Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

The Art of Practice makes Perfect

peterkambey's picture

Lama sudah saya berkecimpung dalam dunia musik. Sebagai seorang pemain gitar bass di gereja, saya pada akhirnya hari-hari ini bertemu banyak sekali teman-teman lama yang dulu sama-sama belajar bermain musik. Ada banyak sekali cerita seru, menyenangkan bahkan menyedihkan di awal-awal proses pembelajaran musik kami pada waktu itu.

Tapi ada satu hal khusus yang menarik perhatian saya mengenai skill bermain musik dari beberapa di antara teman-teman saya yang ternyata tidak jauh lebih baik dibandingkan dengan tehnik bermain musik mereka di awal-awal belajar musik. Ada di antara mereka yang belum (bahkan mungkin tidak) mengalami kemajuan dalam beberapa hal yang sangat mendasar namun penting seperti penguasaan tempo, penentuan jenis rhythm, chord yang benar, bahkan dynamics dalam proses untuk mencapai klimaks pada saat worship.

Saya merenung dan berpikir keras untuk mencari penyebab ketidakbisaan mereka ini sampai pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa mereka tidak pernah berlatih dengan benar. Sebelum saya jelaskan lebih lanjut mengenai hal ini saya akan memulainya dengan ilustrasi berikut ini.

Setiap orang yang memiliki pancaindra yang baik entah itu wanita maupun pria pasti bisa belajar menyetir mobil, mengayuh sepeda bahkan mengendarai motor. Tidak sulit untuk belajar menyetir mobil, mengayuh sepeda maupun mengendarai motor. Caranya, bisa belajar sendiri atau bisa juga melalui bantuan orang lain. Untuk menyetir mobil, mengayuh sepeda dan mengendarai motor tidak membutuhkan banyak sekali teori-teori yang rumit yang penting niat belajar dan tekun. Dalam tahap ini saya mengutip istilah yang cukup populer yaitu "Practice makes Perfect". Atau dengan kata lain berlatih terus menerus akan membuat kesempurnaan.

Namun ternyata persoalan 'practice makes perfect' tidak berhenti sampai disitu. Latihan (practice) saja ternyata belum tentu membuat seseorang sempurna (perfect) dalam mengerjakan atau mempelajari sesuatu. Kembali ke cerita di awal tulisan ini. Teman-teman seperjuangan saya yang akhirnya mengalami kesulitan dalam bermain musik pada dasarnya bukanlah orang-orang yang tidak pernah latihan sama sekali karena pada prinsipnya mereka setiap minggunya selalu terlibat dalam pelayanan yang sekaligus menjadi ajang tempat latihan (practice) mereka secara tidak langsung.

Saya akhirnya mengambil kesimpulan bahwa kegagalan mereka bukan karena tidak pernah latihan akan tetapi karena mereka berlatih tapi tidak berlatih dengan benar. Setiap latihan yang benar seharusnya selalu menghasilkan perbaikan bahkan perbaikan yang sekecil apapun. Setiap orang yang berlatih seharusnya selalu memiliki cara untuk melihat kesalahan - sekecil apapun itu - dalam setiap latihan kemudian memperbaikinya di latihan berikutnya. Kesempurnaan seseorang dalam mengerjakan atau melatih sesuatu bukan ditentukan oleh alat-alat yang dipergunakan misalnya alat musik yang canggih dan mahal atau mobil yang dilengkapi dengan peralatan canggih untuk memudahkan berkendara, alat-alat olahraga yang mahal dan bermerek terkenal, dsb. Akan tetapi semua pada akhirnya kembali kepada yang bersangkutan untuk terus berlatih dan tentu saja berlatih dengan benar.

Pada akhirnya, nilai seni terbaik untuk practice makes perfect adalah berlatihlah terus, dan berlatih dengan benar. Sebuah kesempurnaan nilainya memang relatif buat setiap orang. Itu sebabnya saya berpikir, jika dalam kenyataan memang terlalu sedikit orang yang mencapai kesempurnaan dalam mengerjakan dan mempelajari sesuatu, mungkin saya (atau mungkin juga anda) adalah orang yang setiap hari berlatih dalam mengerjakan sesuatu tetapi tidak pernah berlatih dengan benar. Dan ini jugalah yang menyebabkan kenapa banyak orang yang sulit mencapai apa yang sebenarnya dia inginkan. Sambil manggut-manggut, sekarang saatnya saya untuk terus berlatih dan berlatih dengan benar.

 ----

Baca Artikel-artikel saya lebih lengkap di http://peterkambey.blogs.friendster.com

Sebagai penulis pemula (baru mulai sejak Feb 2007), kritik, pujian, masukan, dan komentar sangat dibutuhkan. Terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati