisa jadi justru itulah pribadi Joli yang tersembunyi…
Wah..wah.. berarti bener juga kata-kata..
Oscar Wilde said, “Give a man a mask and he’ll tell you the truth”
Saya suka menulis di SS dan membaca ulang semua yang kutulis sendiri, look likes baca my diary, jadi "melihat" sisi kepribadian-ku dari sudut yang lain, menarik, sangat menarik, kadang terkaget-kaget ketika menemukan sifat tersembunyi yang sama sekali tak terduga, nah sekarang lagi mencoba bagaimana memanfaatkan-nya dengan mengendalikan-nya, seperti Naruto belajar mengendalikan cakra-cakranya..;)
Nah mau coba ikutan Joli??, baca semua tulisan-tulisan anda, dan anda akan menemukan sisi-sisi tersembunyi, ada kekuatan sekaligus kelemahan bahkan keliaran yang selama ini tidak terlihat. Mungkin selama ini kita kenal kepribadian kita dari apa kata orang tentang kita, nah dengan membaca ulang tulisan-tulisan kita akan tahu kepribadian kita..
Selamat mencoba..
- joli's blog
- Login to post comments
- 9776 reads
De jure, de facto, de likan, de koran, de busan.
Dalam setiap organisasi pasti ada ketuanya, diangkat dengan surat ketetapan. Kalau di gereja ditambahi dengan kebaktian peneguhan dan dipestakan. Ini yang disebut ketua de jure, yang disahkan oleh hukum atau peraturan yang berlaku dalam organisasi itu.
Tetapi mereka yang lama hidup dalam organisasi tahu di samping ketua de jure masih ada ketua-ketua lain, yaitu:
*Ketua de facto - atau lebih populer disebut informal leader. Biar tidak disahkan secara hukum dialah sebetulnya yang memimpin organisasi itu walau jabatan de jure-nya sekedar ketua seksi kelas teri, sementara ketua de jure diam-diam telah beralih menjadi ketua dekor-an (pajangan).
*Ketua de likan - ini orang yang tiba-tiba mengambil-alih pimpinan dalam keadaan gawat (menurut penilaian subyektivitasnya) dan kemudian menghilang kembali ketika keadaan sudah sesuai dengan keinginannya. Ia tidak muncul di permukaan, karena ia ndelik (bersembunyi). Ia tidak berada dalam organisasi tetapi ia memegang remote control.
*Ketua de koran - yang melalui kekuatan dan jejaring komunikasinya membentuk opini masyarakat sesuai dengan yang dikehendakinya yang pada akhirnya opini massa ini dipergunakan untuk menyetir ketua de jure.
Masih ada lagi jenis yang mengerikan, *ketua de busan - yang tiba-tiba muncul dalam organisasi dan berusaha mengambil alih pimpinan dengan memamerkan ilmu kebalnya tanpa memikirkan kerusakan-kerusakan yang bisa diakibatkan dengan semangatnya ini.
Setelah menyelesaikan lembar-lembar test psikologi, ternyata saya tidak punya potensi untuk mengisi jabatan-jabatan itu. Sayang sekali saya harus kembali menjadi kompor minyak tanah, hanya menghangati sambil tetap eling agar tidak menghanguskan.
Jadi, saya lebih senang memilih jadi "purnomo nothing". Kompor kok dikompori. Ya ampun, ya ampun.
Salam.
Waduh.. darah tinggi kumat neh..
Ternyata, bener-bener.. memuak-kan.. nggilani tenan neh, orang-orang kristen ini.. AYO KOPDAR, ni tangan Joli gatel, tuk tonjok-in kalian satu persatu..
Wis ah.. mau ke gereja, tapi jadi males, apakah di balik kotbah mereka juga sama cermin di blog ini ya?
beruntung tenan, joli, kristennya belum tenanan,.. seandainya tenanan hasilnya bertingkah itu.. uiiih.. mundur teratur ah.. mau meditasi dan yoga aja ah..
Joli: Ikutilah teladanku
Ikutilah teladanku. Kata Mas Wawan: Orang Bodoh Ngomel, Orang Bijak Menulis. Karena saya kepingin mengomel tapi saya mendukung gerakan Mas Wawan untuk hentikan sumpah serapah di SabdaSpace maka akhirnya saya bikin tulisan berisi omelan saya dan saya posting di blog pribadi saya dan juga di FaceBook saya dengan judul: Gerombolan Si Gondrong. Dengan ngomel sambil menulis maka saya menjadi si Bodoh yang Bijak. Bwa ha ha ha.
Wah sama dengan aku dong ci joli
beruntung tenan, joli, kristennya belum tenanan,.. seandainya tenanan hasilnya bertingkah itu.. uiiih.. mundur teratur ah.. mau meditasi dan yoga aja ah..
alv: sama ci joli, aq belum Kristen tenanan, jadi ya gini deh hasilnya ha ha ha setidaknya kita ngga munafik kan? dari pada mereka yang menyebut diri Kristen dan sudah berkotbah pula tapi tingkahnya aduh biung, malah mengajarkan ajaran diluar ajaran Kristus misalnya ILLUMINATA dan BUDI ASALI LEBIH MULIA DARI YOHANES PEMBABTIS
Tetap ke gereja ci joli, kamu kan udah gede jadi tau kalo kamu ke gereja bukan karena ngeliat orang2 yg ada disitu kan, jangan ngambek gitu dong