Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Benarkah Yesus Dijadikan Tuhan Oleh Manusia?

pemuda desa's picture

Benarkah Yesus sebenarnya adalah manusia biasa yang dijadikan Allah karena usaha Rasul Paulus dan kemudian Kaisar Konstantin? Benarkah Ia sebetulnya tidak pernah menyatakan Diri-Nya sendiri sebagai Tuhan atau Mesias?

Kekristenan, produk politik?

Tren di kalangan penyelidik Alkitab menyatakan bahwa Yesus sebenarnya tak pernah menyatakan diri-Nya sebagai Mesias atau Tuhan. Ia hanya tokoh bijak atau filsuf yang berkeliling mengajarkan doktrin-doktrin moral di masa bangsa Yahudi menderita akibat penjajahan Romawi. Sebutan itu semata diberikan para murid-Nya sebagai dampak pemberitaan akan kebangkitan-Nya pada Paskah. Paulus juga disebut sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab dalam menjadikan Yesus sebagai Allah. Bahkan dikatakan, Paulus menciptakan kisah tokoh agung bernama Yesus ini dengan menggabungkan misteri, kepercayaan, simbol-simbol dan karakter seperti Dionisius, Mithras, serta Osiris. Fakta bahwa Perjanjian Baru adalah hasil tulisan para rasul dianggap sebagai salah satu penyebab sekaligus buktinya.

Pendapat lain menyebut kekristenan, termasuk segala yang berhubungan dengannya (Alkitab, doktrin, tata cara ibadah, hari raya) adalah kepercayaan yang didirikan oleh Kaisar Konstantin yang menjadikan Kristen sebagai agama negara Romawi. Kekristenan sebelum masa Konstantin, dikatakan memiliki berbagai jenis pandangan dan aliran, tidak tunggal seperti di masa kini. Atas perintah Konstantin pula, Alkitab disusun sedemikian rupa dengan mengeliminasi atau mengedit beberapa kitab untuk menjaga kepentingan politik gereja dan kekuasaan. Demikian pula dengan penetapan 25 Desember sebagai hari Natal yang merujuk pada tradisi Romawi untuk menyembah dewa matahari.

Yesus adalah Allah, pengikut ajaran-Nya disebut Kristen

Para ahli mungkin lupa bahwa nama Kristus yang berarti ‘yang diurapi’ memiliki makna sama dengan Mesias. Dalam Alkitab, kita juga menemukan ayat-ayat yang menunjukkan pernyataan Yesus yang menunjukkan hal ini. Seperti saat Ia ditanyai murid-murid Yohanes Pembaptis (Mat. 11:4-6), pernyataan-Nya pada Filipus (Yoh. 14:8-9), dan seringnya Ia merujuk diri-Nya sebagai Anak Manusia (bdk. Daniel 7) adalah beberapa bukti bahwa Yesus memang menyatakan diri sebagai Allah dan Mesias, sehingga gelar itu bukannya pemberian para murid setelah peristiwa Paskah.

Pernyataan bahwa Yesus adalah tokoh ciptaan Paulus juga tidak masuk akal. Terlalu banyak ahli (bahkan yang atheis) dan terlalu banyak bukti yang menunjukkan Yesus adalah tokoh sejarah yang benar-benar pernah hidup di bumi pada abad pertama.

Tuduhan campur tangan atau tekanan Konstantin untuk menciptakan kekristenan dengan segala doktrin dan tradisinya harus dilihat secara objektif. Pertama, keliru jika mengira kekristenan saat ini sudah tunggal karena sejak dulu, doktrin dan aliran kekristenan (termasuk para bidat dan Alkitabnya) masih eksis hingga saat ini. Kalangan Kristen juga banyak meragukan tujuan Konstantin. Sang kaisar dipandang sebagai seorang sinkretis yang hanya ingin mengendalikan pemberontakan dan kekuatan umat Kristen waktu itu. Tak heran, fakta 25 Desember adalah hari raya dewa matahari sendiri sudah jamak diketahui umat Kristen. Namun, itu bukan masalah serius karena bagi doktrin kekristenan, yang lebih penting sebenarnya adalah hari kebangkitan. Hari Natal memang dipandang sebagai produk budaya, tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (kasih, keluarga, Allah yang menjadi manusia, dll) jauh lebih penting dari budayanya sehingga harus tetap diperingati.