Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Campur Kode
Pengantar
Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Bagi bahasa hidup, yaitu bahasa yang masih terus digunakan dan berkembang, persentuhannya dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan permasalahan tersendiri. Di satu sisi, persentuhan itu menambah khasanah bahasa itu sendiri. Namun, di sisi lain justru mengancam keberadaan bahasa tersebut.
Globalisasi, suka tidak suka, memberi efek yang membahayakan bagi perkembangan bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Masuknya budaya-budaya asing perlahan-lahan mendesak esksistensi bahasa Indonesia. Maraknya tayangan berbahasa Inggris hingga serbuan para investor asing menyebabkan penggunaan bahasa Inggris semakin menjadi bagian dari kehidupan sebagian besar masyarakat. Tayangan-tayangan berbahasa Inggris, penggunaan nama dengan bahasa Inggris, hingga standar perusahaan-perusahaan, baik nasional maupun multinasional, mendesak setiap orang untuk dapat berbahasa Inggris.
Dalam kondisi yang demikian, bahasa Indonesia semakin terdesak. Di satu sisi bahasa Indonesia memiliki masalahnya sendiri termasuk masalah tata bahasa. (Abdul Chaer telah membahas beberapa masalah yang terdapat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.)Namun, di sisi lain, bahasa Indonesia yang dulu sering dipertentangkan dengan bahasa daerah, kini harus berhadapan lagi dengan bahasa-bahasa asing.
Dampak dari serbuan bahasa-bahasa asing itu terlihat dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Semakin banyak orang yang karena tidak ingin dianggap kuno atau ketinggalan zaman memilih untuk menggunakan bahasa asing. Misalnya:
(a) Gue sih fun-fun (s)aja.
(b) Kapan dia akan married?
Kalimat-kalimat di atas itulah yang disebut dengan campur kode. Secara sederhana, campur kode ialah fenomena pencampuran bahasa kedua ke dalam bahasa pertama, pencampuran bahasa asing ke dalam struktur bahasa ibu. Berdasarkan definisi sederhana ini, fenomena campur kode sebenarnya tidak melulu melibatkan bahasa asing. Bisa juga melibatkan bahasa daerah dengan bahasa nasional.
Masalah
Masalah yang hendak dibahas dalam tulisan ini, yaitu:
a. apakah penggunaan campur kode dapat dibenarkan?
b. apa yang melatarbelakangi penggunaan campur kode?
Batasan
Pembahasan mengenai campur kode ini dibatasi hanya pada tataran kata. Oleh karena itu, tulisan ini tidak akan membahas jenis-jenis campur kode pada tataran frase ataupun klausa.
Pembahasan
A Dapatkah Campur Kode Dibenarkan?
Pada prinsipnya campur kode merupakan pencampuran bahasa kedua ke dalam struktur bahasa pertama. Perhatikan contoh berikut.
(c) Kemarin kita dinner bersama.
Campur kode pada (c) adalah pencampuran unsur bahasa Inggris, dinner, ke dalam struktur bahasa Indonesia.
Perhatikan pula contoh berikut yang dikutip kembali dari (b) di atas.
(d) Kapan dia akan married?
Kekeliruan sering terjadi pada saat melakukan campur kode. Pencampuran unsur asing ke dalam struktur bahasa pertama seringkali tanpa memperhatikan bentuk dari unsur yang dicampurkan itu. Kata married pada (d) di atas merupakan bentuk lampau. Dengan demikian, maknanya menjadi 'telah menikah'. Sementara itu, penutur kalimat tersebut umumnya hendak menanyakan kepada perihal kapan dia menikah. DDengan kata lain, si dia sama sekali belum menikah. Fakta ini ditandai oleh kata fakta. Bila dikembalikan ke bentuk asalnya, kalimat (d) menjadi (e). Bandingkan pula dengan (f).
(e) Kapan dia akan menikah?
(f) *Kapan dia akan sudah menikah?
Kasus yang lain sering ditemukan, misalnya pada khotbah-khotbah. Di salah satu gereja, fenomena pencampuran kode ini tampaknya sudah menjadi suatu hal yang lumrah sehingga terus terpelihara dengan baik. Misalnya seperti berikut ini.
(g) Allahlah yang men-sustain seluruh alam semesta.
(h) Tidak ada seorang pun yang perfect di dunia ini.
Kekeliruan pada dua contoh di atas lebih karena pilihan katanya. Baik sustain maupun perfect merupakan kata yang sudah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Kedua kata itu masing-masing diwakili oleh topang dan sempurna.
Bila kita perhatikan, kasus-kasus serupa sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam wacana-wacana tertentu. Hal ini menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan oleh semua penutur bahasa Indonesia.
B Latar Belakang Campur Kode
Setidaknya ada dua hal yang paling melatarbelakangi penggunaan campur kode. Kedua alasan tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Alasan akademis.
Terkadang, orang-orang dengan latar belakang pendidikan tertentu ingin menunjukkan kemampuan di bidangnya. Oleh karena itu, ia sering menggunakan istilah-istilah asing dalam bahasa Inggris maupun bahasa asing lainnya. Pencampuran ini kalau tidak dalam bahasa lisan tentunya dalam bahasa tulisan. Perhatikan (i) berikut.
(i) Kita telah memasuki zaman postmodern yang artinya konsep-konsep yang selama ini dipercayai dunia telah digoyang dan diberi makna yang baru.
b. Gengsi
Sebagaimana diungkapkan di atas, merebaknya arus globalisasi menyebabkan banyak orang berlomba-lomba untuk menguasai bahasa Inggris (selain bahasa Mandarin dan bahasa Jepang). Oleh karena itu, agar tidak dianggap ketinggalan zaman, banyak orang yang senang menggunakan kata(-kata) dari bahasa Inggris. Perhatikan pula contoh berikut.
(j) Kado ini benar-benar menjadi surprise buatku.
Simpulan
Dari bahasan singkat di atas, disimpulkan beberapa hal berikut.
a. Campur kode bukanlah kebiasaan yang turut melestarikan bahasa Indonesia.
Meski campur kode sangat tidak disarankan, dalam kasus-kasus tertentu, campur kode tidak dapat dihindari. Syaratnya hanya bila kata asing tersebut tidak memiliki padanan dalam bahasa Indonesia. Campur kode sebagaimana pada (k) berikut ini dapat dibenarkan mengingat eros tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia.
(k) Bila kita hanya memahami kasih hanya pada tataran eros, berarti kita belum memahami esensi terdalam dari kasih yang sesungguhnya.
b. Secara umum, ada dua alasan yang melatarbelakangi penggunaan campur kode, berupa alasan akademis dan gengsi.
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
- Indonesia-saram's blog
- 10562 reads