Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bahaya Internet Dalam Area Biblika (2)

puellus's picture

 

Pseudepigrapha

Pseudepigrafa berasal dari kata Yunani pseud?s, "salah" and ‘epigraph?, "inskripsi, tulisan" jadi secara literal berarti tulisan-tulisan yang salah. Secara teknis, pseudepigrafa menunjuk kepada kitab-kitab yang lahir pada abad 2 SM sampai dengan abad 3 yang menggunakan nama gadungan. Nama gadungan yang biasa dipakai adalah nama-nama tokoh-tokoh kenamaan di masa lampau, misalnya Adam, Henokh, Musa, Yusuf, dsb. Oleh karena itu para ahli kitab akan menunjuk tokoh Henokh yang terdapat dalam Kejadian 5 sebagai penulis kitab Henokh. Penggunaan nama gadungan ini bisa dilatar belakangi kekaguman penulis terhadap tokoh yang namanya digunakan untuk kitabnya atau agar pembaca memperhitungkan kitab yang ditulisnya karena penggunaan nama tokoh besar.

Jadi jelas bahwa kitab-kitab pseudopigrafa tidak bisa dijadikan acuan (kanon) iman Kristen karena sudah diketahui bahwa kitab itu kitab gadungan.

 

Masalah Yang Muncul

Dengan tidak diakuinya kitab pseudepigrafa, maka kitab ini tidak pantas dijadikan bahan ajaran. Akan tetapi , masalahnya, dalam Yudas mengutip kata-kata dari kitab Henokh, Yudas 14-15,Juga tentang mereka, Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya,  15 hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan."

Beberapa orang mengatakan bahwa dengan dikutipnya kitab Henokh oleh Yudas, berarti kitab Henokh memiliki kewibawaan. Pandang ini salah, karena siapa saja yang mempesoalkan pengutipan Yudas harus mencatat bahwa Yudas tidak menyebut kitab Henokh sebagai kitab yang berwibawa. Paulus juga mengutip tulisan-tulisan Yunani di luar Alkitab (Kis.17:28 dari Clemanthes dan Aratus (Phaenomenon 5); 1 Kor.15:33, Thais 218, Tit.1:12, Epimedines (Peoraculis). Jadi pengutipan Yudas atas kitab Henokh juga merupakan sebuah hal unik, dengan inspirasi Roh Kudus, Yudas mampu melihat penglihatan yang sebenarnya diantara beragam nubuatan yang tidak tepat.